Mengapa Orang Mudah Percaya Teori Konspirasi?

Ilustrasi diskusi teori konspirasi. | Credit: Freepik

Bagikan :


Perkembangan teknologi membuat penyebaran informasi semakin mudah meluas ke berbagai lapisan masyarakat. Sayangnya, hal ini juga berarti penyebaran informasi tidak valid yang menyebar di masyarakat, termasuk di antaranya teori konspirasi. Di sisi lain, masyarakat begitu mudah menerima teori konspirasi alih-alih mencari tahu kebenaran di balik teori tersebut. Mengapa banyak orang begitu mudah percaya teori konspirasi? Cari tahu ulasannya dalam artikel berikut. 

 

Apa Itu Teori Konspirasi?

Teori konspirasi dapat diartikan sebagai suatu teori yang berusaha menjelaskan bahwa suatu peristiwa dapat terjadi akibat konspirasi atau persekongkolan dari sekelompok organisasi atau orang yang sangat berpengaruh. Teori konspirasi ini terkadang memiliki bukti yang mendukung meskipun sebagian besar teori konspirasi tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Beberapa teori konspirasi yang cukup populer di antaranya adalah bahwa bumi sebenarnya datar, pendaratan manusia di bulan adalah rekaan semata, atau teori bahwa virus Covid-19 merupakan senjata biologis.

Teori konspirasi umumnya memiliki karakter berupa berita mengenai fenomena sosial atau politik yang unik (walaupun bisa membicarakan mengenai fenomena lainnya), tidak biasa dan bertentangan dengan apa yang diyakini oleh masyarakat umum. Teori konspirasi juga sering diakitkan dengan peristiwa politik yang sering dikaitkan dengan pertarungan antara pihak baik dengan pihak yang berlawanan. Kemudian, karakteristik teori konspirasi lainnya adalah menyebut bahwa fakta yang diterima publik merupakan tipu muslihat atau upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari fakta sebenarnya. 

Baca Juga: Mengenal Decision Fatigue, Kelelahan Akibat Mengambil Keputusan

 

Penyebab Orang Mudah Percaya Teori Konspirasi

Ketika mendengar mengenai teori konspirasi, mungkin Anda merasa bahwa hal tersebut tidak masuk akal. Namun demikian, masih banyak orang yang memilih untuk percaya pada teori konspirasi tersebut. Menurut penelitian, ada banyak faktor yang mengungkapkan mengapa seseorang mudah untuk percaya teori konspirasi, di antaranya: 

Alasan epistemik

Salah satu alasan mengapa masyarakat begitu mudah percaya teori konspirasi adalah adanya alasan epistemik di baliknya. Alasan epistemik adalah keinginan untuk memperoleh kepastian dan pemahaman mengenai suatu hal. Banyak orang ingin memahami apa yang terjadi di sekitarnya dan terdorong untuk mengetahui penjelasan mengenai hal-hal yang terjadi. Dengan meyakini teori konspirasi, mereka dapat lebih mudah memahami fenomena yang terjadi di sekitar mereka.

Baca Juga: Mengapa Depresi Makin Parah di Malam Hari?

Alasan ingin merasa lebih aman dan terkendali

Sebuah isu terkadang membuat seseorang merasa cemas, panik, atau tidak tahu harus bersikap seperti apa dalam menghadapi isu tersebut. Ketika muncul teori konspirasi yang menyebutkan bahwa ada pihak lain yang harus bertanggung jawab pada isu tersebut, maka ia akan merasa lebih aman, tidak perlu bertanggung jawab dan merasa hidupnya lebih mudah dikendalikan.

Misalnya, ketika dihadapkan pada isu perubahan iklim atau pemanasan global. Jika Anda percaya bahwa pemanasan global hanyalah teori konspirasi belaka, maka Anda tidak perlu melakukan perubahan apa pun pada gaya hidup Anda. Dengan cara ini, hidup Anda bisa menjadi lebih tenang.

Alasan sosial

Banyak orang memilih percaya pada teori konspirasi karena alasan sosial. Dalam masyarakat terbentuk anggapan bahwa suatu kelompok orang yang yakin pada konspirasi akan menganggap kelompok lain yang tidak percaya sebagai oposisi. Mereka yang percaya konspirasi bisa percaya bahwa mereka adalah orang atau kelompok yang lebih baik.

Alasan lainnya, percaya pada teori konspirasi juga dapat diartikan sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri. Ketika seseorang berada di pihak yang kalah, maka ia akan mencari validasi atau pembenaran untuk membuatnya merasa lebih baik. Mudah untuk menyalahkan orang lain dengan mengaitkan orang tersebut pada suatu teori konspirasi bahwa mereka sudah berbuat jahat. Dengan situasi ini, ia akan lebih mudah percaya pada teori konspirasi yang mendukung posisinya.

 

Mempercayai teori konspirasi tanpa memeriksa fakta dapat membuat Anda mengabaikan bukti-bukti nyata yang sebenarnya. Keyakinan pada teori konspirasi juga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain seperti misalnya menolak vaksinasi atau obat tertentu sehingga Anda tidak memiliki perlindungan atas suatu penyakit. Pada kasus lain, teori konspirasi dapat menimbulkan ketidakpercayaan terhadap institusi seperti pemerintah. 

Untuk itu, selalu cek fakta dari sumber terpercaya dan kembangkan cara berpikir kritis dalam menghadapi teori konspirasi yang berkembang. Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care. 

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Rabu, 13 Maret 2024 | 12:00

American Psychological Association. (2023). Why some people are willing to believe conspiracy theories. Available from: https://www.apa.org/news/press/releases/2023/06/why-people-believe-conspiracy-theories

Cherry, K. (2020). Why People Believe in Conspiracy Theories. Available from: https://www.verywellmind.com/why-people-believe-in-conspiracy-theories-4690335

Casabianca, S., Pedersen, T. (2021). Why Do Some People Believe in Conspiracy Theories?. Available from: https://psychcentral.com/blog/conspiracy-theories-why-people-believe