Fobia

Bagikan :


Definisi

Gangguan anxietas fobik atau dikenal dengan fobia adalah rasa takut berlebihan dan tidak beralasan pada situasi atau objek tertentu yang tidak berbahaya. Akibatnya, seseorang dengan fobia akan berusaha untuk menghindari objek atau situasi tertentu. Berbeda dengan rasa takut yang muncul sebelum presentasi atau menghadapi ujian, fobia spesifik terjadi dalam waktu lama dan dapat menimbulkan reaksi fisik dan psikologis yang intens. Hal ini dapat mengganggu aktivitas di kantor, sekolah, atau lingkungan sosial.

Fobia dibedakan menjadi tiga kelompok besar, antara lain:

  • Agorafobia, yaitu ketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak, dan situasi dimana seseorang sulit mencari tempat yang aman.
  • Fobia spesifik, yaitu ketakutan irasional terhadap objek tertentu
  • Fobia sosial, yaitu ketakutan irasional terhadap situasi sosial tertentu.

Prevalensi agorafobia diperkirakan mencapai 2–6%. Fobia spesifik dialami oleh sekitar 5-10% populasi di Amerika Serikat. Prevalensi dari fobia sosial adalah 3–13%. Fobia terhadap hewan, lingkungan, atau jarum suntik merupakan fobia yang biasa dialami oleh anak-anak; sedangkan orang dewasa umumnya mengalami fobia yang bersifat situasional. 

 

Penyebab

Patogenesis dari fobia berkaitan dengan faktor-faktor berikut:

  • Faktor biologis. Seseorang dengan fobia menghasilkan epinefrin dan norepinefrin yang lebih banyak dibandingkan orang normal, sehingga lebih peka terhadap situasi tertentu.
  • Faktor genetik. Agorafobia sering dikaitkan dengan gangguan panik, namun agorafobia juga dapat muncul tanpa gangguan panik. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa terdapat peningkatan risiko gangguan panik jika terdapat keluarga derajat pertama yang mengalami gangguan panik. Fobia spesifik umumnya terjadi dalam satu keluarga dan risiko kejadian fobia sosial meningkat jika dalam keluarga derajat pertama memiliki fobia sosial.
  • Faktor psikososial. Adanya kejadian traumatik pada masa kanak, seperti perpisahan orang tua atau kekerasan dalam rumah tangga, dapat menimbulkan perilaku menghindar terhadap hal yang tidak dikenal (behavioral inhibition to unfamiliar), yang dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi fobia.

 

Faktor Risiko

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami fobia, antara lain:

  • Memiliki gangguan panik atau fobia lainnya meningkatkan risiko mengalami agorafobia
  • Pernah mengalami kejadian traumatik, seperti kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, atau kecelakaan
  • Memiliki keluarga dengan fobia
  • Memiliki tempramen yang sensitif dan pemalu
  • Fobia sosial umumnya dimulai ketika remaja ketika diminta untuk bertemu orang baru, memberikan pidato di depan banyak orang, atau melakukan presentasi

 

Gejala

Gejala dari agorafobia, antara lain:

  • takut meninggalkan rumah sendirian
  • takut ketika berada di tengah kerumunan atau mengantre
  • takut di lokasi yang tertutup, seperti bioskop, elevator, atau toko yang kecil
  • takut berada di lokasi yang terlalu terbuka, seperti lapangan parkir, jembatan, atau mall
  • takut menggunakan transportasi umum, seperti bus, pesawat, atau kereta api

Gejala dari fobia spesifik, antara lain:

  • Rasa takut, cemas, dan panik yang intens ketika terpapar atau memikirkan hal yang ditakuti
  • Merasakan rasa takut tersebut, namun tidak dapat mengontrolnya
  • Rasa takut dan cemas meningkat ketika objek tersebut mendekat
  • Melakukan apapun yang dapat menjauhkan diri dari objek tersebut
  • Sulit berfungsi dengan normal akibat rasa takut tersebut
  • Reaksi fisik seperti berkeringat, berdebar, sesak, dan sulit bernapas
  • Rasa mual, muntah, atau pingsan ketika melihat objek
  • Pada anak gejala yang ditunjukkan adalah tantrum, menangis, takut meninggalkan orang tua

Seseorang dengan fobia spesifik merasakan gejala-gejala di atas apabila terpapar terhadap sesuatu yang membuat mereka takut, seperti:

  • Situasi tertentu, seperti berada di dalam pesawat, elevator
  • Kejadian alam, seperti petir dan ketinggian
  • Hewan, seperti serangga, anjing, atau laba-laba
  • Darah, jarum suntik, atau luka
  • Hal lain, seperti tersedak, muntah, suara keras, atau badut

 

Diagnosis

Dokter ahli jiwa akan mendiagnosis Anda berdasarkan keluhan utama dan gejala. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat menegakkan diagnosis ini. Panduan yang digunakan adalah berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual, Fifth Edition (DSM-V).

