Tinja Rutin

Credit: Cleveland Clinic

Bagikan :


Definisi

Tinja (feses) merupakan produk sisa makanan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh Anda melalui dubur (anus) setelah melalui proses penyerapan dan pembusukan dalam saluran pencernaan. Walaupun hanya sebagai sisa makanan, tinja dapat memberikan gambaran kesehatan saluran pencernaan Anda. Mulai dari menggambarkan adanya peradangan, alergi, gangguan penyerapan, infeksi dan bahkan adanya keganasaan pada saluran pencernaan Anda. Untuk mengetahui adanya gangguan dan masalah pada sistem pencernaan dapat dilakukan pemeriksaan tinja rutin secara laboratorium. Pemeriksaan tinja rutin merupakan pemeriksaan yang mudah, murah dan cepat.

Pemeriksaan tinja rutin dapat dilakukan pada anak-anak maupun dewasa. Pemeriksaan ini justru lebih sering dilakukan pada kasus gangguan pencernaan pada anak seperti kasus diare, alergi makanan dan gangguan penyerapan pada saluran pencernaan. Sehingga dari pemeriksaan tinja rutin dapat dideteksi adanya penyakit yang menyerang saluran pencernaan. Selain itu, pemeriksaan tinja rutin juga dapat mengambarkan kondisi kesehatan organ hati dan pankreas. Pemeriksaan ini biasanya paling sering dilakukan untuk mengetahui kuman penyebab diare pada anak dan dewasa. Seperti adanya bakteri, virus atau parasit yang menyerang saluran pencernaan. Sehingga dapat memudahkan dokter dalam menentukan diagnosis penyakit.

Pemeriksaan tinja rutin terdiri dari pemeriksaan maskropik yaitu secara kasat mata, mikroskopik dengan menggunakan alat miskroskop, kimia. Dari beberapa pemeriksaan ini dapat mengetahui adanya penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan, organ hati dan juga pankreas Anda.

 

Indikasi

Biasanya dokter akan merekomendasikan dilakukan pemeriksaan ini jika dicurigai adanya kondisi medis tertentu pada Anda atau buah hati Anda, seperti dibawah ini:

  • Adanya infeksi pada saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, cacing atau parasit. Ditandai dengan adanya gejala diare, BAB berdarah, berlendir, BAB cair, mual, muntah dan demam terutama pada anak.
  • Mengalami penyakit peradangan saluran cerna seperti kolitis ulseratif (peradangan pada usus besar) yang sering terjadi pada orang dewasa. Dan peradangan seperti penyakit Chron.
  • Alergi makanan pada bayi dan anak seperti alergi terhadap protein susu
  • Adanya gangguan penyerapan pada sistem pencernaan seperti penyerapan terhadap gula, lemak dan beberapa nutrisi lainnya.
  • Mengalami BAB berdarah dengan kecurigaan adanya keganasan
  • Untuk memantau keberhasilan suatu terapi

 

Kontraindikasi

Tidak ada kondisi medis tertentu yang menyebabkan pemeriksaan ini tidak boleh dilakukan. Namun sebaiknya Anda memberitahu dokter seluruh obat-obatan yang Anda konsumsi, karena terdapat beberapa obat yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan tinja rutin Anda dan tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya dari sistem pencernaan Anda.

 

Persiapan Sebelum Pemeriksaan

Terdapat beberapa persiapan yang perlu Anda lakukan sebelum melakukan pemeriksaan ini agar hasil pemeriksaan yang diperoleh akurat. Berikut ini beberapa persiapan yang perlu dilakukan:

  • Informasikan kepada dokter, jika Anda saat ini sedang menjalani obat dan konsumsi obat tertentu. Dokter mungkin akan memberhentikan sementara waktu beberapa obat yang dikonsumsi oleh Anda. Supaya hasil pemeriksaan akurat.
  • Beritahu dokter, jika Anda baru melakukan perjalanan ke daerah tertentu minimal 1-2 minggu sebelum mengalami gejala saluran cerna seperti diare. Karena diare dapat disebabkan oleh beberapa bakteri spesifik. Sehingga memudahkan dokter untuk mendiagnosis
  • Pada wanita, jika sedang memasuki periode menstruasi atau mengalami perdarahan di lokas tubuh lainnya, tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan ini. Karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
  • Tidak konsumsi makanan tertentu 2-3 hari sebelum melakukan pemeriksaan seperti makanan pedas dan mengandung cabai

 

