Definisi
Endometritis adalah peradangan atau iritasi pada lapisan dalam rahim (endometrium), walaupun kondisi ini dapat memengaruhi seluruh lapisan rahim. Rahim normalnya bebas dari mikroorganisme. Namun, mikroba dapat memasuki rahim dari serviks (leher rahim) dan vagina sehingga menyebabkan infeksi dan peradangan.
Endometritis biasanya terjadi akibat pecahnya selaput ketuban saat persalinan, menjadi salah satu infeksi pascamelahirkan yang paling sering ditemukan. Perlu diketahui bahwa endometritis berbeda dengan endometriosis, yaitu suatu kondisi tumbuhnya sel endometrium di luar jaringan rahim.
Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai endometriosis, Anda bisa membacanya di sini: Endometriosis - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Penyebab
Endometritis bisa terjadi akibat masuknya flora bakteri normal dari leher rahim dan vagina ke dalam rahim. Rahim adalah organ yang umumnya steril atau bersih dari mikroba, sampai kondisi tertentu seperti pecahnya selaput ketuban saat persalinan. Bakteri lebih mungkin memasuki jaringan rahim yang berdarah, lemah ataupun luka, contohnya pada prosedur operasi caesar.
Sebagian besar kasus endometritis pascamelahirkan disebabkan oleh kombinasi berbagai mikroba, meliputi bakteri aerob (memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya) dan anaerob (bakteri yang bisa bertahan walaupun tidak ada oksigen). Sebanyak 60% sampai 70% infeksi disebabkan oleh bakteri seperti:
- Peptostreptococcus
- Peptococcus
- Bacteroides
- Prevotella
- Clostridium
- Streptococci grup A dan B
- Enterococcus
- Staphylococcus
- Klebsiella pneumoniae
- Proteus sp.
- Escherichia coli
Jaringan rahim yang luka pada operasi caesar lebih rentan terhadap infeksi bakteri Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus. Endometritis yang terjadi sekitar 7 hari atau lebih setelah melahirkan sering disebabkan oleh bakteri Chlamydia.
Faktor Risiko
Risiko terjadinya endometritis bisa meningkat pada kondisi berikut:
- Setelah keguguran, persalinan lama atau melahirkan.
- Endometritis di masa nifas ditemukan 25 kali lebih banyak pada ibu yang menjalani operasi caesar.
- Pasca menjalani prosedur pada organ panggul yang dilakukan melalui serviks atau leher rahim, seperti:
- Prosedur mengeluarkan sebagian jaringan dari rahim (dilatasi dan kuretase).
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan endometrium.
- Histeroskopi, prosedur yang dilakukan untuk melihat bagian dalam rahim dengan bantuan selang tipis berkamera.
- Pemasangan KB spiral atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
- Adanya infeksi selaput ketuban saat kehamilan (korioamnionitis).
- Status sosioekonomi yang rendah.
- Selaput ketuban pecah, yang memungkinkan flora bakteri normal pada vagina dan leher rahim untuk berpindah ke rahim.
- Usia ibu yang muda saat hamil.
- Kehamilan pertama.
- Obesitas.
- Cairan ketuban yang bercampur tinja pertama dari janin (mekonium).
- Mengalami infeksi organ kelamin bagian bawah.
Selaput dan kantung ketuban juga bisa terinfeksi saat kehamilan. Anda bisa membaca artikelnya di sini: Korioamnionitis - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Gejala
Gejala dan keluhan yang dapat dirasakan oleh pasien meliputi:
- Demam, wanita dengan endometritis sering mengalami demam sebagai tanda awal adanya infeksi. Derajat demam sering terkait dengan tingkat keparahan infeksi.
- Pembengkakan perut.
- Perdarahan vagina yang tidak normal.
- Keputihan yang berwarna abnormal (kehijauan) dan berbau.
- Rasa tidak nyaman pada perut, termasuk sembelit.
- Perasaan tidak enak badan atau sakit.
- Nyeri pada perut bawah, area panggul (nyeri rahim) atau bokong.
- Diare (pada beberapa infeksi).
Diagnosis
Jika Anda mengalami gejala endometritis, dokter akan bertanya terlebih dahulu mengenai keluhan yang Anda alami dan sudah berapa lama keluhan tersebut dirasakan. Selanjutnya, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk riwayat kehamilan Anda dan penyakit Anda sebelumnya.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti tanda-tanda vital (tekanan darah, napas, denyut nadi, derajat nyeri) dan pemeriksaan panggul. Rahim dan leher rahim Anda dapat terasa nyeri. Mungkin bisa ditemukan penurunan bising usus saat dokter memeriksa perut Anda dengan stetoskop. Dokter akan mencari bila terdapat tanda infeksi pada tubuh Anda. Selain itu, dapat ditemukan cairan abnormal yang keluar pada kelamin.
Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Dokter bisa menyarankan dilakukannya pemeriskaan berikut:
- Pemeriksaan darah lengkap untuk melihat:
- Peningkatan sel darah putih (kondisi ini sering ditemukan pada infeksi).
- Laju endap darah sebagai salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi peradangan di tubuh.
- Pemeriksaan kultur, dengan mengambil sampel dari serviks untuk memeriksa bila organ reproduksi sudah terinfeksi oleh mikroba. Kultur bermanfaat untuk mengetahui bakteri penyebab infeksi sehingga bisa dicari antibiotik yang cocok untuk mengatasinya.
- Kultur darah juga bisa dilakukan bila terdapat kecurigaan infeksi sudah meluas dalam darah dan memengaruhi organ tubuh lain.
- Pemeriksaan penunjang seperti USG (ultrasonografi) dapat membantu menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang dapat menyebabkan keluhan pada ibu pascamelahirkan.
Tata Laksana
Karena endometritis sebagian besar terjadi akibat bakteri, umumnya dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi yang terjadi, sekaligus untuk mencegah komplikasi. Pastikan Anda mengonsumsi antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter agar tidak terjadi resistensi bakteri terhadap obat. Selain itu, datanglah sesuai jadwal untuk kontrol pengobatan dengan dokter.
Antibiotik bisa diberikan dalam bentuk obat minum atau melalui infus, tergantung derajat infeksi yang Anda miliki, apakah tergolong ringan atau berat. Informasikan juga pada dokter bila Anda sedang menyusui, karena ada antibiotik yang sebaiknya tidak diberikan pada ibu menyusui.
Pada infeksi yang ringan, dokter dapat memberikan antibiotik doksisiklin atau levofloksasin bersama metronidazol, atau amoksisilin klavulanat. Sementara itu pada infeksi endometritis derajat sedang sampai berat, umumnya Anda akan dirawat inap dan diberikan infus antibiotik gentamisin dan klindamisin. Antibiotik lain bisa diberikan sesuai kebijaksanaan dokter bila Anda memiliki resistensi terhadap antibiotik tertentu.
Dokter akan mengobservasi keadaan Anda, bila ada perbaikan kondisi atau tidak dalam 24-72 jam. Bila endometritis disebabkan oleh bakteri yang turut menyebabkan infeksi menular seksual, beri tahu dokter agar pasangan juga bisa diobati.
Anda bisa membaca artikel mengenai infeksi menular seksual di sini: Infeksi Menular Seksual - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Komplikasi
Pada kebanyakan kasus, endometritis akan sembuh dengan pemberian antibiotik yang tepat. Endometritis yang tidak ditangani dapat menyebabkan infeksi berat dan komplikasi yang lebih serius.
Komplikasi yang bisa terjadi akibat endometritis antara lain:
- Gangguan kesuburan.
- Peritonitis pelvis (infeksi pada lapisan rongga perut yang meluas ke panggul).
- Pembentukan kantung berisi nanah pada panggul atau rahim.
- Hematoma atau adanya kumpulan darah di luar pembuluh darah.
- Infeksi meluas ke darah.
- Syok sepsis, kondisi ketika kebutuhan oksigen organ tubuh tidak tercukupi akibat respon berlebihan tubuh terhadap infeksi.
Komplikasi tersebut dapat menyebabkan kematian jaringan rahim, membuat rahim perlu diangkat untuk menangani infeksi. Komplikasi fatal yang bisa timbul akibat endometritis yang tidak tertangani adalah kematian.
Pencegahan
Endometritis bisa terjadi setelah melahirkan. Ruangan persalinan atau operasi yang bersih bisa menurunkan kemungkinan ibu mengalami infeksi. Selain itu, bakteri penyebab infeksi menular seksual (IMS) juga bisa menimbulkan endometritis. Untuk mencegah endometritis akibat IMS, kondisi tersebut harus diobati bersama pasangan. Lakukanlah aktivitas seksual yang aman, seperti memakai kondom dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Wanita yang akan menjalani operasi caesar akan diberikan antibiotik sebelum prosedur dilakukan untuk mencegah infeksi.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter bila Anda mengalami keluhan seperti demam, pembengkakan atau nyeri pada perut yang hebat. Konsultasi dengan dokter bisa membantu Anda mengetahui bila keluhan yang Anda alami bukan sesuatu yang mengkhawatirkan atau perlu diperiksa lebih lanjut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma