Susu adalah salah satu produk yang sangat populer dan digemari segala usia. Dalam proses pengolahannya, ada dua metode utama yang digunakan untuk memastikan keamanan dan kualitas susu, yaitu Ultra High Temperature (UHT) dan pasteurisasi. Yuk ketahui lebih lanjut perbedaan dari masing-masing metode ini.
Apa itu Susu UHT ?
Susu UHT adalah susu yang diproses dengan metode Ultra High Temperature (UHT). Metode pemrosesan susu ini melibatkan pemanasan susu pada suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 130-140° Celsius, selama 3-5 detik.
Proses pemanasan yang singkat namun sangat panas ini bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme patogen dan sebagian besar mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan kerusakan produk susu atau penyakit.
Setelah pemanasan, susu langsung dikemas dalam kondisi aseptik untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut. Hasilnya adalah susu yang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama pada suhu kamar tanpa memerlukan pendinginan hingga kemasan dibuka.
Salah satu keunggulan utama susu UHT adalah masa simpannya yang panjang. Susu UHT dapat disimpan dalam suhu ruangan selama beberapa bulan tanpa perlu didinginkan sebelum dibuka. Hal ini membuat susu UHT sangat praktis untuk disimpan dan digunakan.
Sayangnya, karena proses pemanasan yang sangat tinggi, beberapa vitamin dan enzim dalam susu UHT dapat rusak atau berkurang. Meskipun demikian, susu UHT tetap memiliki kandungan nutrisi yang baik, termasuk protein, kalsium, dan lemak.
Baca Juga: Kandungan Nutrisi Susu Almond (Almond Milk) dan Risiko Mengonsumsinya
Apa itu Susu Pasteurisasi ?
Susu pasteurisasi adalah susu yang diproses dengan metode pasteurisasi. Metode ini memanfaatkan pemanasan susu pada suhu yang lebih rendah dibandingkan UHT, yaitu sekitar 63-72° Celsius, selama 15-30 detik. Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri patogen tanpa merusak kandungan gizi dan rasa susu. Setelah dipasteurisasi, susu biasanya disimpan dalam kondisi dingin untuk mempertahankan kualitasnya.
Pasteurisasi memengaruhi kandungan nutrisi lebih sedikit dibandingkan dengan proses UHT. Vitamin dan enzim dalam susu pasteurisasi cenderung lebih terjaga, sehingga kandungan gizinya lebih mirip dengan susu segar.
Kekurangan susu pasteurisasi adalah memiliki masa simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan susu UHT. Susu ini harus disimpan dalam kondisi dingin dan biasanya hanya bertahan beberapa hari hingga satu minggu setelah dibuka.
Susu pasteurisasi cenderung memiliki rasa dan tekstur yang lebih mirip dengan susu segar. Proses pemanasan yang lebih rendah tidak banyak mengubah karakteristik susu asli.
Metode pasteurisasi juga efektif dalam membunuh bakteri patogen, tetapi susu pasteurisasi lebih rentan terhadap kontaminasi jika tidak disimpan dalam kondisi dingin. Oleh karena itu, penting untuk menjaga susu pasteurisasi tetap dingin agar kualitas dan keamanannya terjaga.
Baca Juga: Susu dan Produk Turunannya Menggemukkan dan Tidak Sehat, Mitos atau Fakta?
Lebih Baik Mana Susu UHT atau Pasteurisasi?
Pemilihan antara susu UHT dan pasteurisasi kembali pada preferensi pribadi, kebutuhan penyimpanan, dan nilai gizi yang diinginkan. Apabila Anda membutuhkan susu yang dapat disimpan lama tanpa pendinginan, susu UHT menjadi pilihan yang baik.
Namun, jika Anda lebih menyukai rasa yang lebih segar dan dapat menyimpan susu di dalam lemari es, maka susu pasteurisasi mungkin lebih sesuai.
Apabila Anda membutuhkan rekomendasi jenis susu sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina