Alprazolam

Alprazolam

Bagikan :


Brand/nama lain

Actazolam, Alganax, Alprazolam, Alviz, Apazol, Atarax, Calmlet, Feprax, Frixitas, Grazolam, Opizolam, Psynax, Soxietas, Xanax, Xanax Xr, Zolastin, Zypraz.

Cara Kerja

Alprazolam merupakan obat yang biasa dimanfaatkan untuk mengurangi gangguan cemas (ansietas) atau panik. Alprazolam bekerja melalui proses yang rumit pada beberapa bagian di sistem saraf pusat, sehingga akhirnya melepaskan zat kimiawi yang dikenal dengan GABA, yang memiliki efek menenangkan pikiran.

Indikasi

Kondisi medis berupa gangguan cemas (ansietas) atau gangguan panik.

Kontraindikasi

Kontraindikasi penggunaan alprazolam berupa kondisi medis seperti miastenia gravis, gangguan saluran pernapasan yang berat, sindrom sleep apnea, glaukoma sudut tertutup akut, gangguan liver berat, dan penggunaan obat-obatan seperti ketokonazol atau itrakonazol secara bersamaan.

Efek Samping

Efek samping umumnya jarang terjadi. Meskipun demikian, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi, misalnya berdebar-debar, sakit dada, pandangan buram, mual, muntah, mulut kering, sulit buang air besar, mudah lelah, mudah tersinggung, sakit kepala, serta pusing berputar.

Sediaan

Alprazolam tersedia dalam sediaan tablet 0,25 mg; 0,5 mg; serta 1 mg.

Dosis

Mengobati gangguan cemas jangka pendek

  • Dosis dewasa: 0,25 – 0,5 mg, 3 kali sehari, selama 8 – 12 minggu termasuk penurunan dosis di dalam kurun waktu tersebut.

Mengobati gangguan panik

  • Dosis dewasa: dosis awal 0,5 mg, 3 kali sehari, dapat dinaikkan bertahap hingga 10 mg per hari bila dibutuhkan.

Keamanan

Kehamilan:

Termasuk FDA kategori D (terdapat bukti positif berisiko pada janin berdasarkan data reaksi simpang dari pengalaman investigasional atau pasaran atau penelitian pada manusia) sehingga disarankan untuk tidak mengonsumsi obat tersebut.

Interaksi Obat

Penggunaan obat-obatan antibiotik golongan makrolida seperti azitromisin atau klaritromisin bersama dengan alprazolam dapat meningkatkan konsentrasi obat antibiotik di dalam darah, sehingga meningkatkan risiko efek sampingnya. Oleh karena itu, perlu diawasi oleh dokter apabila terdapat penggunaan obat yang bersamaan.

Writer : dr Apri Haryono Hafid
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 22:24