Brand/Nama Lain
Ovestin
Cara Kerja
Estriol adalah salah satu bentuk hormon estrogen dengan potensi yang lemah, digunakan untuk mengatasi gejala akibat berkurangnya estrogen, terutama pada masa pasca menopause.
Setelah wanita mengalami menopause dalam rentang usia 45-55 tahun, siklus menstruasi berakhir secara alami dan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya termasuk estrogen akan menjadi lebih sedikit diproduksi. Penurunan kadar hormon estrogen ini akan menyebabkan berbagai gejala.
Estriol adalah salah satu dari tiga jenis estrogen utama yang dihasilkan tubuh selain estrone dan estradiol, sehingga penggunaan obat ini dapat membantu mengatasi gejala akibat kekurangan hormon estrogen.
Bila Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai menopause, Anda bisa membacanya di sini: Menopause - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Indikasi
Estriol digunakan sebagai terapi pengganti hormon estrogen pada wanita postmenopause yang mengalami gejala akibat kekurangan hormon estrogen, seperti:
- Vagina kering, meradang atau gatal.
- Hot flashes (sensasi hangat dan kemerahan pada daerah wajah, leher dan dada).
Estriol juga digunakan untuk mengatasi kemandulan atau infertilitas akibat gangguan pada serviks.
Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh digunakan pada kondisi berikut:
- Hipersensitivitas atau alergi terhadap estriol maupun kandungan obatnya.
- Dicurigai memiliki atau diketahui menderita riwayat kanker payudara atau kanker endometrium baik dahulu atau sekarang.
- Sebelumnya mengalami atau saat ini menderita penyakit bekuan darah pada pembuluh vena (emboli paru atau trombosis vena dalam) atau pembuluh arteri (serangan jantung, penyakit jantung koroner).
- Mengalami perdarahan dari kemaluan yang tidak jelas sebabnya.
- Menderita kondisi yang membuat darah mudah menggumpal atau membeku.
- Porfiria, suatu kelainan darah bawaan lahir yang membuat porfirin menumpuk dalam tubuh.
- Gangguan hati.
- Sedang hamil.
Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi antara lain:
- Nyeri pada payudara
- Mual
- Spotting (bercak darah ringan dari vagina
- Pembengkakan akibat penumpukan cairan (edema)
- Produksi cairan dari leher rahim (serviks) yang berlebihan.
Sediaan
- Tablet 0,05 mg, 1 mg, dan 2 mg.
- Krim vagina 1 mg/gram.
Dosis
Terapi Pengganti Hormon
- Dosis obat minum 0,5-3 mg per hari selama 1 bulan, lalu menjadi 0,5-1 mg sehari; atau 0,25-2 mg per hari bila obat dalam bentuk kombinasi dengan estrogen alami lainnya.
- Obat yang mengandung hormon progestogen dibutuhkan jika digunakan pada wanita yang memiliki rahim.
Ketidaksuburan Akibat Gangguan Serviks
- Dosis obat minum 0,25-1 mg per hari pada hari keenam sampai hari kelima belas pada siklus haid.
- Dosis bisa dinaikkan setiap bulan hingga tercapai efek yang optimal.
Keamanan
Wanita hamil dan menyusui tidak boleh menggunakan obat ini. Selain itu, anak-anak juga tidak boleh mengonsumsi obat ini.
Interaksi Obat
- Metabolisme estrogen bisa meningkat sehingga efek obat akan berkurang, bila estriol digunakan bersama obat seperti:
- Antituberkulosis rifampicin
- Antikejang fenitoin dan carbamazepine
- Bila digunakan bersama, estriol kemungkinan dapat memengaruhi efektivitas obat berikut:
- Obat pengencer darah dalam bentuk obat minum
- Obat sedatif succinylcholine
- Obat asma theophylline
- Antibiotik troleandromycin
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma