Brand/Nama Lain
Merek dagang dari clenbuterol yang terdapat di pasaran adalah spiropent.
Cara Kerja
Obat ini masuk dalam golongan beta-2 agonis. Bekerja dengan cara mengaktifkan tempat penempelan sel beta-2 pada otot saluran napas. Sehingga menimbulkan otot saluran napas mengalami peregangan (relaksasi) dan saluran napas terbuka atau diameternya melebar. Oleh karena itu, obat ini digunakan untuk meredakan gejala sesak akibat saluran napas menyempit, seperti asma.
Indikasi
Clebuterol digunakan pada kondisi sesak napas dan saluran napas menyempit yang dapat disebabkan oleh penyakit asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).
Kontraindikasi
Penggunaan clenbuterol perlu diperhatikan pada beberapa penyakit dibawah ini:
- Pasien yang memiliki riwayat diabetes mellitus (DM) dan hipertensi
- Penderita hipertiroid
- Pasien dengan gangguan irama jantung (aritmia)
- Pada kondisi asma yang sangat berat
- Adanya penyakit jantung seperti sel otot jantung tidak bekerja optimal
Efek Samping
Efek samping yang dapat timbul dari penggunaan obat ini adalah sebagai berikut:
- Tremor pada otot
- Detak jantung meningkat
- Berdebar-debar
- Nyeri kepala
- Kecemasan dan gelisah
- Keringat berlebih
- Suhu badan meningkat
- Penurunan elektrolit kalium dalam darah
- Peningkatan kadar gula darah
- Kram otot
- Pelebaran pembuluh darah
- Munculnya reaksi alergi
Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan inhalasi (obat hirup).
Dosis
Dosis obat ini bergantung dengan jenis sediaannya, seperti di bawah ini:
- Sediaan inhalasi (obat hirup), dosis yang digunakan adalah 20 mcg 3 kali sehari. Bergantung dengan beratnya gejala dan sesuai anjuran dokter
- Sediaan tablet (obat minum), dosis obat clenbuterol 20 mcg 2 kali sehari. Kemudian dosis ini dapat ditingkatkan menjadi 40 mcg sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien.
Keamanan
Pada ibu hamil belum diketahui keamanannya. Namun penggunaan obat ini pada kehamilan sebaiknya dihindari. Obat ini juga belum diketahui dapat terkandung dalam ASI atau tidak. Sehingga keamanan penggunaan obat ini pada ibu menyusui masih belum diketahui. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakan obat ini jika sedang menyusui.
Interaksi Obat
Clenbuterol dapat berinteraksi dengan beberapa obat dan berpotensi menimbulkan beberapa efek samping dalam tubuh seperti dibawah ini:
- Penggunaan secara bersamaan dengan obat diuretik (obat meningkatkan produksi urin) seperti obat thiazid menimbulkan interaksi obat berupa terjadinya ganguan irama jantung (aritmia)
- Jika digunakan bersama dengan obat teofilin dosis tinggi dapat meningkatkan risiko terjadi penurunan elektolit kalium dalam darah.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
Clenbuterol – Mims Indonesia. (2022). Retrieved 12 June 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clenbuterol?mtype=generic
Schulman, JS. (2019). What IS Clenbuterol. Healthline. Retrieved 12 June 2022, from https://www.healthline.com/health/clenbuterol#usage
Hayes, K. (2022). Clenbuterol: Uses, Side Effects, Risks. verywellhealth. Retrieved 12 June 2022, from https://www.verywellhealth.com/clenbuterol-5077548
Clenbuterol – DrugBank. drugbank.com (2022). Retrieved 12 June 2022, from https://www.cornerstoneuc.com/2020/03/06/risk-factors-for-an-asthma-attack/
Risk Factor for an Asthma Attack – ConerStone. cornerstoneuc.com. (2020). Retrieved 12 June 2022, from https://www.cornerstoneuc.com/2020/03/06/risk-factors-for-an-asthma-attack/