Fluoxetine

Fluoxetine

Bagikan :


Brand/nama lain

Antiprestin, Kalxetin, Courage, Lodep, Deprezac, Nopres, Deproz, Oxipres, Elizac, Prozac, Floxet, Zac, Foransi, Zactin.

Cara Kerja

Fluoxetine merupakan obat antidepresan golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Kerja SSRI masih belum diketahui secara lengkap, namun obat ini bekerja dengan menghambat proses reuptake serotonin sehingga kadar 5-hydroxytryptamine (5-HT) tinggi pada beberapa area di otak. Obat ini memiliki efek terapi yang cukup lama. Selain itu, fluoxetine memiliki afinitas atau daya tarik yang kurang baik terhadap reseptor dopaminergik, adrenergik, kolinergik, muskarinik, dan histamin yang menjelaskan mengapa efek sampingnya lebih dapat ditoleransi daripada antidepresan trisiklik (TCA). 

Indikasi

Fluoxetine merupakan obat yang diindikasikan untuk:

  • Depresi Berat
  • Bulimia Nervosa
  • Gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia
  • Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) 
  • Gangguan Obsesif Impulsif 

Kontraindikasi

Fluoxetine dikontraindikasikan pada pasien dengan alergi terhadap obat tersebut atau komponen yang ada dalam obat, epilepsi dan gagal ginjal dengan GFR <10 ml/menit. Obat ini juga tidak boleh digunakan bersamaan dengan MAOIs (seperti seperti IV methylene blue, linezolid, iproniazid). Jangan mengonsumsi fluoxetine selama 2 minggu setelah menghentikan konsumsi MAOIs dan tunggu 5 minggu setelah menghentikan fluoxetine sebelum mulai mengonsumsi MAOIs. Jangan mengonsumsi thioridazine bersamaan dengan fluoxetine, tunggu 5 minggu setelah berhenti mengonsumsi fluoxetine sebelum Anda mulai mengonsumsi thioridazine.                                                                                                                                                                                               

Efek Samping

Efek samping dapat terjadi pada penggunaan fluoxetine. Namun, tidak semua pengguna memiliki efek samping yang sama. Obat ini hanya dapat digunakan atas resep dokter. Efek samping yang dapat terjadi pada penggunaan fluoxetine adalah sebagai berikut:

  • Pemikiran dan percobaan untuk bunuh diri pada anak, dewasa, dan dewasa muda
  • Gejala mania dan hipomania
  • Kejang
  • Depresi sistem saraf pusat
  • Efek pada sistem saraf pusat (seperti cemas, insomnia)
  • Pemanjangan interval QT dan aritmia ventrikular (termasuk torsade de pointes)
  • Perdarahan kutaneus (seperti ekimosis dan purpura)
  • Fraktur tulang
  • Akathisia
  • Dilatasi pupil ringan
  • Disfungsi ereksi
  • Anoreksia
  • Gangguan kadar gula (hipoglikemia, hiperglikemia)
  • Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
  • Hiponatremia
  • Gejala penarikan (withdrawal symptom)
  • Gangguan jantung: Palpitasi, dispnea.
  • Gangguan mata: Penglihatan kabur, penglihatan abnormal.
  • Gangguan gastrointestinal: Mual, diare, muntah, dispepsia, mulut kering, dysgeusia.
  • Gangguan umum dan kondisi tempat pemberian: Kelesuan, kelelahan, kedinginan, perasaan gelisah, asthenia, gejala seperti flu.
  • Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat: Artralgia.
  • Gangguan sistem saraf: Sakit kepala, pusing, kantuk, tremor, pemikiran abnormal.
  • Gangguan jiwa: Kegelisahan psikomotor, gangguan tidur, ketegangan, mimpi abnormal, gangguan perhatian.
  • Gangguan ginjal dan kemih: Sering buang air kecil, disuria, retensi urin.
  • Gangguan sistem reproduksi dan payudara: Penurunan libido, disfungsi ereksi, gangguan ejakulasi.
  • Gangguan pernapasan, toraks dan mediastinum: Menguap, faringitis, sinusitis.
  • Gangguan kulit dan jaringan subkutan: Pruritus, hiperhidrosis.
  • Gangguan pembuluh darah: Muka kemerahan.

Efek samping yang dapat berakibat fatal pada penggunaan fluoxetine adalah sebagai berikut:

  • Sindrom serotonin atau gejala seperti NMS (neuroleptic malignant syndrome )
  • Perdarahan
  • Hiponatremia berat
  • Gejala alergi dan ruam yang dapat mengancam nyawa

Sediaan

Kapsul, tablet 10 mg dan 20 mg 

Dosis

Bulimia nervosa

Dewasa: 60 mg per hari, diberikan sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi.

