Mengenal Gejala dan Penyebab Anemia pada Orang Dewasa

ADS

287 x 220

Bagikan :


Anemia atau kekurangan darah dapat terjadi ketika Anda tidak memiliki cukup sel darah merah di dalam tubuh. Anemia dapat diketahui melalui tes darah, di mana anemia dilaporkan sebagai hemoglobin atau hematokrit yang rendah.

Hemogloblin adalah protein utama dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen dan mengirimkannya ke seluruh bagian tubuh. Jika Anda mengalami anemia, kadar hemoglobin akan rendah, dan sekaligus mengakibatkan jaringan atau organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.

 

Gejala Anemia

Ketika mengalami anemia, ada gejala atau tanda-tanda yang berkembang, baik gejala ringan maupun berat di antaranya:

  • Kelelahan
  • Tubuh terasa lemah
  • Kulit terlihat pucat atau kekuningan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Pusing atau kepala terasa ringan
  • Rasa sakit di dada
  • Kaki dan tangan terasa dingin
  • Sakit kepala

Pada tahap awal, gejala yang dirasakan mungkin ringan, namun gejala bisa memburuk jika kadar hemoglobin semakin rendah.

 

Baca mengenai perbedaan anemia dan tekanan darah rendah, di sini

 

Penyebab Anemia

Ada banyak faktor yang menyebabkan Anda kekurangan darah. Salah satunya adalah kondisi bawaan sejak lahir, di mana tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah, atau tubuh berusaha menghancurkan sel darah merahnya sendiri.

Anemia juga dapat disebabkan oleh faktor lain, di antaranya:

 

  • Kekurangan Zat Besi

Jenis anemia yang paling umum dialami banyak orang disebabkan oleh kekurangan zat besi di dalam tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin. Ketika zat besi di dalam tubuh tidak cukup, maka sumsum tulang tidak dapat memproduksi hemoglobin yang cukup untuk sel darah merah.

Untuk mengatasi kekurangan zat besi, dokter akan merekomendasikan Anda untuk mengonsumsi suplemen zat besi, misalnya di saat sedang menstruasi berat, kehilangan darah akibat kanker usus atau kondisi lain, atau saat sedang hamil.

 

  •  Kekurangan Vitamin

Selain zat besi, tubuh juga membutuhkan nutrisi lain misalnya seperti asam folat dan vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah yang cukup sehat.

Asam folat atau dikenal juga dengan nama vitamin B9 berguna untuk mencegah anemia, membantu perkembangan otak, tengkorak dan sumsum tulang belakang bayi yang belum lahir agar berkembang dengan baik dan terhindari dari gangguan perkembangan seperti misalnya spina bifida (cacat tabung saraf). Untuk mengatasi anemia, orang dewasa dan anak berusia di atas 1 tahun disarankan mengonsumsi 5mg asam folat setiap hari, selama 4 bulan.

Sedangkan vitamin B12 adalah nutrisi penting yang membantu tubuh membuat DNA, memelihara otak dan sistem saraf, serta membantu pembentukan sel darah merah. Normalnya, tubuh tidak akan kekurangan vitamin B12, namun ketika hamil kondisi ini sangat mungkin terjadi. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia dan gangguan perkembangan janin.

 

  • Anemia Akibat Peradangan

Anemia dapat dipicu oleh kondisi peradangan penyakit tertentu seperti pada penyakit kanker, HIV/AIDS, radang sendi (rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn, dan penyakit inflamasi akut atau kronis lainnya.

 

  • Anemia Aplastik

Jenis anemia langka yang mengancam jiwa, yang disebabkan oleh infeksi, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan paparan bahan kimia beracun.

Anemia aplastik adalah bentuk kegagalan sumsum tulang di mana sel-sel darah baru terbentuk. Pada anemia aplastik, sumsum tulang tidak menghasilkan sel-sel baru sehingga tubuh rentan terhadap pendarahan dan infeksi.

 

  • Anemia yang Berhubungan dengan Penyakit Sumsum Tulang

Jenis kanker seperti leukimia dan myelofibrosis, dapat menyebabkan anemia yang bervariasi dari derajat ringan hingga mengancam jiwa.

 

  • Anemia Hemolitik

Kelompok anemia ini biasanya berkembang ketika sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh sumsum tulang. Anemia jenis ini bisa didapatkan dari faktor genetik yang dapat berkembang di kemudian hari.

 

  • Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit adalah kelainan pada sel darah merah yang dapat diwariskan orang tua kepada anaknya. Kondisi ini menyebabkan pembentukan batang kaku di dalam sel darah merah yang mengubah bentuk sel mirip seperti bulan sabit.

 

Baca selengkapnya mengenai anemia sel sabit, di sini

 

Sebagian besar anemia dapat dicegah dan diobati. Ketika Anda mulai merasakan adanya gejala anemia yang berkembang, periksakan diri sedini mungkin agar mendapatkan pengobatan dan perawatan sehingga gejalanya tidak memburuk.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 17:26

Cleveland Clinic (2020). Anemia. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3929-anemia

Mayo Clinic (2022). Anemia. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/diagnosis-treatment/drc-20351366

WebMD (2020). Anemia. Available from: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics

NHS UK (2019). Folic acid. Available from: https://www.nhs.uk/medicines/folic-acid/

WebMD Editorial Contributors (2020). Health Benefits of Vitamin B12. Available from: https://www.webmd.com/diet/health-benefits-vitamin-b12

WebMD (2021). Vitamin B12: What to Know. Available from: https://www.webmd.com/diet/vitamin-b12-deficiency-symptoms-causes

John Hopkins Medicine. Aplastic Anemia. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/kimmel_cancer_center/cancers_we_treat/blood_bone_marrow_cancers/aplastic_anemia.html

Medline Plus (2021). Sickle Cell Disease. Available from: https://medlineplus.gov/sicklecelldisease.html