Diare pada bayi bisa menjadi masalah yang serius. Bukan hanya menyebabkan ketidaknyamanan, diare pada bayi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius dan mengancam jiwa apabila tidak ditangani dengan baik.
Diare pada bayi bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari infeksi virus, bakteri, hingga parasit serta alergi makanan atau gangguan pencernaan. Diare ini ditandai dengan frekuensi buang air besar yang sering dan lebih cair, ini dapat menyebabkan dehidrasi yang cepat pada bayi.
Bahaya Diare pada Bayi
Bahaya utama diare pada bayi adalah dehidrasi. Saat dehidrasi, tubuh bayi akan kehilangan cairan dan elektrolit lebih cepat daripada yang bisa digantikan.
Dehidrasi pada bayi ditandai dengan beberapa gejala yang mudah diamati, seperti mulut kering, mata cekung, ubun-ubun yang cekung, menangis tanpa air mata, kulit yang kering dan tidak elastis, serta popok yang kering karena penurunan frekuensi buang air kecil.
Selain itu, diare pada bayi juga berisiko menyebabkan malnutrisi dan infeksi sekunder. Infeksi ini dapat menyebar dan menyebabkan komplikasi lain, seperti infeksi saluran pencernaan yang lebih serius atau sepsis, yang merupakan kondisi gawat darurat yang dapat mengancam jiwa.
Baca Juga: Rotavirus, Infeksi Virus Penyebab Diare pada Anak-Anak
Cara Mencegah Diare pada Bayi
Diare pada bayi dan anak-anak bisa dicegah. Berikut adalah beberapa cara yang disarankan:
Memberi ASI eksklusif
Salah satu cara paling efektif dalam mencegah diare pada bayi adalah memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya. ASI mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari infeksi, termasuk infeksi yang menyebabkan diare.
Selain itu, ASI juga lebih mudah dicerna oleh pencernaan bayi yang belum sempurna, sehingga tidak akan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan.
Menjaga kebersihan
Langkah pencegahan lainnya adalah menjaga kebersihan. Pastikan tangan Anda selalu bersih, cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum menyentuh bayi, menyiapkan makanan, memberikan susu, atau setelah mengganti popoknya.
Menjaga kebersihan botol susu, dot, peralatan makan, dan lingkungan bayi juga merupakan langkah penting dalam mencegah kontaminasi dan infeksi yang dapat menyebabkan diare. Cuci peralatan makan dengan sabun dan air hangat setelah selesai digunakan, kemudian sterilkan dengan alat sterilizer serta keringkan.
Cuci mainan bayi secara teratur dengan sabun dan air hangat, terutama mainan yang sering masuk ke mulut bayi. Ganti dan cuci seprai dan selimut bayi secara teratur. Pastikan tempat tidur bayi tetap bersih dan kering.
Baca Juga: Hati-Hati Ya, Makanan dan Minuman Ini Bisa Sebabkan Diare
Mendapatkan vaksinasi
Vaksinasi menjadi salah satu cara paling penting dalam mencegah diare berat. Seperti vaksin rotavirus yang dirancang untuk melindungi bayi dari infeksi rotavirus yang dapat menyebabkan diare parah, muntah, dan demam.
Vaksin rotavirus umumnya diberikan dalam 2-3 dosis. Dosis pertama dimulai sekitar usia 2 bulan dan paling lambat diberikan saat usia 8 bulan.
Perhatikan makanan pendamping ASI (MPASI)
Setelah enam bulan, ketika bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, penting untuk memastikan makanan tersebut aman dan bersih. Makanan harus dimasak dengan baik dan disiapkan dengan cara yang higienis.
Hindari memberikan makanan mentah atau setengah matang pada bayi. Makanan setengah matang atau makanan mentah terutama daging, unggas, dan telur, bisa mengandung bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Listeria yang dapat menyebabkan infeksi serius.
Selalu waspada terhadap tanda-tanda diare pada bayi seperti tinja yang lebih cair, disertai lendir atau darah serta peningkatan frekuensi BAB menjadi lebih sering. Segera konsultasikan dengan dokter melalui aplikasi Ai Care yang dapat diunduh di App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina