Definisi
Hipertermia adalah suhu tubuh yang sangat tinggi, atau kepanasan. Ini adalah kebalikan dari hipotermia, dimana tubuh Anda terlalu dingin. Suhu tubuh manusia normal adalah sekitar 37 derajat Celcius. Suhu tubuh yang mencapai lebih dari 37.7 derajat Celcius termasuk suhu tubuh yang tinggi.
Hipertermia tidak sama dengan demam. Ketika Anda mengalami hipertermia, suhu tubuh Anda meningkat melebihi batas ambang tertentu yang dikontrol oleh hipotalamus (bagian otak yang mengontrol berbagai fungsi tubuh). Sementara itu, ketika tubuh mengalami demam, hipotalamus yang meningkatkan ambang batas suhu tubuh. Peningkatan suhu tubuh yang disengaja ini merupakan usaha tubuh untuk melawan penyakit atau infeksi.
Terdapat kondisi yang disebut dengan hipertermia maligna. Ini adalah kondisi genetik yang membuat seseorang rentan mengalami hipertermia jika menerima kombinasi spesifik dari obat-obatan tertentu. Pada penderita penyakit ini, suhu tubuhnya dapat meningkat signifikan saat atau setelah menerima obat-obatan tertentu.
Baca selengkapnya mengenai hipotermia, di sini: Hipotermia - Definisi, Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Penyebab
Hipertemia terjadi ketika tubuh menyerap atau menghasilkan lebih banyak panas dari yang bisa dilepaskan tubuh. Keringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk mendinginkan tubuh, namun terkadang keringat tidak cukup untuk menjaga tubuh Anda pada suhu yang normal. Ketika hal ini terjadi, suhu tubuh dapat meningkat.
Aktivitas fisik pada cuaca yang sangat panas dan lembap merupakan penyebab hipertermia yang paling sering.
Terdapat beberapa tipe hipertemia yang berbeda yaitu:
- Heat cramps: kram otot dapat terjadi ketika tubuh kehilangan elektrolit (garam dan zat penting lainnya di dalam cairan tubuh) melalui keringat. Heat cramps sering terjadi pada lengan, tangan, tungkai bawah, dan kaki
- Heat exhaustion: heat exhaustion lebih serius dari heat cramps. Pada kondisi ini suhu dapat mencapai 40 derajat Celcius. Heat exhaustion dapat berujung pada heatstroke
- Heat rash: jika Anda banyak berkeringat pada cuaca yang panas dan lembap, Anda dapat mengalami iritasi kulit yang disebut heat rash. Hal ini tampak sebagai kumpulan jerawat atau lepuhan merah berukuran kecil. Heat rash biasanya muncul pada lipatan siku, di bawah payudara, di dekat lipat paha, atau di bagian dada atas dan leher
- Heat stress: heat stress dapat terjadi jika Anda memiliki pekerjaan yang mengharuskan Anda bekerja pada kondisi yang panas. Hal ini meliputi pemadam kebakaran, penambang, dan pekerja konstruksi. Heat stress dapat menyebabkan heat exhaustion atau heatstroke
- Heatstroke: bentuk hipertermia yang paling berat adalah heatstroke. Ini adalah kondisi yang mengancam nyawa yang menyebabkan suhu tubuh meningkat lebih dari 40 derajat Celcius. Heatstroke terutama berbahaya jika suhu tubuh mencapai lebih dari 41,1 derajat Celcius
Faktor Risiko
Semua orang dapat mengalami hipertermia, namun Anda berada pada risiko yang tinggi jika Anda:
- Dehidrasi
- Berusia lebih dari 65 tahun atau kurang dari 4 tahun
- Melakukan aktivitas fisik berat pada cuaca yang panas
- Mengonsumsi alkohol berlebihan
- Mengalami ketidakseimbangan elektrolit
- Menderita kondisi medis tertentu, seperti gangguan pada jantung, paru, ginjal, hati, tiroid, pembuluh darah, atau kelebihan berat badan maupun kekurangan berat badan
- Mengkonsumsi obat-obatan tertentu, seperti diuretik, stimulan, sedatif, tranquilizers, obat jantung, dan obat darah tinggi
- Memakai pakaian yang tebal pada cuaca yang panas
Gejala
Heat cramps umumnya menyebabkan kram otot mendadak pada kaki, betis, paha, tangan, ataupun lengan. Kram dapat terasa nyeri atau intens. Otot menjadi nyeri setelah kram hilang.
Gejala heat exhaustion meliputi:
- Pandangan kabur
- Pusing
- Lelah atau lemas
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Pernafasan atau detak jantung cepat
- Nyeri kepala
- Nyeri atau kram otot
- Kepala ringan atau pingsan
- Mual dan muntah
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hipotensi, Anda dapat membacanya di sini: Hipotensi - Definisi, Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Gejala heatstroke seringnya mirip dengan heat exhaustion, namun dapat juga disertai:
- Kulit kering tidak berkeringat
- Gangguan keseimbangan
- Bingung dan disorientasi
- Kulit panas dan merah atau malah sangat pucat
- Tekanan darah rendah atau tinggi
- Kejang
Diagnosis
Dokter mendiagnosis hipertermia melalui pemeriksaan anamnesis atau wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
Wawancara Medis
Pada wawancara medis, dokter akan bertanya mengenai gejala Anda, riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, yaitu pengukuran tekanan darah, laju pernapasan, denyut nadi, dan suhu tubuh.
Pemeriksaan Penunjang
Setelah bertanya dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter dapat menyarankan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium. Dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan darah atau urine.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pemeriksaan urine, Anda dapat membacanya di sini: Urine Lengkap - Indikasi, Kontraindikasi, Hasil dan Saran
Tata Laksana
Jika Anda mengalami gejala hipertermia ringan sampai sedang, Anda harus:
- Menghentikan aktivitas fisik dan berisitrahat di tempat yang sejuk dengan ventilasi yang baik
- Membuka pakaian yang tebal
- Meminum cairan yang sedikit asin untuk menggantikan elektrolit yang hilang. Anda dapat meminum cairan isotonis atau air yang ditambahkan dengan beberapa sendok teh garam. Hindari minuman berkafein
- Menggunakan kompres dingin pada kulit Anda
- Menjaga kulit yang iritasi agar tetap kering. Berikan bubuk atau salep untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat ruam
- Lakukan peregangan lembut pada otot yang mengalami kram
Anda biasanya dapat menangani kondisi ini di rumah. Pada beberapa kasus, dokter dapat merekomendasikan pemasangan infus.
Sementara itu, heatstroke adalah sebuah kondisi kegawatdaruratan medis yang membutuhkan terapi di rumah sakit. Jika Anda sedang menunggu ambulans sampai atau sedang dalam perjalnaan ke rumah sakit, cobalah untuk menyejukkan penderita sebisa mungkin dengan:
- Rendam penderita pada air yang sejuk, jika memungkinkan
- Semprot penderita dengan air dan tiupkan angin pada tubuhnya (hal ini disebut dengan evaporative cooling)
- Berikan ice packs pada leher, lipat paha, dan ketiak
- Hindari pemberian obat-obatan, termasuk aspirin dan asetaminofen
Baca selengkapnya mengenai obat aspirin, di sini: Aspirin - Cara Kerja, Kontraindikasi dan Interaksi Obat
Komplikasi
Kebanyakan orang dapat sembuh seutuhnya dari penyakit hipertermia setelah beristirahat di tempat sejuk dan mengganti kehilangan elektrolit. Namun, orang dengan heatstroke dapat mengalami syok, menjadi koma, mengalami kegagalan organ atau bahkan kematian.
Pencegahan
Kebanyakan bentuk hipertermia dapat dicegah, yang dapat Anda lakukan di antaranya:
- Menghindari aktivitas fisik pada kondisi yang panas dan lembap
- Konsumsi cairan isotonis atau air yang sedikit asin
- Jangan pernah meninggalkan anak-anak pada ruang tertutup yang panas, seperti mobil
- Berada pada area yang sejuk atau berventilasi baik selama gelombang panas
- Memakai pakaian yang ringan, longgar, dan berwarna cerah jika Anda harus pergi keluar saat panas
Jika Anda harus melakukan aktivitas pada saat panas oleh karena pekerjaan Anda atau olahraga, biarkan tubuh Anda mengalami aklimatisasi terhadap panas secara perlahan. Mulai lakukan pekerjaan atau aktivitas yang ringan sekitar 2 minggu sebelum Anda melakukan aktivitas yang berat. Setelah itu, naikan kemampuan tubuh untuk mengatasi suhu tinggi secara perlahan. Jika memungkinkan, lakukanlah aktivitas atau pekerjaan Anda pada pagi hari ketika suhu lebih sejuk.
Kapan Harus ke Dokter?
Hubungi dokter jika mengalami:
- Demam tinggi
- Kesulitan berjalan, bernafas, atau berbicara
- Berkeringat berlebihan
- Penurunan kesadaran
- Terlihat bingung atau disorientasi
Namun, jika Anda mengalami gejala heat stroke, segera cari pertolongan medis.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim