Motion Sickness

Bagikan :


Definisi

Motion sickness adalah suatu masalah umum yang terjadi pada orang yang bepergian jarak jauh dengan moda transportasi seperti mobil, kereta, pesawat, dan terutama kapal. Semua orang dapat mengalami hal ini, namun paling sering ditemukan pada anak-anak, ibu hamil, dan orang-orang yang mengonsumsi obat tertentu. Gejala utama dari motion sickness adalah mual (nausea), yang berasal dari kata Yunani naus, yang artinya “kapal”. Hal ini terjadi karena motion sickness paling sering terjadi dalam bentuk mabuk laut.

 

Penyebab

Motion sickness biasanya dipicu oleh goyangan ke kiri-kanan (lateral/horizontal) dan atas-bawah (vertikal) dengan frekuensi rendah/lambat atau akibat gerakan simulator maya (seperti pada gim video dan simulator maya). Goyangan atau gerakan ini mengakibatkan konflik antara rangsangan yang ditangkap oleh berbagai indera serta ketidaksesuaian saraf. Konflik antara indera terjadi pada sistem penglihatan, keseimbangan, dan indera tubuh pada otot, sendi, dan kulit (yang menangkap rangsang sentuhan, tekanan, nyeri, suhu, posisi, gerakan, dan getaran). Sensasi keseimbangan diantarkan ke otak, yang juga mendapatkan rangsangan penglihatan dan posisi. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara rangsangan ini, otak akan memberikan respon berupa peningkatan reaksi organ-organ yang bekerja di bawah sadar (involunter, otonom) dan perangsangan pusat muntah di otak. Contoh perbedaan rangsangan yang paling mudah ditemukan adalah ketika membaca buku di mobil saat perjalanan, di mana mata menangkap rangsangan yang tidak bergerak berupa tulisan di buku, sementara telinga dan pusat keseimbangan menangkap rangsang bergerak berupa mobil yang berjalan.

 

Faktor Risiko

Motion sickness dapat terjadi pada semua orang dengan fungsi keseimbangan yang baik. Orang yang kehilangan fungsi keseimbangan secara total tidak dapat mengalami motion sickness. Meskipun begitu, kerentanan setiap orang berbeda-beda.

  • Berdasarkan jenis kelamin, wanita lebih rentan dibandingkan pria
  • Motion sickness dapat terjadi mulai pada usia 6 tahun, memuncak pada usia 9 tahun, dan menurun pada usia remaja akibat pembiasaan
  • Dari seluruh kelompok usia, lansia paling sulit mengalami kondisi ini
  • Orang yang rajin berolahraga aerobik lebih rentan terhadap motion sickness, karena organ-organ tubuhnya lebih reaktif terhadap gerakan
  • Kondisi medis yang mengganggu keseimbangan seperti vertigo, penyakit Meniere, dan migrain meningkatkan risiko motion sickness
  • Perubahan hormon seperti pada kehamilan dan beberapa saat pada siklus menstruasi juga meningkatkan risiko motion sickness.

 

Gejala

Gejala motion sickness dapat bervariasi. Gejala yang tersering muncul adalah mual dan muntah. Gejala lainnya dapat berupa:

  • Keringat dingin
  • Pucat
  • Nyeri kepala
  • Mengantuk
  • Menguap
  • Kehilangan nafsu makan
  • Peningkatan produksi air ludah.

Biasanya, gejala ini dipicu oleh goyangan atau gerakan yang cukup jelas, seperti perjalanan dengan kendaraan bermotor atau bermain gim video. Gejala yang jarang muncul dapat berupa ketidakmampuan untuk berjalan, kelumpuhan, postur tidak stabil, muntah-muntah yang tidak tertahankan, serta isolasi sosial.

 

Diagnosis

Motion sickness dapat didiagnosis awal lewat riwayat dan pemeriksaan fisis. Biasanya, pemeriksaan lanjut dengan tes laboratorium dan pencitraan tidak dibutuhkan terutama apabila penderita memiliki riwayat motion sickness sebelumnya. Apabila seseorang baru pertama kali mengalami motion sickness, pemeriksaan dapat dilakukan untuk mencari adanya nyeri kepala tipe migrain, karena kondisi ini berkaitan dengan motion sickness. Pemberian obat-obatan untuk mencegah migrain tidak hanya dapat menurunkan gejala migrain, tetapi juga menurunkan gejala motion sickness.