Gangguan depresi mayor

  • Dewasa: Awalnya, 20 mg sekali sehari diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi. Dosis dapat disesuaikan jika perlu, dalam waktu 3-4 minggu setelah inisiasi sesuai dengan respons. Maks: 60 mg per hari. Penyesuaian dosis secara individu dan pertahankan pada dosis efektif terendah. Dosis >20 mg dapat diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi. Durasi pengobatan: Setidaknya 6 bulan. Kapsul lepas tunda sebagai pengobatan jangka panjang: 90 mg sekali seminggu, dimulai 7 hari setelah dosis harian terakhir. Jika respons yang memuaskan tidak dipertahankan, tetapkan kembali rejimen dosis harian.
  • Anak: 8 tahun dan keatas. Larutan oral/tab terdispersi: Awalnya, 10 mg sekali hari, dapat ditingkatkan menjadi 20 mg sekali sehari setelah 1-2 minggu. Penyesuaian dosis secara individu dan pertahankan pada dosis efektif terendah. Anak-anak dengan berat badan lebih rendah: Awalnya, 10 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 20 mg sekali sehari setelah beberapa minggu. Maks: 20 mg per hari.
  • Lansia: Awalnya, 20 mg sekali sehari diberikan sebagai dosis tunggal atau terbagi, dapat ditingkatkan secara bertahap dalam 3-4 minggu terapi sesuai dengan respons. Dosis Maksimal: 40 mg per hari. Penyesuaian dosis secara individu dan pertahankan pada dosis efektif terendah.

Gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia

  • Dewasa: 10 mg sekali sehari pada tahap awal, ditingkatkan menjadi 20 mg sekali sehari setelah 1 minggu. Dosis dapat ditingkatkan setelah beberapa minggu jika tidak ada perbaikan. Maks: 60 mg per hari.
  • Lansia: Dosis yang lebih rendah atau lebih jarang mungkin diperlukan.  

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Dewasa: 20 mg sekali sehari, diberikan terus menerus (setiap hari selama siklus menstruasi) atau berselang (dimulai 14 hari sebelum onset menstruasi dan dilanjutkan sampai hari pertama menstruasi untuk setiap siklus baru). Lanjutkan pengobatan selama 6 bulan, kemudian evaluasi kembali hasil terapi.

Gangguan obsesif kompulsif

  • Dewasa: 20 mg sekali sehari pada tahap awal, diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi, dapat ditingkatkan secara bertahap setelah 2 minggu jika tidak ada atau tidak cukup respon. Maks: 60 mg per hari. Sesuaikan dosis dengan respon pasien dan pertahankan pada dosis efektif terendah. Evaluasi kembali terapi jika tidak ada perbaikan dalam 10 minggu.
  • Anak: 7 tahun dan keatas. Anak dengan berat badan lebih: 10 mg sekali sehari pada tahap awal, dapat ditingkatkan menjadi 20 mg sekali sehari setelah 2 minggu. Dosis dapat ditingkatkan lebih lanjut setelah beberapa minggu jika respon tidak mencukupi. Kisaran dosis biasa: 20-60 mg per hari. Anak-anak dengan berat badan lebih rendah: 10 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan setelah beberapa minggu lagi jika respons tidak mencukupi. Kisaran dosis biasa: 20-30 mg per hari.
  • Lansia: 20 mg sekali sehari, diberikan sebagai dosis tunggal atau terbagi, dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai respons. Dosis Maksimal: 40 mg per hari. Evaluasi kembali terapi jika tidak ada perbaikan dalam 10 minggu.

Keamanan

Ibu Hamil

Kategori Z ( Obat ini dapat menyebabkan cacat pada jantung bayi pada kehamilan muda, perdarahan post partum, hipertensi pulmonal pada janin, dan gejala withdrawal atau toksisitas neonatus pada penggunaan kehamilan akhir ). Obat ini tidak boleh digunakan tanpa pengawasan dokter. 

Ibu Menyusui

Fluoxetine dapat terserap ke dalam ASI. Obat ini tidak boleh digunakan tanpa konsultasi dan persetujuan dokter.

Interaksi Obat

Fluoxetine dapat meningkatkan resiko perdarahan apabila digunakan dengan warfarin atau antikoagulan lain, aspirin, OAINS, dan antipsikosis atipikal (seperti clozapine, phenothiazine); hyponatremia jika digunakan dengan diuretik, menurunkan efikasi obat tamoxifen. Obat ini juga dapat menurunkan efek antidepresan jika digunakan dengan cyproheptadine, meningkatkan risiko pemanjangan interval QT jika digunakan dengan obat antiaritmia kelas IA dan III, eritromisin, moxifloxacin, pentamidine, halofantrine, mizolastine, astemizole. Obat ini juga dapat meningkatkan konsentrasi serum dari benzodiazepine, meningkatkan kadar fenitoin, haloperidol dan carbamazepine dalam darah.

Interaksi penggunaan fluoxetine dapat berakibat fatal. Interaksi dengan agen serotonergik( seperti Triptan, TCAs, Fentanyl, lithium, tramadol, buspirone, tryptophan) dan gen yang dapat memengaruhi metabolisme serotonin (seperti MAOIs) sehingga meningkatkan risiko sindrom serotonin. Obat ini juga dapat meningkatkan risiko pemanjangan interval QT apabila digunakan dengan pimozide dan thioridazine, dan meningkatkan risiko bradikardia pada penggunaan dengan metoprolol (pada pasien gagal jantung).



Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Vivian Keung
Last Updated : Senin, 21 November 2022 | 08:23