Ertapenem

Ertapenem
Ertapenem digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Invanz

 

Cara Kerja

Ertapenem adalah suatu obat antibiotik yang termasuk ke dalam golongan karbapenem sintetis. Obat ini bekerja dengan cara berikatan dengan protein-protein tertentu pada dinding sel bakteri. Hal ini akan membuat fungsi sel bakteri dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya menjadi terganggu sehingga bakteri akan mati. Ertapenem adalah obat yang efektif untuk banyak jenis bakteri yang bisa menginfeksi berbagai bagian tubuh yang berbeda.

 

Indikasi

Obat ini digunakan pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia di atas 3 tahun untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat bakteri berikut:

  • Infeksi di dalam rongga perut.
  • Infeksi pada paru (pneumonia).
  • Infeksi ginekologis, terkait sistem reproduksi.
  • Infeksi kaki pada penderita diabetes.

Ertapenem juga digunakan untuk mencegah infeksi setelah operasi kolorektal (operasi pada usus besar termasuk rektum). Obat ini digunakan jika terbukti melalui tes kepekaan efektif membunuh mikroorganisme penginfeksi. Selain itu, ertapenem bisa diberikan pada infeksi derajat sedang sampai berat yang diduga atau terbukti bakteri penyebabnya resisten setelah diobati dengan antibiotik lain.

Bila Anda tertarik untuk membaca mengenai pneumonia, Anda bisa membacanya di sini: Pneumonia - Definisi, Penyebab, dan Faktor Risiko.

 

Kontraindikasi

Obat ini dilarang penggunaannya pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap antibiotik golongan beta laktam, seperti amoxicillin atau cefadroxil. Ertapenem juga dilarang digunakan pada pasien yang hipersensitivitas terhadap obat bius lidocaine.

Anda bisa membaca mengenai antibotik amoxicillin di sini: Amoxicillin Trihydrate - Cara Kerja, Indikasi, dan Kontraindikasi.

 

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi adalah:

  • Nyeri kepala.
  • Peradangan pembuluh darah pada lokasi suntikan (phlebitis).
  • Keluhan pencernaan seperti diare, mual atau nyeri perut.
  • Kelelahan.
  • Jantung berdebar-debar. 

Reaksi alergi juga dapat terjadi pada penggunaan obat ini. Segera pergi ke dokter jika Anda merasakan gejala alergi berat seperti:

  • Kepala terasa ringan.
  • Kesulitan bernapas.
  • Tangan dan kaki terasa dingin.
  • Pembengkakan pada daerah wajah, tangan atau kaki.

 

Sediaan

Ertapenem tersedia dalam bentuk serbuk obat suntik 1 gr/ampul.

 

Dosis

Karena obat berbentuk serbuk, obat harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum disuntikkan. Cairan pelarutnya bisa dengan air steril, NaCl 0,9%, cairan bakteriostatik atau obat lidocaine 1%. Pemilihan cairan pelarut tergantung dengan cara pemberian obat, apakah diberikan melalui pembuluh darah vena atau disuntikkan ke dalam otot.

 

Infeksi Bakteri

  • Dewasa: 1 gram sekali sehari, dengan durasi pengobatan hingga 14 hari.
  • Anak-anak usia 3 bulan sampai 13 tahun: 15 mg per kilogram berat badannya diberikan dua kali sehari, maksimal 1 gr/hari. Obat disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena atau ke dalam otot.

 

Pencegahan Infeksi Akibat Operasi

Dewasa: 1 gr dosis tunggal, diberikan 1 jam sebelum operasi yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena.

 

Keamanan

Obat ini tergolong ke dalam kategori B pada kehamilan. Dari penelitian yang dilakukan pada hewan uji coba, tidak terlihat adanya efek samping padsa janin hewan. Namun belum ada penelitian yang dilakukan pada wanita hamil, atau obat tidak dapat dikonfirmasi secara klinis pada wanita hamil trimester pertama.

Pemberian obat ertapenem harus dilakukan secara hati-hati, terutama pada kelompok individu berikut:

  • Memiliki gangguan sistem saraf pusat (memiliki riwayat kejang).
  • Adanya gangguan fungsi ginjal.
  • Wanita hamil.
  • Anak di bawah 18 tahun.
  • Orang dengan usia lanjut.

 

Interaksi Obat

  • Penggunaan bersama probenecid (obat penurun asam urat) dapat menghambat pengeluaran ertapenem melalui ginjal.
  • Penggunaan ertapenem bersama asam valproat atau natrium divalproex (obat antikejang) dapat mengurangi konsentrasi obat asam valproat, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kejang secara tiba-tiba.

 

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 02:32