Brand/Nama Lain
Nama dagang dari obat ini adalah Xalkori.
Cara Kerja
Obat ini bekerja dengan cara menghalangi tempat penempelan gen ALK (Anaplastic Lymphoma Kinase). Gen ini berperan dalam terjadinya kanker paru. Mutasi dari gen ALK menimbulkan terjadinya pembentukan sel kanker. Sehingga dengan dihambatnya tempat penempelan gen ALK, maka pertumbuhan sel kanker dan kemampuan sel kanker bertahan dalam tubuh dapat berkurang atau bahkan terhenti.
Indikasi
Crizotinib digunakan pada pasien yang menderita kanker paru yang sudah menyebar ke jaringan sekitar atau bahkan pada organ lain dalam tubuh. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati anaplastic large cell lymphoma (kanker kelenjar getah bening) yang tidak merespon terhadap pengobatan antikanker lainnya.
Kontraindikasi
Obat ini tidak dapat digunakan pada beberapa kondisi medis dan kelompok tertentu seperti di bawah ini:
- Adanya gangguan pada aktivitas listrik jantung
- Gangguan organ hati
- Ibu menyusui
- Ibu hamil
Efek Samping
Efek samping yang paling sering terjadi adalah:
- Risiko mengalami infeksi
- Perubahan penglihatan
- Sembelit atau bahkan mengalami diare
- Bengkak pada tangan, kaki, tungkai dan wajah
- Nafsu makan berkurang
- Pusing
- Kerusakan saraf
- Perubahan pada indra perasa
- Sesak
- Detak jantung melambat
- Kulit kemerahan, kulit kering dan gatal-gatal
Namun terdapat efek samping yang jarang terjadi dan perlu diwaspadai seperti di bawah ini:
- Gagal organ hati
- Gagal ginjal
- Terjadi perforasi usus dan lambung
Sediaan
Bentuk sediaan dari obat ini adalah kapsul dan tablet 250 mg.
Dosis
Dosis obat untuk pengobatan kanker paru tanpa penyebaran atau sudah mengalami penyebaran bagian tubuh lainnya yaitu 250 mg dua kali sehari. Dosis dapat diturunkan atau dihentikan bergantung dengan kondisi pasien.
Keamanan
Penggunaan obat ini pada kehamilan masuk ke dalam kategori D. Obat ini berisiko menimbulkan dampak buruk pada janin manusia. Sedangkan pada ibu menyusui obat ini kontraindikasi untuk diberikan.
Interaksi Obat
Crizotinib berinteraksi dengan beberapa obat dan dapat menimbulkan efek terhadap tubuh seperti di bawah ini:
- Interaksi dengan antivirus (atazanavir, indinavir, saquinavir), antijamur (ketokonazole) dan anibiotik (klaritomisin).
- Meningkatkan risiko terjadinya bradikardia (detak jantung melambat) jika berinteraksi dengan obat penurun darah golongan penghambat ion kalsium, reseptor beta dan clonidine, obat irama jantung (digoxin) dan obat mata (pilokarpin).
- Jika digunakan dengan obat untuk mengatasi gangguan irama jantung (seperti amiodaron, dysopiramide dan quinidine), obat untuk meningkatkan gerakan usus (cisapride), penurun darah (sotalol) dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama jantung.
- Penggunaan bersama obat antikejang (carbamazepin, phenobarbital, phenitoin) dan antituberkulosis (rifampisin) dapat menurunkan kadar crizotinib dalam darah.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina