Pembelian impulsif adalah ketika Anda berbelanja barang-barang yang tidak direncanakan untuk dibeli. Pembelian ini seringkali terjadi secara tak terduga, seperti misalnya saat ada shopping sale atau barang obral.
Tanda-Tanda Anda Suka Belanja Impulsif
Anda mungkin tidak menyadari ketika sedang belanja impulsif. Anda bisa mengenalinya melalui tanda-tanda berikut ini:
Anda Berbelanja untuk Menghilangkan Stres
Salah satu tanda belanja impulsif adalah alasan belanja yang tidak didasari kebutuhan. Tidak sedikit orang yang berbelanja untuk menghilangkan stres dan melupakan kekhawatiran sehari-hari.
Belanja impulsif tidak dapat dipuaskan dengan window shopping. Anda cenderung tertarik pada keranjang obral, label promo atau potongan harga dan berakhir membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Anda Merasa Layak Mendapatkannya
Belanja impulsif seringkali didasari dengan pendapat bahwa Anda layak mendapatkannya. Adakalanya hal ini dilakukan untuk memberikan motivasi lebih pada diri sendiri. Namun, mengadopsi perilaku semacam ini bisa berdampak pada kondisi keuangan.
Selain itu, membenarkan pembelian barang yang tidak sesuai anggaran bukanlah cara menghargai diri yang benar.
Anda Mencari Kepuasan Instan
Belanja impulsif biasanya dilakukan demi kepuasan instan. Saat menghadapi masa sulit, Anda mungkin cemas, gelisah dan mudah tersinggung. Untuk melawan perasaan tersebut, sebagian orang menjadi kepuasan instan dengan berbelanja.
Sayangnya, kepuasan ini bersifat sementara. Karena ketika pembelian melewati batas anggaran, Anda akan merasa bersalah dan menambah masalah keuangan.
Anda Berbelanja untuk Melupakan Masalah Keuangan
Pembelian impulsif juga terkadang dilakukan untuk melupakan masalah keuangan. Meskipun terdengar kontradiktif namun, banyak orang melakukannya.
Perilaku impulsif ini tentu saja memperburuk situasi dan memicu emosi negatif yang justru dapat menumpuk.
Cara Mengendalikan Belanja Impulsif
Belanja impulsif adalah hal umum yang bisa terjadi pada siapa saja. Perilaku ini bisa tidak berbahaya jika Anda tahu bagaimana cara mengendalikannya.
- Batasi anggaran belanja setiap bulan, sehingga kegiatan belanja tidak mengganggu aliran pengeluaran dan tabungan
- Buat anggaran tertentu yang bisa digunakan secara darurat sebagai anggaran hiburan
- Utamakan berbelanja menggunakan uang tunai ketimbang kartu kredit atau pay later
- Hindari window shopping atau bepergian ke toko-toko yang memicu keinginan untuk berbelanja
- Tanyakan lagi kepada diri sendiri, apakah Anda benar-benar membutuhkan barang yang hendak dibeli atau tidak
Baca Juga: Meredakan Stres dengan Berbelanja, Ketahui Risikonya
Kapan Anda Membutuhkan Pertolongan Dokter?
Belanja impulsif bisa menjadi sesuatu yang sulit dikelola saat berkembang menjadi kecanduan belanja. Berhenti berbelanja dan membatasi anggaran saja terkadang tidak cukup mengobati kecanduan belanja.
Kecanduan belanja dapat diobati dengan terapi perilaku dan konseling individu. Orang dengan kecanduan belanja akan dibantu untuk mengembangkan kontrol impuls dan belajar mengidentifikasi pemicu belanja impulsif.
Dalam banyak kasus, kecanduan belanja berasal dari masalah emosional atau kondisi kesehatan mental. Untuk mengidentifikasi penyebab pastinya, Anda membutuhkan bantuan ahli kesehatan mental. Jadi, jangan ragu untuk mengunjungi dokter apabila Anda menyadari adanya tanda-tanda di atas.
Writer : Agatha Writer
Editor :
- dr. Monica Salim
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 09:55
Jennifer Chesak (2021). 6 Signs Your Impulse Buying Is a Shopping Addiction—and How To Get Help. Available from: https://www.health.com/money/impulse-buying-shopping-addiction-signs
Elizabeth Hartney, BSc, MSc, MA, PhD (2022). The Difference Between Impulsive and Compulsive Shopping. Available from: https://www.verywellmind.com/difference-between-compulsive-and-impulsive-shopping-22336
Kristeen Cherney, PhD (2022). All About Shopping Addiction: Causes, Treatment, and When It's a Problem. Available from: https://www.everydayhealth.com/emotional-health/what-is-shopping-addiction/