Insulin adalah hormon yang diproduksi di dalam pankreas yang memungkinkan sel-sel tubuh untuk menyerap dan menggunakan glukosa.
Ketika Anda makan, pankreas akan melepaskan insulin ke dalam tubuh untuk membantu menghasilkan energi dari glukosa yang terkandung di dalam karbohidrat yang Anda makan. Tanpa adanya insulin, tubuh akan mengalami kesulitan mengatur glukosa di dalam tubuh.
Seperti dilansir CDC, secara normal berikut adalah gambaran bagaimana insulin bekerja:
- Makanan yang masuk ke dalam tubuh diuraikan menjadi gula darah.
- Gula darah masuk ke aliran darah dan memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin.
- Insulin membantu gula darah masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk menjadi energi.
- Insulin memberi sinyal kepada hati untuk menyimpan darah sebagai cadangan energi.
- Gula darah masuk ke dalam sel, dan kadar gula darah di aliran darah menurun, yang menandakan insulin juga menurun.
- Ketika tingkat insulin rendah, maka hati akan melepaskan gula darah yang disimpan sehingga energi selalu tersedia bahkan saat Anda tidak dalam kondisi makan.
Namun di dalam tubuh semua tidak selalu berjalan seperti seharusnya, ada kalanya sel-sel menjadi abnormal dan berhenti merespon insulin, seperti yang digambarkan berikut ini:
- Banyaknya gula darah yang memasuki aliran darah.
- Pankreas menghasilkan lebih banyak insulin untuk memasukkan gula darah ke dalam sel.
- Karena bekerja terlalu keras, sel-sel tersebut berhenti meresepon semua insulin dan menyebabkan terjadinya resistensi insulin.
- Pankreas terus memproduksi insulin untuk membuat sel-sel kembali meresepon. Karena pankreas gagal maka gula darah akan terus meningkat. Itulah gambaran ketika tubuh mengalami resistensi insulin.
Resistensi insulin dapat meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes tipe 2.
Gejala
Dilansir WebMD, berikut adalah beberapa gejala resistensi insulin:
- Ukuran pinggul pada pria lebih dari 101,6 cm, dan pada wanita lebih dari 88,9 cm.
- Tekanan darah tinggi lebih dari 130/80.
- Gula darah setelah puasa di atas 100 mg/dL.
- Trigliserida setelah puasa di atas 150 mg/dL.
- Kadar kolesterol baik pria di bawah 40 mg/dL dan wanita di bawah 50 mg/dL.
- Adanya tanda pada kulit.
- Adanya jalur yang menggelap seperti beludru pada kulit yang biasanya disebut dengan istilah acanthosis nigricans.
Faktor risiko
Dilansir WebMD, resistensi insulin dapat dipicu oleh beberapa hal berikut:
- Obesitas
- Kurang aktif bergerak
- Mengonsumsi karbohidrat tinggi
- Adanya diabetes melitus
- Kondisi penyakit liver atau PCOS
- Adanya riwayat keluarga yang menderita diabetes
- Kebiasaan merokok
- Etnis tertentu seperti Afrika, Latin, dan Amerika
- Usia di atas 45 tahun
- Adanya sindrom cushing atau acromegaly
- Penggunaan steroid, antipsikotik dan pengobatan HIV
- Adanya problem tidur seperti sleep apnea
Diagnosis
Untuk mengetahui apakah Anda mengalami resistensi insulin atau tidak, maka dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:
- Pemeriksaan riwayat keluarga melalui form pertanyaan.
- Pemeriksaan fisik seperti mengetahui tekanan darah, berat badan.
- Melakukan tes gula darah puasa, gula darah setelah puasa, Hemoglobin A1c.
Pengobatan
Untuk mengatasi resistensi insulin, inilah yang bisa Anda lakukan:
- Berolahraga 30 menit setiap hari
- Menjaga berat badan tetap ideal dan tidak berlebihan
- Mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, gandum utuh, kacang, ikan, polong-polongan, protein rendah lemak dan sebagainya
- Mengonsumsi obat yang diresepkan dokter seperti emtformin untuk membantu menjaga gula darah
Komplikasi
Tanpa pengobatan, resistensi insulin dapat menyebabkan komplikasi antara lain:
- Gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah
- Serangan jantung
- Stroke
- Penyakit ginjal
- Problem mata
- Kanker
- Penyakit alzheimer
Apabila Anda mengalami kesulitan untuk mengontrol atau memulai pola hidup sehat maka Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter yang dapat membantu Anda.
- dr Nadia Opmalina