Gangguan Kepribadian Klaster A (Skizotipal, Skizoid, Paranoid)

Gangguan Kepribadian Klaster A (Skizotipal, Skizoid, Paranoid)

Bagikan :


Definisi

Gangguan kepribadian adalah sebuah kondisi kejiwaan yang mempengaruhi cara pikir, merasa, dan bersikap. Adanya gangguan ini bisa tidak disadari oleh penderita, karena cara pikir tersebut baginya terasa normal. Selain itu, gangguan ini melibatkan pola perilaku yang cenderung kaku dan tidak dapat menyesuaikan dengan berbagai situasi. Secara umum, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Klaster A, yang ditandai dengan perilaku aneh atau eksentrik
  • Klaster B, yang ditandai dengan perilaku dramatis atau tak menentu
  • Klaster C, yang ditandai dengan perilaku cemas atau terbatas

Artikel ini akan membahas gangguan kepribadian klaster A, yang terdiri atas gangguan kepribadian skizotipal, skizoid, dan paranoid.

Penyebab

Kepribadian merupakan kombinasi yang kompleks antara pikiran, perasaan, dan perilaku yang unik pada setiap orang. Kepribadian ini mempengaruhi cara seseorang dalam memahami serta bersikap pada diri sendiri dan dunia luar. Pembentukan kepribadian terjadi sejak masa kecil, sebagai interaksi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Beberapa ciri kepribadian dapat diturunkan secara genetik, yang disebut sebagai temperamen. Sementara itu, faktor lingkungan dapat berupa lingkungan tempat seseorang dibesarkan, peristiwa-peristiwa kehidupan yang dialami, serta hubungan dengan anggota keluarga dan orang lain. Interaksi ini biasanya terjadi sebagai berikut: Faktor genetik mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap suatu gangguan kepribadian, yang kemudian munculnya dipicu oleh faktor lingkungan.

Faktor Risiko

Faktor risiko gangguan kepribadian berkaitan dengan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik dapat ditelusuri lewat adanya riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian atau gangguan kejiwaan lainnya. Sementara itu, faktor lingkungan dapat berupa pengalaman masa kecil yang buruk, seperti kehidupan keluarga yang penuh kekerasan, tidak stabil, atau kacau. Riwayat seseorang pada masa kecil juga dapat menjadi faktor risiko, misalnya berupa conduct disorder, atau gangguan pada anak yang ditunjukkan dengan adanya sikap agresif terhadap orang-orang di sekitarnya. Selain itu, adanya variasi pada struktur dan susunan kimiawi otak juga dapat meningkatkan risiko gangguan kepribadian.

Gejala

Gangguan kepribadian klaster A ditandai dengan adanya pikiran dan perilaku yang tidak biasa atau eksentrik bagi orang kebanyakan. Pikiran dan perilaku ini dapat menyebabkan seseorang mengalami masalah sosial. Biasanya, gejala-gejala ini muncul pada remaja akhir atau dewasa awal. Gejala-gejala ini mirip antara ketiga jenis gangguan kepribadian klaster A, namun ketiganya ini merupakan gangguan yang berbeda-beda.

Gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan pola perilaku yang menunjukkan ketidakpercayaan pada orang lain. Orang-orang dengan kondisi ini seringkali curiga dengan motif seseorang atau dihantui ketakutan akan dicelakai orang lain. Gangguan kepribadian ini dapat memiliki gejala seperti:

  • Kesulitan mempercayai orang lain
  • Kecurigaan terhadap ketidaksetiaan orang lain yang tidak beralasan
  • Keengganan untuk percaya pada orang lain atau ketakutan berlebih bahwa informasi apapun akan digunakan untuk mencelakakan dirinya
  • Kecenderungan untuk memandang suatu pernyataan sebagai ancaman atau ejekan
  • Marah pada sikap atau kata-kata orang lain yang diduga merupakan serangan pada diri
  • Kecenderungan menyimpan dendam
  • Ketakutan akan ketidaksetiaan pasangan yang tidak beralasan

Sementara itu, gangguan kepribadian skizoid merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang menghindari kontak sosial dan kesulitan menunjukkan emosi. Bagi orang di sekitarnya, orang-orang dengan gangguan ini tampak dingin atau sulit tertawa. Gangguan kepribadian ini dapat memiliki gejala seperti:

  • Lebih suka sendirian
  • Tidak menginginkan atau menikmati persahabatan
  • Tidak dapat merasakan kebahagiaan dari manapun
  • Kesulitan mengekspresikan emosi
  • Kesulitan menanggapi situasi emosional dengan sesuai
  • Sedikit atau tidak merasakan hasrat untuk memiliki hubungan seksual

Di lain sisi, gangguan kepribadian skizotipal biasanya dicirikan dengan memiliki kepribadian yang “berbeda”. Mereka cenderung memiliki hubungan dekat yang cukup sedikit, tidak mempercayai orang lain, dan mengalami kecemasan sosial yang cukup tinggi. Gangguan kepribadian ini dapat memiliki gejala seperti:

  • Berbicara menggunakan pola yang aneh atau tidak biasa
  • Tidak memiliki teman dekat
  • Berpakaian aneh
  • Mempercayai bahwa mereka memiliki kekuatan yang tidak biasa, seperti kemampuan untuk mempengaruhi suatu peristiwa hanya dengan pikiran
  • Mengalami sensasi yang tidak biasa seperti mendengar suara yang sebenarnya tidak ada
  • Memiliki kepercayaan, perilaku, dan pola perilaku yang tidak biasa
  • Mencurigai orang lain tanpa alasan
  • Menanggapi suatu hal secara tidak sesuai

Diagnosis

Gangguan kepribadian secara umum sangat sulit didiagnosis, bahkan bagi para ahli kesehatan jiwa seperti psikiater dan psikolog. Hal ini disebabkan oleh adanya keunikan pribadi masing-masing orang. Gangguan-gangguan ini dapat terjadi bersamaan dengan gangguan kepribadian lainnya terutama dalam klaster yang sama, atau bahkan terjadi bersama dengan gangguan kejiwaan lainnya. Oleh karena itu, mendiagnosis diri sendiri (self-diagnosis) sangat tidak disarankan.

Biasanya, ahli kesehatan jiwa dapat menanyakan beberapa pertanyaan terkait cara Anda memandang diri sendiri, orang lain, dan suatu peristiwa, bagaimana Anda menanggapi suatu peristiwa, bagaimana hubungan Anda dengan orang lain, terutama orang-orang yang cukup dekat, serta bagaimana Anda mengontrol keinginan Anda.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan wawancara atau pengisian kuesioner. Selain itu, tenaga kesehatan dapat meminta izin Anda untuk menanyai orang-orang di sekitar Anda seperti keluarga atau pasangan. Tentu saja hal ini tidak wajib, namun hal ini dapat membantu tenaga kesehatan untuk memahami kondisi Anda. Jika Anda berusia di bawah 18 tahun, tenaga kesehatan dapat menunggu beberapa tahun untuk benar-benar mendiagnosis Anda dengan gangguan kepribadian, karena usia 18 tahun dianggap sebagai usia ketika pola kepribadian sudah cukup terbentuk.

Seperti gangguan kejiwaan lainnya, segala yang menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari dan hubungan dengan orang lain dapat dicurigai sebagai sebuah kondisi yang memerlukan penanganan. Gangguan kepribadian dapat membuat seseorang kesulitan memahami kondisinya secara utuh.

Tata Laksana

Tata laksana gangguan kepribadian biasanya dilakukan dengan mengombinasikan berbagai terapi. Terapi-terapi ini dapat melibatkan psikoterapi maupun obat-obatan. Terapi ini akan berbeda-beda antara setiap orang, dan perlu waktu untuk menemukan dan menyesuaikan terapi bagi masing-masing penderita.

Psikoterapi, atau nama lainnya talk therapy, merupakan pertemuan dengan terapis untuk mendiskusikan pikiran, perasaan, dan sikap Anda. Psikoterapi dapat dilakukan sendiri, bersama keluarga, atau dalam kelompok. Jika dilakukan bersama keluarga, psikoterapi dapat melibatkan orang-orang terdekat Anda yang terkena dampak dari gangguan Anda. Sementara itu, psikoterapi kelompok dapat menjadi ajang percakapan antara orang-orang yang mengalami kondisi serupa.

Terapi lainnya dapat berupa:

  • Terapi kognitif perilaku (cognitive behavioral therapy, CBT). Terapi ini bertujuan untuk melatih Anda untuk menyadari pola pikir Anda, dan selanjutnya mengontrolnya agar menciptakan perilaku yang lebih sehat
  • Terapi dialektik perilaku (dialectical behavioral therapy, DBT). Terapi ini mirip dengan terapi kognitif perilaku, namun utamanya melibatkan kombinasi psikoterapi pribadi dan kelompok untuk mempelajari keterampilan untuk menangani gejala
  • Terapi psikoanalitik. Psikoterapi ini bertujuan untuk menyingkap dan menangani emosi dan ingatan lama yang terkubur di bawah alam sadar
  • Psikoedukasi. Terapi ini bertujuan untuk membantu Anda memahami kondisi Anda dan apa saja yang melibatkan hal tersebut

Tidak ada obat-obatan yang digunakan khusus untuk mengobati gangguan kepribadian. Beberapa obat mungkin dapat membantu menurunkan gejala Anda atau menangani kondisi kejiwaan lainnya, bila ada. Obat-obatan ini dapat berupa antidepresan, anticemas, mood stabilizer, serta antipsikotik. Antidepresan dapat membantu menurunkan gejala depresi, serta mengurangi perilaku impulsif (tidak terkontrol) dan kemarahan. Sementara itu, anticemas dapat membantu menurunkan rasa ngeri dan perfeksionisme berlebih. Mood stabilizer dapat membantu menangani mood yang sering berubah, sikap agresif, dan mudah kesal. Antipsikotik biasanya digunakan untuk orang-orang dengan masalah penilaian realita atau melihat, mendengar hal yang tidak ada.

Obat-obatan ini dapat memiliki efek samping, namun biasanya efek samping ini akan hilang setelah penggunaan yang cukup lama. Perlu diingat bahwa obat-obatan ini hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.

Komplikasi

Gangguan kepribadian dapat menyebabkan gangguan yang signifikan bagi diri sendiri dan orang di sekitarnya. Gangguan ini juga dapat menyebabkan masalah hubungan, pekerjaan, dan studi, serta dapat berujung pada isolasi sosial (menyendiri dalam kadar berlebih) dan penggunaan zat-zat terlarang.

Pencegahan

Gangguan kepribadian merupakan kondisi yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor baik genetik dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, gangguan kepribadian ini seringkali sulit untuk dicegah untuk terjadi.

Namun, orang-orang dengan gangguan kepribadian (dan gangguan kejiwaan lainnya) rentan memiliki pikiran atau perasaan untuk mengakhiri hidup. Jika Anda atau orang di sekitar Anda memiliki pikiran atau bahkan sudah berupaya untuk mengakhiri hidup, Anda dapat melakukan hal-hal di bawah ini:

  • Membawa orang tersebut ke IGD terdekat atau menghubungi 112
  • Menemani orang tersebut hingga bantuan datang
  • Menyembunyikan pistol, pisau, obat, atau benda-benda lainnya yang dapat digunakan untuk mengakhiri hidup
  • Mendengarkan orang tersebut, namun jangan menghakimi, melawan, mengancam, atau meneriaki orang tersebut

Kapan harus ke dokter?

Gangguan kepribadian seringkali tidak disadari oleh penderita. Namun, jika Anda atau orang di sekitar Anda menunjukkan perilaku-perilaku aneh, tidak biasa, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari serta hubungan dengan orang lain, Anda dapat berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog terdekat. Gangguan kepribadian dapat menyebabkan masalah-masalah pada kehidupan yang akan semakin parah apabila tidak segera ditangani.

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Jumat, 17 Mei 2024 | 08:13

Brennan, D. (2021). What Is Cluster A Personality Disorder?. Retrieved 2 February 2022, from https://www.webmd.com/mental-health/what-is-cluster-a-personality-disorder

Osborn, C., & Legg, T. (2018). Cluster A Personality Disorders: Types, Traits, Treatment, Support. Retrieved 2 February 2022, from https://www.healthline.com/health/cluster-a-personality-disorders

Personality disorders - Symptoms and causes. (2017). Retrieved 2 February 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/personality-disorders/symptoms-causes/syc-20354463