Musibah banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga meningkatkan risiko kesehatan. Beberapa penyakit dapat menyebar bahkan setelah banjir surut. Apa saja penyakit yang dapat berkembang setelah banjir? Simak ulasannya berikut ini.

Penyakit yang Berkembang Setelah Banjir

Penyakit yang berkembang setelah banjir umumnya disebabkan oleh mikroba yang terbawa dalam air kotor dan menggenang. Penyakit-penyakit ini bisa mencakup gangguan pencernaan hingga masalah kulit. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang paling sering terjadi setelah musibah banjir:

Diare

Diare merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi setelah musibah banjir dan selama musim hujan. Penyakit ini lebih sering dialami oleh bayi dan balita. Gejala yang muncul antara lain tinja encer, demam, dan peningkatan frekuensi buang air besar. Jika tidak ditangani dengan tepat, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang berisiko mengakibatkan komplikasi serius.

Kolera

Kolera sering menyebar di daerah yang terkena musibah seperti banjir, gempa bumi, atau badai. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri di usus dan ditandai dengan diare parah. Kolera dapat menyebabkan dehidrasi dengan cepat dan jika tidak ditangani dengan segera, berisiko mengancam jiwa.

Baca Juga: Mengenal Scrub Typhus, Penyakit Infeksi yang Dapat Menular melalui Kutu

Demam tifoid

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Ketika Anda menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tifoid, bakteri tersebut akan berkembang biak dan masuk ke aliran darah.

Gejala demam tifoid antara lain demam berkepanjangan, tidak nafsu makan, mual, sakit kepala, sembelit, dan penurunan berat badan. 

Hepatitis A

Hepatitis A adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja orang yang terinfeksi.

Berbeda dengan hepatitis B dan C, hepatitis A tidak menyebabkan penyakit hati kronis, namun bisa menimbulkan gejala yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Gejala yang muncul antara lain demam, mual, dan muntah.

Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira. Anda dapat terinfeksi bakteri ini melalui luka terbuka atau melalui mata, hidung, dan mulut. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. 

Penularan leptospirosis dapat terjadi melalui:

• Kontak langsung dengan urine atau cairan reproduksi dari hewan yang terinfeksi.
• Kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh bakteri penyebab leptospirosis.
• Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Leptospira.

Baca Juga: Benarkah Teh Pahit Efektif untuk Mengatasi Diare?

Penyakit kulit

Penyakit kulit setelah banjir dapat terjadi akibat paparan kulit yang terlalu lama terhadap air banjir atau karena kondisi higienitas yang buruk. Beberapa penyakit kulit yang dapat muncul pasca-banjir antara lain dermatitis kontak iritan, infeksi bakteri (seperti selulitis dan folikulitis), dan infeksi jamur (seperti panu dan kurap).

Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit yang dapat berkembang setelah banjir. Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Gejala malaria yang umum antara lain demam, lemas, mual, dan nyeri otot. 

Setelah banjir, sejumlah penyakit dapat berkembang akibat genangan air yang kotor. Genangan ini menjadi tempat berkembang biaknya kuman penyebab penyakit. Sebagai langkah pencegahan, sebaiknya hindari kontak langsung dengan genangan air yang tampak kotor. Jika memiliki luka terbuka, segera tutup dengan perban dan hindari kontak dengan air yang terkontaminasi.

Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan, Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!