Definisi
Kifosis adalah lekukan tulang belakang yang menyebabkan punggung atas menjadi lebih bungkuk ke depan dari lekukan normalnya. Tulang belakang yang normal bila dilihat dari belakang umumnya akan tampak lurus. Namun sebenarnya, setiap orang memiliki sedikit kelengkungan pada tulang belakangnya. Tulang belakang normalnya akan melengkung sekitar 20-45 derajat di area punggung atas.
Pada kifosis, derajat kelengkungan tulang belakang di area punggung atas lebih besar dari 50 derajat, membuat mereka terlihat bungkuk. Kifosis derajat ringan umumnya tidak terlalu menyebabkan banyak masalah. Namun pada kifosis yang berat, bisa timbul keluhan nyeri sampai gangguan napas.
Penyebab
Tulang belakang berjalan dari bawah tengkorak sampai pinggul. Tulang-tulang yang disebut dengan vertebra ini dipisahkan oleh bantalan empuk yang berfungsi sebagai penyerap guncangan (shock absorbers).
Pada kifosis, area tulang belakang di bagian punggung atas atau dada melengkung secara berlebihan. Normal bagi tulang belakang untuk sedikit melengkung, karena dalam rongga dada terdapat organ-organ yang bertempat di sana seperti jantung dan paru. Namun, bila sudut kelengkungan tulang belakang di area dada sekitar 50 derajat atau lebih, kondisi ini termasuk tidak normal.
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini, yaitu:
- Postur yang Buruk (Kifosis Postural)
Jenis kifosis yang paling sering ditemukan dan umumnya mulai terlihat jelas saat remaja. Postur yang buruk seperti sering membungkuk, bersandar di kursi dan membawa tas yang berat dapat meregangkan otot dan ligamen yang berada di area tulang belakang. Hal ini dapat meningkatkan kelengkungan tulang belakang.
- Kifosis Scheuermann
Kifosis juga dapat terjadi ketika tulang belakang tidak berkembang dengan normal. Bentuk tulang belakangnya menjadi berbeda dari normal dan menjadi lebih mudah melengkung. Umumnya kondisi ini dimulai sebelum pubertas. Penyebab kifosis jenis ini masih belum diketahui dan lebih sering ditemukan pada laki-laki.
- Kifosis Bawaan
Terjadi gangguan perkembangan tulang belakang selama janin masih di dalam kandungan. Pada banyak kasus, terdapat penggabungan dua atau lebih tulang belakang. Hal ini bisa menyebabkan kifosis ketika anak lahir.
- Kondisi Medis Lainnya
Kifosis juga dapat timbul sebagai akibat dari cedera tulang belakang, seperti patah tulang. Tulang belakang yang melemah, contohnya karena osteoporosis atau pengapuran, juga rentan patah sehingga bisa rentan semakin melengkung.
Pada anak-anak, kifosis umumnya dikaitkan dengan kondisi medis tertentu seperti:
-
- Spina bifida, gangguan bawaan lahir yang membuat tabung saraf gagal terbentuk dengan baik.
- Osteogenesis imperfekta, gangguan tulang yang diturunkan secara genetik di mana tulang menjadi mudah patah.
- Sindrom Ehlers-Danlos, sekelompok penyakit pada jaringan ikat yang berada di kulit, pembuluh darah, tulang dan jaringan lainnya.
Faktor Risiko
Ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kifosis, antara lain:
- Seiring peningkatan usia, derajat kelengkungan tulang juga akan semakin meningkat.
- Kifosis juga lebih banyak ditemukan pada perempuan dibanding laki-laki.
- Kepadatan tulang yang rendah juga berisiko membuat tulang belakang mudah patah dan menjadi melengkung.
- Postur tubuh yang buruk bisa meningkatkan risiko terjadinya kifosis.
Gejala
Terkadang kifosis tidak menyebabkan gejala apapun selain punggung yang terlihat melengkung atau bungkuk secara tidak normal. Namun, pada beberapa kasus kifosis dapat menyebabkan:
- Nyeri dan kekakuan punggung.
- Ada perbedaan tinggi atau posisi pada bahu atau tulang belikat.
- Kepala terlihat menekuk ke depan bila dibandingkan dengan anggota tubuh lain.
- Kelelahan.
Pada kifosis berat, gejala dapat bertambah buruk seiring berjalannya waktu. Anda juga mungkin dapat mengalami kesulitan bernapas dan makan.
