Sistitis

Credit: Freepik.

Bagikan :


Definisi

Sistitis merupakan kondisi peradangan di kandung kemih atau kantung kencing. Kandung kemih merupakan bagian dari sistem perkemihan yang dimulai dari ginjal, saluran ureter, kandung kemih, dan saluran uretra. Sistem perkemihan ini berfungsi untuk menyaring zat sisa dari darah dan membuangnya melalui urine. Peradangan pada kandung kemih paling sering disebabkan oleh infeksi saluran kemih, meskipun dapat disebabkan oleh penyebab lain. Sistitis dapat menyerang siapa saja tapi lebih banyak terjadi pada perempuan. Sistitis dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri, serta bisa menimbulkan kompikasi yang serius bila tidak ditangani dengan baik.

 

Penyebab

Penyebab terjadinya peradangan pada kandung kemih yang paling sering adalah infeksi saluran kemih. Infeksi pada saluran kemih terjadi ketika bakteri dari luar tubuh masuk ke saluran uretra, naik ke kandung kemih, dan bertumbuh disana. Bakteri penyebab tersering adalah E. coli yang berasal dari saluran cerna. Peradangan juga bisa terjadi karena pertumbuhan bakteri yang tidak seimbang dalam tubuh, membuat jumlah bakteri yang terlalu banyak di tubuh dan menimbulkan infeksi.

Selain karena infeksi, sistitis juga dapat disebabkan oleh hal lain seperti:

1. Sistitis interstisial

Terjadi peradangan kronis pada kandung kemih yang juga banyak terjadi pada wanita. Penyebabnya masih belum diketahui jelas.

2. Dipicu oleh obat 

Beberapa obat seperti obat kemoterapi merupakan jenis obat yang keras. Komponen sisa obat tersebut harus dikeluarkan melalui urin. Komponen obat ini dapat mengiritasi dinding kandung kemih dan menyebabkan peradangan.

3. Radiasi

Disebabkan terapi radiasi di area pelvis yang dapat menyebabkan perubahan jaringan kandung kemih.

4. Benda asing

Adanya benda yang memasuki saluran kemih seperti penggunaan kateter, bisa menjadi tempat bakteri berkembang biak.

5. Zat kimiawi

Biasanya terjadi pada orang yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap produk sabun tertentu, atau produk kewanitaan. Dapat juga disebabkan penggunaan metode KB seperti diafragma dengan spermatisida. Reaksi alergi yang timbul dapat menyebabkan peradangan.

6. Kondisi penyakit lain 

Sistitis jenis ini terjadi sebagai bentuk komplikasi dari suatu penyakit. Seperti diabetes, batu ginjal, pembesaran prostat, trauma saraf tulang belakang, HIV, atau kanker.

 

Faktor Risiko

Perempuan memiliki risiko sistitis lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini disebabkan saluran kencing (uretra) pada perempuan yang berukuran lebih pendek. Lokasi uretra perempuan juga berdekatan dengan vagina dan anus. Risiko perempuan mengalami sistitis lebih besar bila:

  • Perempuan yang aktif secara seksual
  • Menggunakan KB spesifik seperti alat kontrasepsi diafragma, atau kondom spermatisida
  • Hamil, karena kehamilan dapat menyebabkan perubahan hormon dan infeksi menjadi lebih rentan terjadi
  • Menopause, perubahan hormon pada periode ini dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi saluran kemih
  • Membersihkan genital dari belakang ke depan setelah buang air

Meski kejadian sistitis lebih sering pada perempuan, laki-laki tetap memiliki risiko mengalami sistitis. Risiko meningkat pada perempuan dan laki-laki dengan kondisi sebagai berikut:

  • Aliran urine terganggu karena terdapat sumbatan seperti batu ginjal atau pembesaran prostat
  • Terdapat perubahan sistem kekebalan tubuh pada penyakit diabetes, HIV, kanker
  • Penggunaan kateter urine dalam jangka waktu lama pada pasien rawat inap atau lansia
  • Riwayat terapi radiasi dan kemoterapi

 

Gejala

Gejala sistitis disebabkan oleh peradangan yang terjadi. Beberapa gejala tersebut adalah:

  • Nyeri dan rasa terbakar saat buang air kecil
  • Frekuensi berkemih meningkat, namun jumlah urine berkurang
  • Urine terlihat gelap dan keruh keruh
  • Urine mengeluarkan aroma menyengat
  • Terdapat darah pada urine
  • Nyeri di bawah perut atau pinggang
  • Terasa tekanan di bagian bawah perut
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Demam yang suhunya tidak terlalu tinggi 

Beberapa gejala yang harus diwaspadai karena menandakan adanya infeksi yang sudah mencapai ginjal adalah:

  • Mual dan muntah
  • Nyeri di salah satu bagian pinggang belakang
  • Menggigil dan demam tinggi

 

Diagnosis

Diagnosis sistitis dapat ditegakkan oleh dokter dengan melihat gejala dan pemeriksaan untuk memastikan peradangan yang terjadi. Beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan dokter adalah :

  • Tes urine atau urinalisis. Fungsi dari pemeriksaan ini untuk melihat adanya bakteri, darah, atau nanah dalam urine.
  • Kultur urine. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tahu jenis bakteri yang menginfeksi.

Bila penyebab sistitis bukanlah infeksi, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan lain seperti:

  • Sistoskopi dengan menggunakan sistoskop

Sistoskop berbentuk seperti selang kecil yang terdapat kamera dan senter yang akan dimasukkan melalui uretra. Sistoskop berguna untuk melihat jaringan dan dinding dalam uretra serta kandung kemih. Dapat dilakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi) dengan sistoskopi untuk analisis di laboratorium. Pemeriksaan ini baru dilakukan pada kasus sistitis berulang.

  • Pencitraan dengan x-ray atau USG untuk mencari penyebab lain yang mungkin menimbulkan sistitis, seperti tumor atau kelainan anatomis.

 

Tata Laksana

Pengobatan sistitis disesuaikan dengan penyebab terjadinya peradangan, apakah penyebabnya infeksi atau non-infeksi.

 

Infeksi

Karena penyebab paling sering dari sistitis adalah infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik untuk menangani infeksi tersebut. Infeksi yang baru terjadi pertama kali dengan gejala biasanya membutuhkan antibiotik selama 3 - 7 hari, disesuaikan dengan beratnya kasus. Antibiotik ini harus dihabiskan meskipun gejala sudah berkurang. Dokter juga dapat memberikan obat pereda nyeri seperti parasetamol untuk mengatasi nyeri yang dirasakan.

Pada kasus infeksi yang berulang, biasanya diberikan antibiotik dosis rendah dalam jangka waktu lebih lama. Dokter juga akan merujuk Anda ke dokter spesialis urologi atau penyakit dalam agar dapat diperiksa lebih dalam.

 

Non-infeksi

Pada kasus selain infeksi, terapi disesuaikan dengan penyebab utamanya. Pada sistitis interstisial yang penyebab peradangannya tidak jelas, tidak ada pengobatan pastinya. Sistitis interstisial difokuskan dengan perubahan gaya hidup dan meringankan gejala yang dirasakan. Seperti menghindari makanan pedas, merokok, dan alkohol.

Beberapa pengobatan mandiri yang dapat dilakukan di rumah adalah:

  • Minum air putih lebih banyak
  • Kompres perut dengan kain hangat atau botol berisi air hangat untuk mengurangi rasa tidak nyaman
  • Hindari hubungan seksual hingga sembuh
  • Hindari konsumsi minuman yang dapat mengiritasi kandung kemih seperti kopi, alkohol, dan jus buah
  • Buang air kecil lebih sering
  • Hindari penggunaan sabun atau pembersih kewanitaan karena dapat menyebabkan iritasi
  • Mandi dengan air hangat untuk mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman

 

Komplikasi

Sistitis jarang menyebabkan komplikasi yang serius apabila ditangani dengan tepat. Namun bisa timbul beberapa komplikasi yang berupa:

  • Sistitis kronik, dimana peradangan kandung kemih terjadi dalam jangka waktu lama dan tidak dapat diobati dengan antibiotik lagi.
  • Infeksi ginjal (pyelonefritis). Infeksi ginjal terjadi ketika bakteri naik terus ke saluran ureter dan mencapai ginjal, dan dapat merusak ginjal secara permanen. Kondisi ini lebih rentan terjadi pada anak dan lansia.

 

Pencegahan

Sistitis dapat dicegah dengan perubahan pola hidup dan menjaga kebersihan area genital. Beberapa contoh pencegahan yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:

  • Bersihkan area genital dari depan ke belakang setelah buang air
  • Buang air kecil setelah berhubungan seksual
  • Minum air putih lebih banyak
  • Buang air kecil lebih sering dan jangan ditahan
  • Bersihkan area genital dengan air sebelum dan setelah berhubungan seksual
  • Ganti celana dalam yang sudah lembab atau basah. Gunakan celana dalam berbahan katun
  • Pastikan area genital tetap kering dan bersih
  • Jangan menggunakan produk sensitif untuk area genital. Seperti produk kewanitaan, penggunaan KB diafragma spermatisida, dan sabun khusus
  • Hindari minuman minum alkohol, kopi, atau minuman yang tinggi gula

 

Kapan Harus ke Dokter?

Berobatlah ke dokter apabila terdapat gejala sistitis seperti di atas. Segera berobat apabila:

  • Gejala dirasakan tidak hilang dalam 3 hari
  • Nyeri yang dirasakan semakin memburuk dan mengganggu Anda
  • Sedang dalam kondisi hamil
  • Adanya gejala yang menunjukkan infeksi ginjal
  • Pernah menderita infeksi saluran kemih sebelumnya

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Renisa Aru Ariadno
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 04:48

Cystitis. nhs.uk. (2022). Retrieved 16 June 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/cystitis/.

Cystitis - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2022). Retrieved 16 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystitis/symptoms-causes/syc-20371306.

Cystitis: Symptoms, Causes, and Treatments. Healthline. (2022). Retrieved 16 June 2022, from https://www.healthline.com/health/cystitis.

What Is Cystitis? What Causes It?. WebMD. (2022). Retrieved 16 June 2022, from https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/what-is-cystitis.