Prosedur Pemeriksaan

Prosedur pemeriksaan meliputi pengumpulan sampel tinja yang Anda lakukan dan pemeriksaan tinja yang dilakukan oleh petugas laboratorium. Berikut ini langkah-langkah untuk memperoleh sampel tinja yang baik:

  • Mencuci tangan sebelum mengumpulkan sampel tinja
  • Anda siapkan terlebih dahulu tabung tinja yang sudah diberikan oleh petugas. Sebaiknya tidak sering membuka tutup tabung sebelum mengumpulkan sampel. Karena dapat meningkatkan risiko kontaminasi pada tabung dan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
  • Letakkan pispot, plastik bersih, atau wadah bersih di dalam toilet untuk menampung tinja.
  • Anda pastikan bahwa tinja tidak jatuh ke dalam toilet atau menyentuh bagian toilet, karena sampel dapat terkontaminasi oleh kuman lainnya.
  • Setelah ditampung pada wadah bersih. Masukkan sebagian tinja ke dalam tabung tinja yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan menggunakan sendok yang melekat pada tutup tabung.
  • Isi tabung minimal 1/3 tabung dengan sampel tinja
  • Tutup kembali tabung dengan rapat agar sampel tidak tumpah dan keluar
  • Setelah selesai mengumpulkan sampel tinja, masukkan tabung ke dalam plastik bersih
  • Cuci tangan dengan bersih
  • Kemudian, berikan sampel tinja ke petugas laboratorium untuk dilakukan analisis pemeriksaan tinja

 

Nilai Normal dan Abnormal

Pemeriksaan Makroskopis

Pemeriksaan ini menilai penampakan tinja oleh mata yang terdiri dari beberapa komponen yaitu warna, konsistensi, bentuk dan keberadaan lendir. Normalnya warna tinja kuning-kecoklatan. Warna ini dipengaruhi oleh bilirubin yang dihasilkan tubuh. Namun pada bayi dan anak warna tinja hijau masuk kategori normal. Warna tinja yang tidak normal yaitu berwarna putih, keabuan, hitam pekat dan merah.

Konsisten dan bentuk tinja yang normal adalah lembut halus dan berbentuk seperti sosis. Tidak normal jika konsistensi berair atau lembek seperti bubur dan bentuk tidak beraturan

Normalnya jumlah lendir pada tinja hanya sedikit atau bahkan tidak ada. Kondisi abnormal jika lendir pada tinja banyak lendir berwarna kemerahan.

 

Pemeriksaan Mikroskopis

Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat beberapa komponen yang dinilai dari tinja yaitu leukosit, epitel, eritrosit, telur cacing, telur parasit. Normalnya leukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah) tidak ditemukann pada tinja. Nilai abnormal jika pada tinja terdapat leukosit dan eritrosit dan dalam jumlah banyak.

Pada kondisi normal, epitel dapat ditemukan dalam tinja dalam jumlah sedikit. Tidak normal jika ditemukan dalam jumlah banyak.

Tinja yang normal tidak terdapat telur cacing , parasit, kista protozoa (E.Histolytica). Nilai abnormal apabila terdapat 1-2 telur cacing atau parasit.

 

Pemeriksaan Kimia

Pemeriksaan kimia tinja menilai kandungan lemak dan gula pada tinja serta mengukur pH dari tinja. Normalnya lemak dapat terkandung dalam tinja kurang dari 6 gram selama 24 jam. Jika terdapat peningkatan lebih dari 6 jam selama 24 jam maka masuk kategori tidak normal.

Nilai normal kandungan gula dalam tinja kurang dari 0.25 mg/dL. Sedangkan nilai abnormal jika kadar gula lebih dari 0.5 mg/dL. Nilai 0.25-0.5 mg/dL menunjukkan kecurigaan gangguan penyerapan karbohidrat.

pH dari tinja normalnya berkisar antara 7.0-7.5. Nilai pH tinja kurang dari 7.0 menunjukkan kondisi asam pada tinja. Sedangkan nilai pH lebih dari 7.5 menandakan bahwa tinja bersifat basa. Pada bayi yang mendapat ASI pH tinja dapat bersifat asam namun keasamaannya kategori ringan.

