Mobile Tooth

Bagikan :


Definisi

Mobile tooth atau dikenal juga dengan nama gigi goyang merupakan kondisi ketika perlekatan antara gigi dengan jaringan pendukungnya berkurang. Hal ini dapat diakibatkan oleh peradangan pada jaringan pendukung gigi ataupun karena adanya trauma pada gusi dan gigi. Mobile tooth dapat dialami oleh siapa saja, namun kondisi ini paling sering dialami oleh anak-anak terutama pada saat periode transisi antara gigi susu ke gigi dewasa, yakni sekitar usia pra-sekolah.

Selain pada anak-anak, lansia juga sering mengalami mobile tooth karena kadar kalsium dalam tubuhnya berkurang. Bila hal ini terjadi pada orang dewasa usia produktif, dapat menandakan masalah kesehatan yang lebih serius.

Terdapat tiga klasifikasi dari mobile tooth, yakni:

  • Tingkat 1. Mobilitas gigi 1-2 mm, hal ini dapat diatasi dengan observasi selama 1 bulan di rumah
  • Tingkat 2. Mobilitas gigi lebih besar dari 2 mm, tanpa pergerakan vertikal gigi. Kondisi ini membutuhkan prosedur yang lebih luas, splinting gigi ke gigi sehat dan normal yang berdekatan mungkin efektif dalam kasus ini. Antibiotik dapat diberikan untuk mengubah flora patogen menjadi flora normal. Keberhasilan mobilitas tingkat 2 bergantung pada kebersihan mulut yang cermat. Di tingkat 1 dan 2, kemungkinan untuk kembali ke stabilitas sebelumnya cukup tinggi.
  • Tingkat 3. Mobilitas gigi lebih besar dari 3 mm. Gigi bergerak di semua bidang dan bergerak vertikal di kantungnya. Gigi pada tingkat ini sulit untuk diselamatkan dan akhirnya menyebabkan pencabutan gigi.

 

Penyebab

Penyebab dari mobile tooth atau gigi goyang, antara lain:

  • Penyakit gusi atau periodontitis

Seringnya, penyebab gigi goyang disebabkan oleh infeksi serius pada gusi yang disebut periodontitis. Periodontitis sendiri diakibatkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Plak yang menumpuk, lama-kelamaan membentuk karang gigi tempat bakteri berkumpul dan berkembang biak. Bakteri ini kemudian dapat menginfeksi gusi, jaringan gigi, bahkan tulang di sekitarnya dan menyebabkan peradangan kronis sehingga tulang mengalami resorpsi dan tidak bisa menopang gigi dengan kokoh.  Adanya penyakit sistemik dan infeksi bakteri spesifik seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans juga bisa memicu timbulnya periodontitis kronis dan periodontitis agresif tanpa adanya penumpukan plak.

  • Cedera pada bagian mulut

Apabila Anda mengalami benturan keras di bagian wajah, bukan tidak mungkin rahang Anda juga terkena dan terasa seperti gigi mau copot

  • Kebiasaan menggeretakan gigi

Beberapa orang memiliki kebiasaan menggeretakan gigi ketika tidur yang disebut bruxism. Tekanan terhadap gigi yang terus menerus ini juga bisa menyebabkan akar gigi menjadi longgar dari gusi dan jaringan-jaringan pendukungnya.

  • Perubahan hormon seperti hormon kehamilan

Meningkatnya hormon progesteron dan estrogen selama kehamilan dapat memengaruhi jaringan ikat tulang di sekitar gigi sehingga gigi menjadi goyang. Tingginya hormon progesteron ini juga memicu pertumbuhan bakteri di dalam mulut sehingga ibu hamil menjadi lebih rentan terhadap gingivitis, yaitu infeksi bakteri terhadap gusi yang juga menyebabkan gusi bengkak dan berdarah.

  • Osteoporosis

Osteoporosis terjadi ketika cadangan kalsium di dalam tulang dan gigi terkuras. Jaringan tulang rahang yang kekurangan kalsium kemudian akan menjadi rapuh dan menyebabkan gigi goyang.

