Selain pakaian bayi, selimut bayi biasanya menjadi salah satu barang yang ditemukan dalam daftar belanjaan bayi baru lahir. Selimut bayi hadir dalam berbagai desain, bahan dan juga ketebalan. Selimut yang lembut banyak dipilih untuk membantu kenyamanan dan menjaga kehangatan bayi. Namun, benarkah aman memberikan selimut pada bayi baru lahir?
Ketahui serba serbi penggunaan selimut bayi dan apa-apa saja yang perlu diperhatikan saat memberikan selimut pada bayi.
Risiko Memberikan Selimut pada Bayi Baru Lahir
Para ahli sepakat bahwa memberikan selimut pada bayi baru lahir adalah hal yang sangat berisiko. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi.
Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
Sebenarnya penyebab SIDS belum benar-benar dipahami sepenuhnya. Namun, praktik tidur yang aman dikatakan dapat membantu mengurangi risiko SIDS. Untuk menurunkan risiko SIDS, bayi disarankan untuk tidur dalam posisi telentang dan bebas dari benda-benda tambahan seperti selimut, bantal, boneka dan mainan.
Baca Juga: Cara Mencegah SIDS, Kematian Mendadak pada Bayi
Mati lemas atau tercekik
Memberikan selimut atau benda-benda lain di tempat tidur bayi dapat meningkatkan risiko bayi mati lemas atau tercekik. Apabila selimut terletak di atas wajah bayi menutupi hidung dan mulut, bayi lebih berisiko kesulitan bernapas.
Bayi cenderung bergerak selama tidur. Saat mereka menggerakkan selimut ke wajah mereka sendiri, hal ini dapat meningkatkan risiko kesulitan bernapas atau terjebak di bawah selimut.
Overheating
Penggunaan selimut khususnya yang tebal dan berbulu lebat berisiko menyebabkan bayi overheating. Kelebihan panas ini membuat bayi menjadi tidak nyaman yang ditandai dengan:
- Kenaikan suhu tubuh dengan atau tanpa demam
- Kulitnya terlihat kemerahan
- Berkeringat atau rambutnya terlihat basah
- Rewel dan gelisah
- Peningkatan detak jantung
- Tampak terlalu lelah dan lesu
- Tampak bingung dan lemah
- Bayi mual dan muntah
Juga sangat penting untuk memperhatikan suhu kamar tidur yang sejuk dan nyaman untuk menghindari overheating.
Baca Juga: Ragam Posisi Menggendong Bayi yang Aman
Kapan Bayi Boleh Tidur Menggunakan Selimut?
American Academy of Pediatrics (AAP) tidak merekomendasikan memakaikan selimut pada bayi baru lahir, terutama selimut yang tebal dan berat setidaknya selama 12 bulan pertama usianya. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko sesak napas, tercekik dan kematian mendadak pada bayi.
Setelah usia 12 bulan, atau ketika anak sudah cukup besar untuk menggunakan selimut, pertimbangkan ukuran, ketebalan dan jenis kain selimut. Selimut yang lebih besar dapat menimbulkan risiko tercekik dan mati lemas, sedangkan selimut dari bahan muslin dianggap lebih aman.
Hindari pula memilih selimut yang memiliki tali atau pita panjang yang dapat meningkatkan risiko anak terjerat atau tercekik. Untuk anak yang cukup aktif bergerak, pertimbangkan memberikan piyama panjang yang jauh lebih aman dibandingkan selimut.
Apabila Anda memutuskan memberikan selimut, maka pastikan selimut diletakkan tidak lebih tinggi dari dada. Selalu awasi dan pantau bayi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan tidurnya.
Membutuhkan saran dari dokter terkait tips menidurkan atau merawat bayi? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim