CPR (Cardiopulmonary resuscitation) atau resusitasi jantung paru (RJP) adalah pertolongan pertama yang diberikan pada pasien yang mengalami henti jantung dan paru. Selain dialami pada orang dewasa, kondisi henti jantung paru juga dapat dialami oleh bayi berusia kurang dari 1 tahun. Cara pemberian CPR pada bayi pun berbeda dengan CPR pada orang dewasa.

Cara Melakukan CPR atau RJP pada Bayi

Resusitasi jantung paru atau CPR adalah teknik penyelamatan nyawa yang biasa dilakukan untuk menangani serangan jantung atau ketika pernapasan dan detak jantung seseorang berhenti. Secara umum teknik penyelamatan ini dilakukan dengan memberi tekanan pada dada secara keras dan cepat. Namun pada bayi, karena memiliki kepadatan tulang yang berbeda maka CPR dilakukan dengan cara yang berbeda.

Pada bayi, resusitasi jantung paru bisa diberikan pada bayi prematur, lahir dengan proses persalinan yang lama, bayi yang ibunya mengonsumsi obat penenang pada proses persalinan atau bayi yang memiliki masalah pernapasan dan jantung.

Cara melakukan CPR pada bayi:

Memastikan bayi aman

Sebelum melakukan CPR pada bayi, pastikan tidak ada hal yang membahayakan bayi di sekitar Anda dan bayi. Jika bayi berada di lokasi yang berbahaya, pindahkan bayi ke area yang aman dan terlindungi.

Periksa kesadaran bayi

Periksa kesadaran bayi dengan cara memanggil nama bayi atau berteriak keras dan remas pundak bayi. Periksa apakah bati membuka matanya atau menangis. Jika bayi tidak merespon, ketuk bagian bawah kaki bayi dan teriak lagi sambil memeriksa pernapasan, pendarahan, atau kondisi lain yang dapat mengancam nyawa. Jika bayi tidak merespon, segera telepon ambulans. 

Baca Juga: 1.000 Hari Pertama Kehidupan Bayi yang Terbaik, Ini yang Perlu Dilakukan

Periksa saluran napas bayi

Periksa mulut bayi apakah ada penyumbatan saluran napas seperti makanan atau muntahan. Gunakan jari kelingking untuk  menyingkirkan makanan atau apa pun yang menyumbat, namun hindari memasukkan jari ke belakang tenggorokan bayi. 

Setelah itu, periksa pernapasan bayi dengan memerhatikan gerakan dada, mendengarkan suara pernapasan atau rasakan napas bayi di pipi Anda. Jika bayi bernapas, posisikan bayi dalam posisi pemulihan miring dengan kepala miring ke bawah. Periksa bayi secara teratur untuk mengetahui pernapasan dan responnya sampai ambulans tiba.

Baca Juga: Kapan Bayi Boleh Tidur Menggunakan Selimut?

Lakukan kompresi dada

Untuk melakukan kompresi dada, tempatkan bayi pada permukaan yang datar dan kokoh. Letakkan 2 jari Anda di tengah dada bayi, di antara putingnya. Tekan dada bayi sebanyak 30 kali dengan kecepatan 2 kompresi per detik. Setiap kompresi harus menekan dada ke bawah sekitar sepertiganya.

Setelah memberi kompresi, berikan napas buatan pada bayi sambil memegang kepala bayi agar dagunya tidak turun. Tarik napas dan tutup mulut dan hidung bayi dengan mulut Anda lalu tiup perlahan selama satu detik, dan perhatikan apakah dada bayi naik atau tidak. Perhatikan, dengarkan, atau rasakan udara yang keluar dari dada bayi. Ambil napas lagi dan ulangi. Jika dada bayi tidak naik turun, periksa kembali apakah ada penyumbatan.

Terus lakukan kompresi dada selama 30 kali dan selingi dengan pemberian napas buatan hingga bantuan datang. Periksa respon bayi. Jika bayi merespon maka posisikan bayi ke dalam posisi pemulihan. 

Pemberian CPR pada bayi perlu dilakukan dengan sangat hati-hati karena otot dan tulang bayi masih sangat rawan. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan bayi, sebaiknya periksakan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care. 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!