 

Jika Anda ingin mengetahui selengkapnya mengenai periodontitis, Anda dapat membacanya di sini: Periodontitis - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

 

Faktor Risiko

Faktor risiko dari mobile tooth, antara lain:

  • Merokok atau mengunyah tembakau
  • Lalai dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut
  • Kekurangan fluoride
  • Konsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis atau asam
  • Menjalani pengobatan osteoporosis
  • Konsumsi obat dengan kandungan bifosfonat
  • Memiliki kondisi medis tertentu seperti HIV/AIDS, kanker, dan diabetes
  • Faktor usia, lansia lebih mudah untuk terkena mobile tooth akibat penurunan kandungan kalsium dalam tubuh

 

Gejala

Gejala mobile tooth dapat berbeda pada setiap orang, hal ini bergantung dengan penyebab yang mendasarinya. Namun berikut merupakan tanda yang perlu diwaspadai pada mobile tooth:

  • Gusi mudah berdarah
  • Akar gigi dapat terlihat
  • Gusi tampak menyusut atau terkikis
  • Gigi yang bermasalah dan terasa sakit akibat rangsangan kecil (gigi sensitif)
  • Gusi bengkak
  • Gusi berwarna kemerahan
  • Gigi terasa bergerak saat sedang menyikat gigi atau menggunakan benang gigi

Semakin cepat gejala mobile tooth diidentifikasi maka dapat membantu penyembuhan dan mencegah risiko terjadinya komplikasi.

 

Baca Juga: Gigi Sensitif - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis mobile tooth, diperlukan diagnosis oleh dokter gigi. Diagnosis dimulai dengan anamnesis atau wawancara medis, yaitu wawancara antara dokter dan pasien untuk menggali riwayat penyakit.

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan berupa pemeriksaan gigi dengan menggunakan alat khusus. Kemudian dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen agar dapat memberikan gambaran gigi dengan lebih jelas.

 

Tata Laksana

Pengobatan mobile tooth akan berhubungan dengan penyebab yang mendasarinya. Umumnya dokter akan memberikan obat pengurang nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit.

Pada pasien dengan gigi yang goyang namun masih menempel pada gusi, dokter biasanya akan melakukan sebuah prosedur bernama prosedur splinting. Prosedur ini dilakukan dengan memasangkan potongan logam pada gigi yang bersebelahan dengan gigi yang goyang. Logam tersebut dapat membantu untuk menyangga dan menyokong gigi sehingga posisi gigi yang goyang dapat menancap kuat kembali pada gusi.

Selain splinting, pilihan perawatan lain yakni berupa root planning. Dokter akan menghaluskan permukaan akar gigi dan membantu gusi melekat pada gigi yang longgar sehingga gigi menancap kuat kembali pada gusi.

Selain splinting dan root planning, operasi juga dapat dilakukan pada kasus tertentu. Operasi dapat berupa penggantian jaringan atau operasi flap. Biasanya opsi ini dilakukan pada pasien dengan tartar yang menumpuk pada bagian dalam gusi.

Pada kasus yang cukup parah, dokter juga dapat menyarankan untuk melakukan cabut gigi, dan memberikan obat antibiotik bila terdapat infeksi pada gigi.

Pengobatan alami seperti berkumur dengan air garam hangat juga dapat dilakukan sebagai anti-bakteri alami.

 

Komplikasi

Komplikasi dari mobile tooth, antara lain:

  • Infeksi gigi
  • Nyeri berkepanjangan
  • Masalah estetika dan kepercayaan diri yang menurun akibat gigi yang goyang terus menerus
  • Nyeri pada saraf dan akar gigi

 

Pencegahan

Tidak ada pencegahan khusus untuk mencegah mobile tooth. Namun Anda dapat mencoba melakukan hal berikut:

  • Memeriksa kesehatan gigi minimal 1 kali tiap 6 bulan
  • Tidak merokok atau mengunyah tembakau
  • Selalu menjaga kebersihan gigi baik itu dengan menyikat gigi dengan sikat berbulu halus atau dengan benang gigi
  • Menyikat gigi dengan sikat gigi yang mengandung fluoride
  • Selalu menggunakan alat pelindung kepala dan wajah saat akan melakukan aktivitas yang cukup berat, guna melindungi bagian mulut dan gigi untuk terkena trauma sehingga menurunkan risiko terkena gigi goyang

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segeralah ke dokter bila Anda mengalami hal berikut:

  • Demam tinggi
  • Nyeri yang bertahan selama lebih dari dua hari
  • Tidak membaik walaupun sudah menggunakan obat pengurang nyeri
  • Kesulitan membuka mulut dengan lebar

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 15:20

Dentidesk - Mobile Tooth (2019). Retrieved 18 March 2023, from https://www.dentidesk.com/en/tooth-mobility-tooth-loss-quick-guide/#:~:text=Tooth%20mobility%20is%20usually%20loosening,and%20causes%20of%20tooth%20mobility.

Fleszar TJ. et al., Tooth mobility and periodontal therapy (1980). Retrieved 18 March 2023, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/6938529/

Sindhuja et al., Tooth Mobility (2020). Retrieved 18 March 2023, from https://ejmcm.com/article_3982_1a3ac17fbe5355ad49d105eef97fc413.pdf