Diagnosis
Dokter biasanya dapat mendiagnosis kifosis dengan melihat fisik tubuh Anda serta dari gejala yang Anda keluhkan. Dokter akan mengukur tinggi badan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik, mengamati posisi tubuh saat berdiri atau membungkuk, melihat kelengkungan tulang belakang dari belakang, samping dan saat Anda berbaring. Selain itu, Anda juga akan diperiksa untuk bila terdapat gangguan pada keseimbangan dan rentang gerak Anda.
Pada pasien anak, riwayat kehamilan ibu dan riwayat kelahiran anak perlu disampaikan pada dokter. Karena ada beberapa jenis kifosis yang dikaitkan dengan gangguan saraf, bila anak mengalami keterlambatan perkembangan, dokter bisa melakukan evaluasi lebih lanjut.
Pemeriksaan penunjang tambahan yang mungkin dilakukan adalah:
- Pemeriksaan Pencitraan
X-ray dapat membantu mengetahui derajat kelengkungan dan mendeteksi adanya kelainan bentuk tulang belakang. CT scan bisa dilakukan jika dokter menginginkan gambaran pencitraan yang lebih detail. Menggunakan gelombang radio dan medan magnet kuat, MRI dapat mendeteksi infeksi atau tumor pada tulang belakang.
- Pemeriksaan Saraf
Jika Anda mengalami keluhan baal atau kelemahan otot, Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan untuk menilai seberapa baik impuls saraf dihantarkan antara saraf tulang belakang dan anggota gerak Anda.
Tata Laksana
Pengobatan pada kifosis tergantung pada derajat kelengkungan tulang belakang Anda apakah masih tergolong ringan atau berat. Selain itu, keluhan yang Anda alami akibat kifosis, kondisi penyebab kifosis dan usia Anda juga berpengaruh. Umumnya kifosis derajat ringan dan tidak bergejala tidak memerlukan pengobatan.
Obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas seperti paracetamol atau ibuprofen bisa diberikan untuk mengatasi keluhan nyeri. Bila pasien menderita osteoporosis yang menyebabkan tulang belakang mudah patah, obat penjaga massa jenis tulang bisa diberikan. Selain obat, peregangan dan latihan kekuatan otot dapat membantu memperbaiki fleksibilitas tulang belakang dan mengatasi nyeri punggung.
Anak-anak dengan kifosis dapat diterapi menggunakan metode nonbedah, seperti penggunaan brace untuk menjaga agar kifosis tidak semakin memburuk seiring pertumbuhan anak.
Kifosis jarang membutuhkan terapi bedah. Namun pada beberapa kasus tertentu, kifosis derajat berat dapat membuat saraf atau cabang saraf tulang belakang terjepit. Untuk memperbaiki kondisi ini operasi mungkin diperlukan.
Komplikasi
Komplikasi kifosis biasanya hanya terjadi pada kasus yang berat. Nyeri yang timbul bisa menetap, dan kelengkungan tulang yang besar dapat membuat Anda mengalami kesulitan bernafas karena tulang belakang menekan paru dan jalan napas.
Terkadang, orang dengan kifosis dapat mengalami keluhan saraf bila saraf yang berjalan melalui tulang belakang tertekan atau terjepit. Pada kondisi ini dapat timbul gejala seperti:
- Baal atau kesemutan di lengan dan tungkai.
- Masalah keseimbangan.
- Hilangnya kontrol kandung kemih dan pencernaan yang normal.
Komplikasi serius ini membutuhkan pertolongan medis segera. Anak-anak yang lebih besar dapat merasa malu dengan penampilannya akibat efek kifosis atau karena harus memakai brace. Hal ini dapat memengaruhi kepercayaan diri anak. Beberapa anak dapat menarik diri dari lingkungan sosialnya dan enggan untuk berpartisipasi pada aktivitas tertentu seperti olahraga.
Pencegahan
Kifosis yang timbul karena postur tubuh yang buruk dapat dicegah Anda harus mendukung anak untuk:
- Menghindari kebiasaan membungkuk dan duduklah dengan posisi tegak.
- Menghindari membawa tas sekolah yang berat dan jika menggunakan tas punggung, pastikan tas terdesain dengan baik agar bebannya tidak berat sebelah.
- Olahraga teratur untuk membantu mengencangkan otot punggung dan menjaga fleksibilitasnya. Aktivitas seperti berenang, lari, berjalan, dan yoga ideal untuk membantu mencegah masalah punggung.
Kapan Harus ke Dokter?
Berkonsultasilah dengan dokter jika Anda menyadari adanya peningkatan kelengkungan pada punggung Anda atau pada tulang belakang anak Anda.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma