Brand/Nama Lain
Asmadex, Asmano, Asmasolon, Asthma Soho, Bronchophylin, Bronsolvan, Brontez, Bufabron, Cospasmic, Dibron Sr., Euphyllin Retard, Getbron, Grafasma, Retaphyl SR, Teosal, Tusapres, Theobron, Theochodil
Cara Kerja
Teofilin termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai xanthine. Teofilin bekerja dengan mengendurkan otot-otot di sekitar saluran pernapasan sehingga terbuka dan Anda dapat bernapas lebih mudah. Obat ini juga mengurangi respons paru-paru terhadap zat iritan.
Indikasi
Obstruksi (penyumbatan) saluran napas reversibel, asma akut berat.
Kontraindikasi
- Riwayat alergi teofilin/obat golongan xanthine lain sebelumnya.
- Penggunaan bersamaan dengan efedrin (pada anak <6 tahun atau dengan berat badan <22 kg).
Efek Samping
takikardia, palpitasi, mual dan gangguan saluran cerna yang lain, sakit kepala, stimulasi sistem saraf pusat, sulit tidur, berdebar-debar, dan kejang terutama bila diberikan melalui injeksi intravena cepat.
Sediaan
Tablet/kaplet (salut selaput/pelepasan lambat), kapsul, sirup 60 ml/100 ml.
Dosis
- Dewasa: 130-150 mg, jika diperlukan dapat dinaikkan menjadi 2 kalinya.
- Anak: 6-12 tahun: 65-150 mg, kurang dari 1 tahun: 65-75 mg, 3-4 kali sehari sesudah makan.
- Tablet lepas lambat: 1 tablet per hari tergantung respons masing-masing dan fungsi pernafasan
Keamanan
- Sebelum menggunakan obat ini, beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit: maag atau tukak lambung/usus, kejang, penyakit tiroid, masalah jantung (seperti gagal jantung, detak jantung tidak teratur), penyakit hati, dan tekanan darah tinggi.
- Pasien lanjut usia mungkin lebih sensitif terhadap efek samping obat ini, terutama gangguan irama jantung (detak jantung yang cepat/tidak teratur) atau sulit tidur. Pemantauan yang cermat dan rutin terhadap efek samping dan kadar obat dalam darah dianjurkan.
- Selama kehamilan, obat ini harus digunakan hanya jika benar-benar dibutuhkan. Diskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter Anda.
- Obat ini dikeluarkan melalui ASI dan mungkin memiliki efek samping yang tidak diinginkan pada bayi yang menyusui. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menyusui.
Interaksi Obat
- Dapat meningkatkan frekuensi mual, gugup, dan insomnia jika digunakan dengan obat efedrin.
- Peningkatan clearance jika digunakan dengan obat aminoglutethimide, carbamazepine, isoprenalin, fenitoin, rifampisin, ritonavir, sulfinpyrazone, dan barbiturat (misalnya fenobarbital).
- Penurunan clearance jika digunakan dengan obat asiklovir, allopurinol, karbimazol, simetidin, klaritromisin, eritromisin, ciprofloxacin, enoxacin, disulfiram, flukonazol, fluvoxamine, interferon alfa, isoniazid, methotrexate, mexiletine, pentoxifylline, propafenone, propranolol, tiabendazole, verapamil, dan kontrasepsi oral.
- Dapat meningkatkan kadar plasma jika digunakan dengan vaksin influenza.
- Dapat menghambat efek obat agonis reseptor adenosin (misalnya adenosin, regadenoson).
- Dapat bertentangan dengan efek sedatif benzodiazepin (misalnya diazepam, flurazepam).
- Dapat meningkatkan risiko aritmia jika digunakan dengan halothane.
- Dapat mengurangi ambang kejang jika digunakan dengan ketamin.
- Dapat mempotensiasi efek hipokalemia dari obat β2-agonis, kortikosteroid, dan diuretik.
- dr Anita Larasati Priyono