Kanker Kolon (Kolorektal)

Kanker Kolon (Kolorektal)

Bagikan :


Definisi

Kanker kolorektal atau yang juga dikenal dengan kanker kolon, merupakan kondisi yang terjadi saat sel-sel tumbuh tidak terkendali di rektum atau usus besar, bagian akhir dari saluran pencernaan. Rektum merupakan jalur yang menghubungkan usus besar dengan anus. Sel-sel yang tumbuh tidak terkontrol ini bisa muncul sebagai polip atau gumpalan sel jinak, dan seiring waktu ada beberapa polip yang berubah menjadi sel-sel ganas atau kanker.

Kanker kolorektal merupakan kasus keganasan ketiga tersering baik pada pria maupun wanita, setelah kanker payudara dan kanker paru, dan merupakan kasus keganasan yang berada di peringkat kedua yang paling mematikan. Insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 dalam 100.000 orang dewasa, dengan angka mortalitas sebesar 9,5% di semua kasusnya. Insiden dan mortalitas dari kanker kolorektal berkurang pada orang dewasa yang berusia lebih tua dari 50 tahun.

 

Penyebab

Hal-hal yang menyebabkan mutasi sel-sel sehat di usus besar dan rektum serta membuat kanker kolorektal muncul masih belum diketahui dengan pasti. Secara umum, sel-sel sehat yang berada di usus besar mulai bermutasi dan tumbuh tidak terkendali. Sel normalnya memiliki masa hidup dalam jangka waktu tertentu dan akan mati pada waktunya. Bila sel tumbuh secara tidak wajar, bisa berlanjut membentuk polip. Polip biasanya bersifat jinak, namun bila tidak ditangani dapat berubah menjadi sel kanker.

Saat DNA sel mulai rusak dan menjadi sel kanker, sel-sel tersebut akan terus membelah diri, mulai bermutasi, dan tidak mati. Mereka terus tumbuh walaupun sel-sel baru ini tidak diperlukan oleh tubuh. Saat sel-sel tersebut terus bermutasi dan terakumulasi, terbentuklah tumor.

Seiring berjalannya waktu, sel-sel kanker yang terus tumbuh dan bermutasi ini akan menyerang dan menghancurkan jaringan sehat yang berada di sekitarnya. Tidak hanya di usus besar dan rektum, sel-sel kanker bisa berpindah ke jaringan atau organ lain di tubuh melalui pembuluh limfe atau pembuluh darah, dan membentuk tumor baru di sana. Ditemukannya sel kanker di organ lain menandakan bahwa kanker sudah berada di stadium akhir.

 

Faktor Risiko

Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kanker kolorektal, yaitu:

  • Usia di atas 50 tahun, walaupun saat ini mulai ada peningkatan kasus pada orang dewasa yang berusia kurang dari 50 tahun
  • Riwayat menderita polip atau kanker di usus besar
  • Menerima terapi radiasi untuk kanker di area perut
  • Memiliki penyakit peradangan di usus besar, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif
  • Faktor genetik dan sindrom yang diturunkan dalam keluarga
    • Sindrom Lynch
    • Poliposis Adenomatosa Familial
  • Riwayat kanker kolorektal pada keluarga
  • Diet tinggi lemak, rendah serat, dan rutin konsumsi daging merah/olahan
  • Gaya hidup sedenter dan kurang aktif
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
  • Obesitas
  • Diabetes melitus tipe 2

 

Gejala

Kanker kolorektal terbagi ke dalam beberapa stadium, yaitu:

  • Stadium 0, pada stadium ini sel-sel yang tidak normal hanya berada di lapisan terdalam usus besar atau rektum
  • Stadium 1, kanker mulai meluas ke lapisan mukosa atau lapisan otot, di usus besar atau rektum
  • Stadium 2, kanker menjalar ke dinding usus besar, rektum, atau ke jaringan sekitar
  • Stadium 3, sel kanker mulai bergerak menuju limfe namun belum mencapai organ lain di tubuh
  • Stadium 4, merupakan stadium paling ganas dimana kanker mulai meluas ke organ-organ lain di tubuh

Biasanya gejala kanker kolorektal tidak muncul di stadium-stadium awal, namun bila ada gejala yang muncul, gejala yang sering ditemukan pada pasien kanker kolorektal antara lain:

  • Konstipasi
  • Diare
  • Tinja bisa berubah warna atau bentuk, bahkan disertai darah
  • Perdarahan dari rektum
  • Buang angin berlebihan
  • Perut terasa kembung
  • Kram atau nyeri pada perut
  • Muntah
  • Rasa lelah atau lemah yang berlebihan dan tidak bisa dijelaskan
  • Penurunan berat badan secara signifikan

Biasanya gejala yang muncul berlangsung lebih dari 2 minggu atau sebulan. Gejala yang muncul tergantung dari ukuran dan lokasi kanker. Bila kanker sudah menyebar ke organ lain, dapat muncul gejala terkait kerusakan organ yang terkena.

 

Diagnosis

Saat Anda berkonsultasi dengan dokter, biasanya dokter akan bertanya terlebih dahulu mengenai gejala yang Anda alami secara mendetail, bagaimana riwayat penyakit dan pengobatan Anda, riwayat penyakit pada keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik. Bila dokter menemukan adanya indikasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan di bawah ini untuk menentukan diagnosis.

