Definisi
Miliaria kristalina atau biang keringat adalah kondisi ketika keringat terjebak di bawah kulit. Miliaria banyak terjadi pada bayi baru lahir (usia 2 minggu atau kurang), namun juga dapat terjadi pada orang dewasa (terutama yang baru saja berpindah ke tempat dengan iklim lebih hangat). Miliaria memiliki 4 jenis tergantung kedalaman sumbatan kelenjar keringat, yaitu:
- Miliaria kristalina. Miliaria ini merupakan jenis yang paling ringan. Miliaria ini terjadi ketika bukaan pada saluran kelenjar keringat (pori-pori) tersumbat. Miliaria ini ditandai dengan lenting kecil, bening, seperti tetes air, dan mudah dipecahkan
- Miliaria rubra. Miliaria jenis ini terjadi pada bagian kulit yang lebih dalam. Tanda dan gejalanya berupa benjolan kecil kemerahan yang meradang, disertai gatal dan nyeri
- Miliaria pustulosa. Miliaria ini merupakan kondisi ketika miliaria rubra terisi nanah.
- Miliaria profunda. Miliaria jenis ini mengenai bagian kulit yang terdalam (dermis). Miliaria jenis ini menyebabkan benjolan yang kaku, nyeri, dan gatal akibat adanya peradangan. Miliaria ini dapat tampak seperti bulu kuduk yang berdiri dan dapat pecah.
Penyebab
Miliaria dapat menyerang semua usia dan jenis kelamin, namun bayi dan anak-anak berisiko lebih tinggi karena saluran kelenjar keringatnya belum matang. Penyebab miliaria kristalina dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
- Agen yang menghalangi kulit. Agen ini dapat berupa pakaian yang terlalu ketat dan obat-obatan patch yang ditempel pada kulit
- Pseudohipoaldosteronisme tipe 1. Pada kondisi ini, tubuh yang kebal terhadap hormon yang mengatur kadar mineral di dalam tubuh. Akibatnya, natrium banyak dikeluarkan lewat keringat, sehingga jumlah keringat juga menjadi lebih banyak
- Sindrom Morvan. Sindrom ini merupakan penyakit genetik yang menyebabkan hiperhidrosis (berkeringat terlalu banyak), yang mempermudah seseorang mengalami miliaria
- Obat-obatan. Obat-obatan yang memicu berkeringat seperti betanekol, klonidin, dan neostigmin berkaitan dengan miliaria. Tidak hanya itu, obat lainnya yang dapat memicu miliaria adalah isotretinoin
Faktor Risiko
Faktor risiko miliaria kristalina adalah sebagai berikut:
- Bayi baru lahir, karena saluran kelenjar keringat belum matang
- Tinggal di daerah dengan iklim panas dan lembap
- Aktif beraktivitas fisik
- Tirah baring dalam waktu yang lama dan menderita demam
Gejala
Gejala miliaria kristalina adalah lenting-lenting berwarna bening dengan dinding tipis. Oleh karena itu, lenting ini terlihat seperti tetesan air, sehingga dinamakan kristalina (mirip kristal). Lenting ini terletak di permukaan kulit, sehingga biasanya tidak disertai oleh respon peradangan. Biasanya, lenting ini dapat ditemukan pada lipatan kulit atau tempat kulit bergesekan dengan baju pada orang dewasa. Sementara itu, pada bayi, lenting dapat ditemukan di leher, bahu, dan dada. Lenting juga dapat ditemukan di ketiak, lipat siku, dan selangkangan. Lenting ini biasanya muncul beberapa hari setelah paparan panas dan hilang dalam waktu beberapa hari. Hal ini terjadi karena hilangnya lenting ini mengikuti lepasnya lapisan kulit terluar yang sudah mati.
Diagnosis
Dokter dapat mendiagnosis miliaria dengan pertanyaan mengenai riwayat seseorang dan pengamatan terhadap lenting pada kulit. Biasanya, dokter tidak memerlukan pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis miliaria kristalina. Pada miliaria kristalina, pemeriksaan sel pada cairan yang terkandung di dalam lenting (sitologi) tidak menghasilkan temuan yang menunjukkan adanya peradangan atau infeksi. Pada pemeriksaan jaringan, dokter juga dapat menemukan adanya sumbatan saluran kelenjar keringat pada lapisan kulit terluar.
Peradangan pada kulit dapat menunjukkan adanya miliaria yang lebih dalam daripada kristalina, seperti miliaria rubra, pustulosa, dan profunda.
Tata Laksana
Faktor risiko miliaria kristalina adalah kondisi yang panas dan lembap, sehingga tata laksana utamanya adalah upaya untuk menurunkan keringat dan sumbatan pada saluran kelenjar keringat. Upaya ini dapat berupa:
- Berkegiatan di lingkungan yang lebih sejuk
- Menggunakan pakaian yang longgar, tipis, dan memberi kesempatan agar kulit bernapas
- Melakukan eksfoliasi (pembuangan sel kulit mati)
- Tidak menggunakan benda yang dapat menghalangi kulit seperti plester, perban, dan patch
- Menangani demam
- Tidak beraktivitas terlalu banyak pada cuaca panas hingga miliaria membaik
Miliaria kristalina sendiri tidak memerlukan tata laksana khusus karena biasanya dapat sembuh sendiri dalam 24 jam setelah lapisan kulit yang terjangkit lepas. Anda juga dapat menggunakan agen-agen pendingin seperti losion yang mengandung kalamin atau menthol, serta kompres dingin. Agen-agen ini dapat membantu mendinginkan kulit dengan lebih cepat. Agen lainnya seperti lanolin juga dapat digunakan untuk mencegah penyumbatan saluran kelenjar keringat, sehingga keringat dapat mengalir dengan lancar ke permukaan kulit. Anda juga dapat mandi dua kali sehari dengan sabun secukupnya.
Pemberian antibiotik tidak diperlukan pada miliaria kristalina, karena biasanya miliaria jenis ini tidak disertai dengan peradangan ataupun infeksi bakteri. Pemberian antibiotik biasanya dilakukan pada miliaria pustulosa. Selain itu, pemberian antiradang seperti kortikosteroid juga tidak diperlukan, karena miliaria jenis ini biasanya tidak disertai peradangan.
Jika terapi-terapi di atas tidak dapat memperbaiki miliaria, Anda perlu mempertimbangkan untuk pindah ke lingkungan dengan cuaca yang lebih sejuk.
Komplikasi
Miliaria biasanya hilang tanpa bekas. Namun, orang dengan warna kulit gelap lebih berisiko memiliki bercak kulit yang berwarna lebih terang atau lebih gelap daripada kulit. Hal ini terjadi sebagai respon dari peradangan pada kulit. Perubahan warna kulit ini biasanya menghilang dalam waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan. Komplikasi lainnya adalah infeksi bakteri pada kelenjar keringat, sehingga muncul lenting-lenting berisi nanah yang nyeri dan gatal. Komplikasi ini dapat berupa impetigo atau abses (kantong berisi nanah) pada kulit.
Selain itu, komplikasi lainnya adalah tidak tahan panas (intoleransi panas). Hal ini ditandai dengan anhidrosis (tidak ada keringat) pada kulit yang terjangkit, lemah, lelah, pusing, hingga pingsan. Tidak hanya itu, hal ini dapat mencegah seseorang bekerja atau aktif berolahraga. Namun, kondisi ini paling sering terjadi pada miliaria profunda.
Pencegahan
Untuk mencegah miliaria kristalina terjadi, Anda dan anak Anda dapat melakukan hal sebagai berikut:
- Pada cuaca panas, menggunakan pakaian yang longgar dan ringan, sehingga kulit tidak terlalu lembap. Anak yang baru lahir sebaiknya tidak memakai pakaian yang berlapis-lapis
- Pada cuaca panas, batasi aktivitas fisik. Anda disarankan untuk berada di bawah bayang-bayang pohon atau bangunan, atau di dalam ruangan dengan pengatur suhu ruangan. Anda juga dapat menggunakan kipas untuk memastikan udara berputar di seluruh ruangan
- Menjaga tempat tidur agar tetap sejuk dan memiliki ventilasi yang baik
- Menghindari krim dan salep yang dapat menyumbat pori-pori
- Menggunakan tabir surya
- Menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan berkeringat, seperti klonidin, bloker beta, dan opioid
- Jika Anda hendak berolahraga, Anda dapat mengoleskan lanolin agar tidak muncul biang keringat baru
Kapan harus ke dokter?
Miliaria kristalina pada umumnya membaik dengan mendinginkan kulit dan menghindari paparan panas. Anda dapat berkunjung ke dokter apabila Anda atau anak Anda memiliki gejala yang bertahan hingga lebih dari beberapa hari atau jika biang keringat tampak semakin parah atau tampak bernanah.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Guerra, K., Toncar, A., & Krishnamurthy, K. (2021). Miliaria. Retrieved 12 May 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537176/
Heat rash - Symptoms and causes. (2022). Retrieved 12 May 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heat-rash/symptoms-causes/syc-20373276
Levin, N., & Elston, D. (2020). Miliaria: Background, Pathophysiology, Etiology. Retrieved 12 May 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/1070840-overview