• Beranda
  • penyakit
  • Mengenal Dysphoria, Ketika Seseorang Mengalami Ketidakpuasan Mendalam

Mengenal Dysphoria, Ketika Seseorang Mengalami Ketidakpuasan Mendalam

Mengenal Dysphoria, Ketika Seseorang Mengalami Ketidakpuasan Mendalam
Ilustrasi dysphoria. Credit: Freepik

Bagikan :


Dysphoria adalah kondisi dimana seseorang merasa tidak puas atau mengalami ketidakpuasan mendalam. Meskipun kondisi ini sebenarnya tidak termasuk gangguan kesehatan mental, namun dysphoria sering dikaitkan dengan berbagai gejala penyakit mental. Artikel berikut membahas apa itu dysphoria dan cara penanganannya. 

 

Apa Itu Dysphoria?

Anda mungkin familiar dengan istilah euforia, yaitu perasaan gembira berlebihan. Dysphoria atau suasana hati disforik merupakan kondisi yang berlawanan dengan euforia, yaitu kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman atau mengalami ketidakpuasan yang mendalam.

Dysphoria sebenarnya bukan sebuah diagnosis klinis gangguan kesehatan mental, namun kondisi ini bisa mengindikasikan sebuah tanda peringatan dini depresi. Mengenali gejala dan cara penanganannya dapat mencegah kondisi ini berkembang menjadi gangguan kesehatan mental lebih lanjut.

Terdapat beberapa bentuk dysphoria yang diakui secara klinis, di antaranya:

  • Dysphoria gender, dimana seseorang mengalami ketidakpuasan terhadap persepsi gender yang sering kali muncul ketika identitas gender yang dirasakannya tidak sesuai dengan jenis kelamin dan gender yang ditetapkan saat lahir.
  • Rejection sensitive dysphoria, yaitu kondisi dimana seseorang merasa sensitif terhadap penolakan.
  • Postcoital dysphoria, yaitu depresi atau sedih setelah berhubungan intim.
  • Premenstrual dysphoric disorder, yaitu gejala gangguan emosional dan fisik yang dimulai seminggu atau dua minggu sebelum menstruasi.
  • Tardive dysphoria, yaitu gejala depresi yang tertunda atau memburuk setelah penghentian atau perubahan pengobatan antidepresan

Dysphoria yang tidak ditangani dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan dan peningkatan risiko depresi.

Baca Juga: Kebiasaan Ini Baik untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

 

Penyebab Dysphoria

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan munculnya perasaan dysphoria, yaitu:

  • Stres: Stres yang terjadi di lingkungan kantor, keluarga, lingkungan, hingga sedih akibat kehilangan orang yang dicintai dapat memicu timbulnya perasaan dysphoria.
  • Kondisi kesehatan: Masalah kesehatan fisik seperti kurang gizi dan gangguan tiroid, dapat menyebabkan dysphoria
  • Penyalahgunaan zat: Penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, serta kecanduan alkohol dan rokok, dapat memengaruhi pelepasan zat kimia dalam otak yang menyebabkan seseorang mengalami dysphoria. 
  • Gangguan kesehatan mental lainnya: Orang dengan penyakit mental seperti depresi, gangguan bipolar, dilaporkan mengalami dysphoria. 

 

Gejala Dysphoria

Dilansir dari Healthline, sebuah studi penelitian di tahun 2020 mengungkapkan gejala dysphoria merujuk pada gejala depresi yang belum memenuhi kriteria diagnostik episode depresi mayor. Beberapa gejala dysphoria antara lain:

  • Merasa tidak puas terhadap hidup yang sedang dijalani 
  • Merasa sedih, khawatir, dan kecewa akan jalan hidup
  • Tidak bisa bersantai 
  • Merasa tidak berminat dalam aktivitas apa pun
  • Apatis atau kelelahan
  • Sering menangis berlebihan
  • Gangguan nafsu makan atau tidur

Penelitian mengungkapkan, orang yang mengalami dysphoria dan depresi mayor sulit mengingat kembali kenangan positif di masa lalu. Mereka juga cenderung mengingat kenangan emosional negatif dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang sedang mengalami dysphoria juga cenderung tidak fokus pada tugas yang sedang dihadapi. 

Baca Juga: Jangan Remehkan Menangis, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan Mental

 

Penanganan Dysphoria

Suasana hati dysphoria dapat mereda dengan sendirinya. Namun jika suasana hati penuh kekecewaan berlangsung lebih dari 2 minggu, sebaiknya segera cari bantuan profesional. Dokter atau psikolog dapat merekomendasikan beberapa cara untuk mengatasi perasaan dysphoria, antara lain:

  • Minum obat-obatan
  • Terapi bicara
  • Menerapkan gaya hidup sehat seperti:
    • Makan makanan bergizi
    • Latihan relaksasi
    • Olahraga
    • Menghabiskan waktu bersama orang terdekat

 

Perasaan dysphoria yang tidak ditangani dengan tepat dan berlangsung selama lebih dari 2 minggu dapat mengindikasikan gangguan kesehatan mental serius. Jika Anda mengalami masalah tersebut sebaiknya konsultasikan ke dokter atau psikiater. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 24 Oktober 2024 | 11:44

Hullett, A., Whitington, R. (2024). Feeling Dissatisfied with Life? How to Deal with Dysphoria. Available from: https://www.healthline.com/health/mental-health/dysphoria

Morin, A. (2023). What Is Dysphoria?. Available from: https://www.verywellmind.com/what-is-dysphoria-4588634

NHS. Gender Dysphoria. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/gender-dysphoria/

Mayo Clinic. Depression (major depressive disorder). Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/diagnosis-treatment/drc-20356013