 

Hasil dan Saran (Pemeriksaan Lanjutan)

Pemeriksaan Makroskopis

Apabila didapatkan hasil pemeriksaan tinja  Anda tidak normal secara makroskopis seperti warna tinja merah dapat menandakan adanya darah pada tinja yang dapat disebabkan perdarahan saluran pencernaan karena infeksi suatu bakteri (Shigela, Salmonela) atau infeksi parasit (cacing tambang), infeksi protozoa (E. Histolytica). Warna tinja berwarna kehitaman menunjukkan adanya perdarahan pada saluran pencernaan atas yaitu di lambung seperti pada penyakit peradangan pada lambung (gastritis). Sedangkan warna tinja putih keabuan menandakan tinja tidak mengandung bilirubin, menggambarkan adanya sumbatan pada saluran bilirubin sehingga tidak dapat mewarnai tinja. Pada orang dewasa kebanyakan disebabkan oleh adanya batu pada saluran empedu dan pada bayi atau anak biasanya paling sering kasus atreria bilier (tidak terbentuknya kantung empedu atau saluran empedu).

Jika pada hasil pemeriksaan konsistensi tinja berair-lembek dengan bentuk tidak beraturan dan terdapat lendir dalam jumlah banyak. Maka menandakan adanya kondisi diare disertai dengan lendir. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat gangguan pada sistem pencernaan terutama pada usus. Biasanya paling sering disebabkan adanya peradangan atau infeksi saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit. Terutama sering terjadi pada bayi dan anak.

 

Pemeriksaan Mikroskopis

Hasil pemeriksaan mikroskopis tinja yang menunjukkan adanya leukosit pada tinja menandakan bahwa terdapat infeksi bakteri pada saluran cerna atau peradangan usus. Sedangkan pada infeksi virus atau parasit tidak didapatkan adanya leukosit pada tinja. Dan jika terdapat eritrosit pada tinja dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, cacing dan parasit.

Jika ditemukan hasil adanya telur cacing dan kista protozoa pada tinja Anda. Maka hal ini menunjukkan secara pasti adanya infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh cacing dan protozoa.

 

Pemeriksaan Kimia

Hasil pemeriksaan kimia yang diperoleh tidak normal yaitu adanya peningkatan kadar gula dan lemak dalam tinja. Menunjukkan kondisi gangguan penyerapan lemak dan gula yang dapat disebabkan oleh penyakit peradangan pada pankreas (pankreatitis), kondisi diare berat karena infeksi dan adanya penyakit genetik.

Hasil pemeriksaan tinja yang bersifat asam dapat disebabkan oleh ketidakmampuan saluran cerna menyerap laktosa seperti pada penyakit intoleransi laktosa. Sedangkan jika pemeriksaan tinja menunjukkan kondisi basa maka dapat disebabkan oleh adanya peradangan pada usus.

Pemeriksaan tinja rutin menjadi salah satu pemeriksaan yang dapat membantu dokter menegakkan diagnosis adanya gangguan dan masalah pada saluran pencernaan. Namun, dibutuhkan juga pemeriksaan laboratorium lainnya sebagai pemeriksaan lanjutan untuk menentukan diagnosis pasti penyebab gangguan saluran pencernaan seperti pemeriksaan darah samar pada tinja, kultur tinja, pemeriksaan USG perut dan darah lengkap.

 

Konsultasikan Ke Dokter yang Tepat

Sebaiknya Anda konsultasikan ke dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam terdekat jika hasil pemeriksaan tinja rutin Anda tidak normal. Supaya dilakukan pemeriksaan secara langsung mengenai riwayat penyakit, gejala dan tanda fisik dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter. Sehingga dapat diketahui penyebab pastinya. Namun jika hasil pemeriksaan tinja rutin tidak normal terjadi pada buah hati Anda. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Supaya lebih dini ditemukan penyebabnya dan anak memperoleh penangan secara cepat dan tepat tanpa mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya.

 

 

Writer : dr Luluk Ummaimah A
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Jumat, 5 Agustus 2022 | 12:42

Kasirga, E. (2019). The Importance of Stool Test in Diagnoss and Follow-Up of Gastrointestinal Disorders in Children. Turk Pediatri Ars, 54(3), 141-148. doi:  10.14744/TurkPediatriArs.2018.00483

Stool Test – KidsHealth. kidhealth.org. (2022). Retrieved 13 June 2022, from https://kidshealth.org/en/parents/labtest8.html

How should I collect and stote a poo (stool) sample? – NHS. nhs.uk. (2022). Retrieved 13 June 2022, from https://www.nhs.uk/common-health-questions/infections/how-should-i-collect-and-store-a-stool-faeces-sample/

Stool Analysis – HealtthLinkBC. healthlinkbc.ca. (2022). Retrieved 13 June 2022, from https://www.healthlinkbc.ca/tests-treatments-medications/medical-tests/stool-analysis

Stool Routine Test – lybrate. Lybrate.com. (2022). Retrieved 13 June 2022, from https://www.lybrate.com/lab-test/stool-routine