Agorafobia

  • Ketakutan atau kecemasan yang jelas terhadap dua (atau lebih) dari lima situasi berikut ini:
    • Menggunakan transportasi umum
    • Berada dalam ruang terbuka
    • Berada dalam ruang tertutup
    • Berdiri dalam barisan atau orang berkerumun
    • Berada di luar rumah sendirian
  • Individu merasa takut atau menghindar dari situasi tersebut karena adanya pikiran sulit untuk meloloskan diri
  • Ketakutan dan kecemasan tidak seimbang dengan bahaya aktual

Fobia spesifik

  • Ketakutan atau kecemasan yang jelas pada objek atau situasi spesifik
  • Paparan terhadap objek atau situasi fobik hampir selalu memprovokasi kecemasan yang segera
  • Objek atau situasi fobik secara aktif dihindari
  • Ketakutan atau penghindaran menetap lebih dari 6 bulan

Fobia sosial

  • Takut atau kecemasan terhadap satu atau lebih situasi sosial dimana individu dihadapkan pada kemungkinan dinilai orang lain
  • Individu merasa takut ia akan bertindak dengan cara menunjukkan gejala-gejala kecemasan yang akan dievaluasi negatif
  • Situasi sosial hampir selalu menyebabkan ketakutan atau kecemasan

Penilaian tersebut perlu dilakukan oleh profesional.

 

Tata laksana

Secara umum, terapi fobia meliputi:

  • Terapi psikologis. 
    • Terapi kognitif perilaku meliputi berbagai pendekatan, seperti terapi desensitisasi, pemaparan (exposure), imaginal exposure, dan lain-lain. Terapi ini dikatakan jenis terapi yang paling efektif untuk mengatasi fobia. Terapi pemaparan dinilai efektif terutama untuk fobia spesifik dan agorafobia.
    • Psikoterapi
    • Terapi lainnya, seperti hipnoterapi, psikoterapi suportif, dan terapi keluarga
  • Obat-obatan. Obat-obatan yang biasa digunakan adalah antidepresan golongan serotonine selective reuptake inhibitor (SSRI) dan penyekat beta, terutama pada fobia sosial. Obat-obatan penenang dapat digunakan sebelum terpapar terhadap stimulus fobia, seperti bicara di depan publik. Konsultasikan metode pengobatan ini dengan dokter Anda.

 

Komplikasi

Agorafobia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Agorafobia yang berat dapat menyebabkan Anda tidak dapat keluar rumah. Tanpa pengobatan, agorafobia dapat mengganggu hubungan Anda dengan keluarga, teman, sekolah, pekerjaan, bahkan melakukan aktivitas normal lainnya. Jika dibiarkan, agorafobia dapat menyebabkan depresi, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang, dan gangguan jiwa lainnya termasuk gangguan cemas dan gangguan kepribadian.

Walaupun fobia spesifik terlihat 'dibuat-buat' atau 'tidak parah' di mata orang lain, fobia ini dapat mengganggu kehidupan orang yang mengalaminya. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial, yang berdampak pada capaian akademik dan profesional; gangguan mood, penyalahgunaan obat-obatan, bahkan ide atau percobaan bunuh diri.

Sedangkan fobia sosial dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri, negative self-talk, hipersensitivitas terhadap kritik, kemampuan bersosialisasi yang buruk, isolasi, capaian akademik dan profesional yang rendah, penyalahgunaan zat terlarang, dan ide atau percobaan bunuh diri.

 

Pencegahan

Cara untuk mencegah timbulnya fobia belum diketahui secara pasti. Namun, deteksi dini dapat dilakukan agar Anda dapat mendapatkan penanganan yang tepat segera sebelum kondisi ini menimbulkan komplikasi. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter ahli jiwa mengenai cara-cara mengatasi rasa takut dan cemas terhadap hal-hal tertentu.

 

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda mengalami rasa takut berlebihan untuk keluar rumah, terhadap binatang, kondisi, atau situasi sosial tertentu yang mengganggu kehidupan sehari-hari Anda; konsultasikan hal ini dengan dokter jiwa. Penanganan yang tepat dan cepat dapat membantu Anda mengatasi rasa takut tersebut.

Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Selasa, 15 Februari 2022 | 18:42

Kandou JE. Fobia. In: Elvira SE, Hadisukanto G, eds. Buku ajar psikiatri. 3rd ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. p. 296–302

Khatri M. (2021). What is social anxiety disorder or social phobia?. WebMD. Available from: https://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/mental-health-social-anxiety-disorder

Legg TJ. (2019). Phobias. Healthline. Available from: https://www.healthline.com/health/phobia-simple-specific

Mayo Clinic Staff. (2017). Agoraphobia. Mayoclinic. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/agoraphobia/symptoms-causes/syc-20355987

Mayo Clinic Staff. (2021). Social anxiety disorder. Mayoclinic. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/social-anxiety-disorder/symptoms-causes/syc-20353561

Samra CK, Abdijadid S. Specific Phobia. [Updated 2021 May 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499923/