Sleep training adalah proses melatih dan membantu bayi belajar tertidur dan tetap tertidur sepanjang malam tanpa ditemani orang tua di ranjang yang sama. Sebagian bayi bisa belajar dengan cepat, namun tak jarang yang mengalami kesulitan untuk kembali tidur sendiri ketika terbangun di tengah malam.

Kapan waktu yang tepat sleep training?

Dilansir Baby Center, para ahli merekomendasikan memulai sleep training ketika bayi berusia 4-6 bulan. Sejak usia 4 bulan, umumnya bayi sudah memiliki jadwal tidur dan siklus tidur yang teratur. Ini menandakan ia sudah siap untuk belajar tidur sendiri.

Namun, jika Anda gagal mengajaknya sleep training di usia 4 bulan, Anda tak perlu terburu-buru, karena Anda bisa menunggu lebih lama sampai usianya bertambah dan siap diajak sleep training.

Persiapan yang harus dilakukan

Sebelum melakukan sleep training, ketahui terlebih dahulu beberapa persiapan yang harus Anda lakukan:

• Mengenalkan jam tidur yang rutin

Anda bisa memulai sejak usia 6 minggu untuk memperkenalkannya dengan jam tidur rutin. Misalnya dengan memandikannya dengan air hangat sebelum tidur, membacakan buku, menyanyikan lagu pengantar tidur setiap jam tidurnya.

• Konsisten dalam jam tidur

Para ahli merekomendasikan jam tidur bayi antara jam 7-8 malam agar bayi tidak terlalu lelah dan menolak ditidurkan.

• Mengikuti jadwal

Bangunkan bayi di pagi hari di setiap jam yang sama dan menidurkannya di jam yang sama pula untuk membangun rutinitas dan kebiasaan.

• Periksa kondisi bayi

Pastikan bayi tidak mengalami kondisi medis yang mengkhawatirkan seperti sleep apnea atau berhentinya napas secara tiba-tiba pada waktu tidur.

Metode sleep training

Menurut Cleveland Clinic, sleep training adalah latihan yang aman bagi bayi untuk melatih fisik dan psikis tanpa menyebabkan kerusakan apapun pada bayi. Namun, Anda harus benar-benar menyiapkan diri, karena melatih anak untuk bisa tidur mandiri membutuhkan banyak energi dan dapat membuat suasana hati Anda naik turun. Berikut beberapa metode pada sleep training, yaitu:

• Metode cry it out (CIO)

Adalah teknik yang cukup populer, di mana Anda akan meletakkan bayi di ranjangnya ketika mereka mulai merasa lelah namun masih terjaga. Bayi Anda mungkin akan menangis selama proses, namun Anda harus menahan diri untuk mengangkatnya dan membawa ke pangkuan Anda.

Pastikan saja popoknya sudah diganti, ia sudah kenyang dan ranjangnya cukup aman untuk melindunginya. Metode ini mungkin yang paling sulit dilakukan karena terkadang Anda akan tidak merasa tega melihatnya menangis. Namun, apabila dilakukan dengan konsisten, maka metode ini akan membantu sleep trainingnya.

• Metode ferber

Teknik ini memanfaatkan interval waktu untuk memeriksa apakah bayi sudah terlelap atau bisa tidur sendiri. Anda bisa mulai meletakkannya di ranjang ketika ia sudah merasa lelah namun masih terjaga. Ucapkan selamat tidur kepadanya, dan Anda boleh melakukan pengecekan setiap sekian menit yang Anda tentukan.

Kuncinya adalah tidak mengangkatnya dari ranjang, dan perpanjang interval waktu pengecekannnya.

• Angkat dan letakkan

Metode ini cukup menguras energi dan kesabaran, karena Anda harus menenangkan dan membuatnya nyaman terlebih dahulu di pelukan Anda. Sesaat setelah dia tenang dan tidak menangis lagi, letakkan kembali bayi Anda ke tempat tidurnya.

• Metode kursi

Mirip seperti metode ferber, Anda akan memanfaatkan interval waktu yang dikombinasikan dengan meletakkan kursi di samping ranjangnya.

Letakkan bayi di ranjangnya ketika ia mulai mengantuk, dan duduklah di kursi di sebelah ranjang. Ketika ia sudah mulai tertidur, tinggalkan. Dan apabila di tengah malam ia menangis, kembalilah duduk di kursi sampai ia tenang dan tertidur kembali.

Setiap malam, ubah jarak kursi semakin menjauh dari ranjang, agar ia dapat tidur mandiri.

Umumnya, metode sleep training di atas akan mulai menunjukkan hasil setelah dilakukan dua minggu lamanya. Namun, apabila Anda sudah mengikuti semua metode dan Anda belum berhasil, ini waktu yang tepat memeriksakan kondisi kesehatan bayi atau berkonsultasi dengan dokter anak Anda.