Definisi
Pemeriksaaan VDRL (venereal disease research laboratory) merupakan pemeriksaan laboratorium klinis yang dilakukan untuk menilai kadar zat protein berupa antibodi (zat hasil respon tubuh terhadap masuknya zat asing) yang dihasilkan oleh tubuh akibat interaksi dengan antigen yaitu bahan-bahan penyusun lemak sel yang rusak, berasal dari bakteri penyebab penyakit sifilis yang dikenal dengan nama Treponema pallidum.
Mudahnya, pemeriksaan VDRL merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya infeksi treponema pallidum di dalam tubuh. Treponema pallidum merupakan bakteri penyebab dari penyakit sifilis yang menjadi salah satu penyakit akibat infeksi menular seksual yang umumnya disebabkan oleh pasangan seksual yang sering berganti.
Pemeriksaan VDRL digunakan untuk mengetahui apakah ada infeksi atau reinfeksi (infeksi berulang) yang bersifat aktif dari treponema pallidum, dan untuk memonitor kesuksesan regimen pengobatan. Pemeriksaan VDRL cenderung lebih murah sehingga sering dipakai untuk pemeriksaan penapisan penyakit sifilis. Diharapkan dari pemeriksaan VDRL, sifilis dapat ditemukan sejak dini dan pengobatannya dapat dimulai lebih dini sehingga pasien dapat terhindar dari komplikasi akibat penyakit sifilis yang dapat merusak berbagai organ tubuh, seperti otak, jantung, ataupun sumsum tulang belakang.
Pemeriksaan VDRL dapat diminta oleh dokter apabila terdapat keluhan dan tanda terkait dengan penyakit sifilis, misalnya tampak luka pada area kelamin yang tidak nyeri, berjumlah satu, dan batas lukanya tampak jelas, disertai benjolan pada lipatan paha, bercak-bercak merah pada telapak tangan dan telapak kaki, demam, lemas, nyeri kepala, pusing berputar, mudah lupa, dan gangguan keseimbangan tubuh. Selain itu, dokter juga dapat mengajukan pemeriksaan VDRL pada pasien apabila terdapat beberapa faktor risiko seksual yang tinggi untuk terjadinya sifilis atau diduga terpapar bakteri treponema pallidum, misalnya dalam 1 bulan terakhir, pasien melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi pada lebih dari 1 pasangan seksual, berhubungan seksual dengan pekerja seks, memiliki perilaku pasangan seks berisiko tinggi (hubungan seksual anal atau vaginal tanpa pengaman).
Pemeriksaan VDRL menggunakan sampel darah pasien yang selanjutnya diperiksakan dengan reagen tertentu sehingga didapatkan nilai kadar antibodi VDRL. Apabila pemeriksaan VDRL memperlihatkan hasil yang positif dan disertai adanya keluhan dan tanda seperti yang di atas atau ada faktor risiko yang diduga meningkatkan kejadian penyakit sifilis, maka direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan penunjang terhadap infeksi treponema yang lebih spesifik (seperti tes TPHA/treponema pallidum hemagglutination assay) sehingga penyakit sifilis dapat ditegakkan dan regimen pengobatan dapat dimulai.
Pemeriksaan VDRL umumnya dapat dikerjakan bersamaan dengan pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan spesifik TPHA atau pemeriksaan darah lengkap (seperti hemoglobin, hematokrit, leukosit, atau trombosit).
Indikasi
Pemeriksaan ini biasanya dikerjakan pada beberapa kondisi sebagai berikut, yaitu:
- Untuk membantu penegakkan diagnosis penyakit sifilis
- Untuk membantu menilai apakah ada infeksi sifilis apabila terdapat gejala dan tanda tertentu
- Untuk memantau perkembangan penyakit sifilis setelah pemberian regimen pengobatan
- Untuk penapisan atau skrining pada orang yang berisiko tinggi terjangkit penyakit sifilis dan ibu hamil sebagai program triple elimination dari pemerintah Indonesia
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi atau kondisi yang membuat seseorang tidak bisa melakukan pemeriksaan ini.
Persiapan sebelum pemeriksaan
Tidak ada persiapan khusus sebelum melakukan pemeriksaan VDRL. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dalam keadaan tidak berpuasa. Meskipun demikian, Anda disarankan untuk melakukan konsultasi medis terlebih dahulu kepada dokter sebelum melakukan pemeriksaan VDRL sebab ada beberapa kondisi tertentu yang dapat menganggu hasil laboratorium sehingga tidak menggambarkan kondisi Anda yang sesungguhnya.
Prosedur pemeriksaan
Pemeriksaan VDRL umumnya menggunakan sampel serum darah sebanyak 0,25 - 0,5 ml. Sampel serum darah ini diambil dari pembuluh darah vena dan akan dikumpulkan ke dalam tabung khusus. Petugas laboratorium akan memakai sarung tangan khusus dan APD (Alat Pelindung Diri) saat mengambil sampel pemeriksaan.
Sebelum mengambil darah, petugas akan memasang pita elastis dan membersihkan area penusukan jarum dengan kasa antiseptik. Biasanya petugas mengambil darah di area lipatan siku. Setelah darah diambil dan dimasukkan ke dalam tabung khusus, petugas akan melepas pita elastis yang terpasang, menekan dan membersihkan area penusukan dengan kasa antiseptik. Prosedur pemeriksaan ini hanya berlangsung selama beberapa menit saja. Sampel darah yang telah didapatkan akan diperiksakan menggunakan alat khusus di laboratorium, dan hasilnya bisa diketahui dalam beberapa jam kemudian.
Nilai normal & abnormal
Rentang nilai normal VDRL umumnya tidak dibedakan berdasarkan umur atau jenis kelamin. Secara umum, berikut ini merupakan rentang nilai normal dan abnormal pada hasil pemeriksaan VDRL.
Nilai |
Interpretasi |
Non reaktif |
Negatif |
>1:1 |
Positif |
Meskipun demikian, setiap laboratorium memiliki patokan rentang nilai yang sedikit berbeda antara satu laboratorium dengan laboratorium lainnya sesuai panduan yang dianut dan mesin yang digunakannya.
Hasil & saran (pemeriksaan lanjutan)
Negatif
Jika hasil pemeriksaan VDRL Anda menunjukkan nilai normal, kemungkinan besar Anda telah menjalankan pola hidup sehat dengan baik dan tidak ada kelainan yang berhubungan dengan penyakit apabila tidak ada gejala dan tanda klinis tertentu dan berarti juga bahwa tidak ada antibodi yang terbentuk akibat masuknya infeksi sifilis ke dalam tubuh.
Anda disarankan untuk tetap mempertahankan pola hidup sehat Anda saat ini sehingga dapat mencegah penyakit sifilis yang ditandai oleh ditemukannya VDRL di dalam darah. Khusus untuk orang yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit sifilis, apabila didapatkan nilai VDRL negatif, maka dapat disarankan untuk melakukan pemeriksaan TPHA atau pemeriksaan VDRL ulang tiap 3 bulan secara rutin.
Positif
Jika hasil pemeriksaan VDRL Anda menunjukkan nilai positif, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Nilai positif pada pemeriksaan VDRL tidak selalu diartikan bahwa Anda pernah atau sedang mengalami infeksi treponema pallidum. Hasil pemeriksaan VDRL yang memberikan hasil positif harus dipastikan dengan pemeriksaan spesifik terhadap treponema, misalnya pemeriksaan TPHA (treponema pallidum haemagglutination assay).
Ada beberapa kondisi medis lain yang diketahui memiliki nilai VDRL yang cukup rendah positif, misalnya infeksi virus akut, malaria, dan penyakit kronis (penyakit autoimun kronis seperti lupus eritematosus sistemik, HIV/AIDS). Oleh sebab itu, pemeriksaan VDRL tidak bersifat spesifik dan dapat menghasilkan nilai positif palsu karena VDRL dapat positif selain pada kasus infeksi treponema pallidum sehingga perlu interpretasi hasil yang hati-hati apabila didapatkan nilai VDRL yang positif. Nilai VDRL dianggap positif bermakna apabila nilainya minimal 1:2.
Meskipun nilai VDRL Anda menunjukkan nilai yang positif, Anda tidak disarankan untuk melakukan diagnosis medis sendiri sehingga perlu datang ke dokter untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan fisik apabila ada keluhan dan tanda tertentu.
Konsultasikan ke dokter yang tepat
Hasil pemeriksaan VDRL pada orang dewasa dapat dikonsultasikan dengan dokter umum, untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan lanjutan ataupun memulai terapi untuk diagnosis yang sesuai. Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk berdiskusi mengenai masalah VDRL Anda lebih jauh. Pada pasien anak, hasil pemeriksaan selain normal harus dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak.
- dr Nadia Opmalina
Icahns School of Medicine at Mount Sinai. VDRL test. 2022 April. https://www.mountsinai.org/health-library/tests/vdrl-test
Medline Plus. VDRL test. 2022 April. https://medlineplus.gov/ency/article/003515.htm
Nayak S, Acharjya B. VDRL test and its interpretation. Indian J Dermatol. 2012;57(1):3-8. doi:10.4103/0019-5154.92666