Pemeriksaan laboratorium

Dokter dapat menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan darah, yang bertujuan untuk memeriksa kesehatan Anda secara keseluruhan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah darah lengkap, fungsi ginjal, dan fungsi organ hati. Selain itu, terdapat pemeriksaan antigen khusus yaitu CEA (Carcinoembryonic Antigen), senyawa kimia yang terkadang diproduksi pada kanker kolorektal. 

Pemeriksaan tinja atau kotoran juga bisa dilakukan untuk melihat bila ada darah pada kotoran pasien, baik yang terlihat secara kasat matau atau yang hanya ditemukan melalui mikroskop.

Pemeriksaan pencitraan

  • Barium enema

Pemeriksaan pencitraan ini menggunakan sinar X dengan bantuan kontras barium yang radioaktif. Kontras barium akan memasuki usus dan kemudian mewarnai usus besar.

  • CT scan

Dokter dapat menyarankan pemeriksaan CT scan di area perut, pinggang dan dada untuk membantu menentukan stadium kanker. Pada stadium IV, sel kanker biasanya sudah menyebar ke organ lain di tubuh.

  • Kolonoskopi

Kolonoskopi menggunakan selang yang panjang, lentur, dan terpasang kamera untuk memonitor rektum dan usus besar Anda. Bila dari monitor terlihat area yang mencurigakan, dokter dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk dilakukan analisis dari jaringan tersebut. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas sekitar 94,7%.

 

Tatalaksana

Terdapat beberapa pilihan terapi yang biasanya diberikan oleh dokter. Terapi ditentukan berdasarkan lokasi kanker, stadiumnya, serta bagaimana kondisi Anda saat itu. Ada beragam pilihan terapi pada kanker kolorektal, yaitu pembedahan untuk mengangkat kanker, terapi radiasi, kemoterapi, dan imunoterapi.

Pembedahan

Prosedur ini dipilih pada kanker kolorektal stadium dini, dan pada kanker yang berukuran sangat kecil. Bila kanker berukuran kecil, dokter dapat mengangkatnya saat prosedur kolonoskopi. Namun, bila sulit diangkat selama kolonoskopi, prosedur laparoskopi menjadi pilihan. Dokter bedah akan melakukan beberapa sayatan kecil di perut untuk memasukkan alat yang terpasang kamera. Alat ini membantu dokter melihat kanker di usus besar atau rektum pada monitor.

Kemoterapi

Terapi ini menggunakan obat-obatan khusus untuk menghancurkan sel-sel kanker dan mengurangi risiko kekambuhan. Kemoterapi biasanya diberikan pada keadaan berikut:

  • Sebelum prosedur operasi pengangkatan kanker untuk mengecilkan ukuran kanker yang besar
  • Setelah prosedur operasi kanker yang berukuran cukup besar
  • Pada pasien yang sel kankernya sudah menyebar ke nodus limfe
  • Pada pasien stadium 4, biasanya kemoterapi dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk meredakan gejala dari kanker kolorektal

Terapi Radiasi

Pada terapi radiasi, digunakan sinar X dan proton untuk membunuh sel kanker, atau mengecilkan ukuran kanker yang besar agar bisa lebih mudah diangkat pada prosedur operasi. Terapi ini juga bisa dikombinasikan dengan kemoterapi, dipilih bila tidak bisa dilakukan pengangkatan kanker pada pasien.

Imunoterapi

Seperti kemoterapi, imunoterapi juga menggunakan obat-obatan, namun obat pada terapi ini menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan sel kanker. Terapi ini menjadi pilihan pada kanker kolorektal stadium lanjut.

 

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat kanker kolon jika tidak ditangani dengan tepat meliputi:

  • Penyumbatan usus besar akibat ukuran tumor yang terus membesar
  • Penyebaran sel kanker ke organ lain
  • Sel kanker dapat kambuh bila tidak hilang atau mati sepenuhnya

Walaupun kanker kolorektal banyak diderita oleh orang-orang yang sudah berusia lanjut, namun insiden baru dari kasus kanker kolorektal terlihat meningkat pada orang yang berusia di bawah 50 tahun. Terdapat peningkatan kematian pada pasien yang berumur kurang dari 50 tahun.

 

Pencegahan

Anda bisa melakukan pencegahan kanker kolorektal dengan melakukan skrining kanker kolorektal secara rutin. Skrining ini bisa dilakukan mulai usia 45 tahun. Kanker pada stadium awal biasanya tidak bergejala, oleh karena itu, skrining dapat membantu Anda dalam mendeteksi adanya pertumbuhan sel dan jaringan yang tidak normal di usus besar dan rektum.

Selain melakukan skrining, hindari juga faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker kolorektal. Konsumsi buah dan sayuran, hindari alkohol dan kebiasaan merokok, rutin olahraga, serta jaga berat badan yang ideal.

 

Kapan harus ke dokter

Bila Anda memiliki faktor risiko dan merasakan gejala yang disebutkan di atas, dimana gejala sudah berlangsung lama dan mulai mengkhawatirkan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa lebih lanjut dan melakukan skrining kanker kolorektal.

Writer : dr Vega Audina
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 26 April 2024 | 05:43

Centers for Disease Control and Prevention (2021). Colorectal (Colon) Cancer. 

Mayo Clinic (2021). Diseases & Conditions. Colon Cancer.

Wint, C., & Nelson, J. Healthline (2020). Colorectal (Colon) Cancer.

Putranto, A., & Julistian. (2019). Risk Factors of Colorectal Carcinoma Incidence in Young Adults: A Meta-analysis. The New Ropanasuri Journal of Surgery, 4(1), pp. 1–6.