Pada kasus yang jarang, motion sickness dapat disebabkan oleh sumbatan total pembuluh arteri basilaris. Pembuluh darah ini terletak di dasar tengkorak. Gejala sumbatan total ini dapat berupa rasa pusing dan motion sickness, namun pada umumnya disertai oleh gejala lain seperti pandangan ganda, kesulitan menggerakkan lidah, kesulitan menelan, dan jatuh secara tiba-tiba tanpa pemicu. Kondisi ini sangat berpotensi mengancam nyawa, sehingga pemeriksaan Computed Tomography scan (CT scan) dengan bantuan kontras diperlukan untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah tersebut. Jika kondisi tersebut sudah terbukti tidak terjadi, pemeriksaan lainnya akan dilakukan untuk mencari adanya vertigo posisional paroksismal jinak (benign paroxysmal positional vertigo, BPPV), migrain terkait pusat keseimbangan, radang saraf keseimbangan (neuritis vestibuler), dan sebagainya.

 

Tata Laksana

Tata laksana awal motion sickness yang dapat dilakukan sendiri dapat berupa beberapa hal sebagai berikut:

  • Mengurangi goyangan dengan duduk di kursi depan mobil atau bagian tengah kapal
  • Melihat jauh ke depan, misalnya pada garis horizon
  • Menghirup udara segar, misalnya dengan membuka kaca mobil
  • Menutup mata, mengatur napas agar lambat, dan berfokus pada napas
  • Jika terjadi pada anak, Anda dapat mencoba berbicara, mendengarkan lagu, atau bernyanyi bersama
  • Beristirahat sejenak di tengah perjalanan panjang untuk menghirup udara segar, minum air, atau berjalan kaki
  • Mengonsumsi jahe dalam bentuk tablet, biskuit, teh, atau minuman jahe lainnya. Jahe memiliki efek antimuntah karena menghambat rangsangan pada pusat muntah
  • Minum obat-obatan antimabuk seperti dimenhidrinat, difenhidramin, dan sebagainya, namun obat ini memiliki efek samping mengantuk. Obat ini dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter, dan aman untuk ibu hamil

Tata laksana jangka panjang adalah pembiasaan. Tata laksana ini tidak meninggalkan efek samping seperti mengantuk atau pandangan kabur. Namun, tata laksana ini membutuhkan jangka waktu panjang, seperti program yang dilakukan oleh instansi militer untuk membiasakan personilnya terhadap motion sickness dan melarang pemberian obat-obatan antimabuk. Program ini memiliki angka kesuksesan lebih dari 85% dan bersifat jangka panjang. Pada orang biasa, dengan pemaparan gerakan terus menerus (dengan jarak antarpemaparan kurang dari seminggu), gejala motion sickness akan hilang dalam 24-72 jam.

Perlu diperhatikan bahwa pemberian obat antimual dan antimuntah seperti metoklopramid dan ondansetron tidak efektif untuk mencegah motion sickness.

 

Komplikasi

Sebagian besar orang yang mengalami motion sickness memiliki gejala ringan hingga sedang dan dapat sembuh sendiri. Setelah pemicu hilang, motion sickness dapat sembuh sendiri dalam 24 jam. Namun, sebagian kecil pasien dapat mengalami mual dan muntah yang cukup ekstrem hingga menyebabkan dehidrasi (kurang cairan), gangguan elektrolit, atau robekan pada kerongkongan (robekan Mallory-Weiss).

 

Pencegahan

Beberapa hal ini sebaiknya diperhatikan untuk mencegah motion sickness:

  • Jangan membaca buku, menonton film, atau menggunakan perangkat elektronik saat dikendaraan
  • Jangan melihat benda bergerak lainnya seperti mobil yang berpapasan atau ombak di laut
  • Jangan makan berat, pedas, atau minum alkohol sebelum perjalanan
  • Jangan menaiki wahana permainan yang cukup kencang apabila Anda sedang merasa tidak enak badan
  • Jangan duduk dekat perokok atau merokok
  • Minum obat-obatan antihistamin seperti dimenhidrinat sebelum perjalanan. Obat-obatan ini dapat dibeli tanpa resep dokter di apotek. Perlu diperhatikan bahwa obat-obatan ini memiliki efek samping mengantuk
  • Hindari bau-bau tajam seperti pada makanan pedas dan berminyak serta alkohol
  • Duduk bersandar saat perjalanan jauh
  • Jika Anda dapat mengemudi mobil, Anda dapat menyetir untuk mencegah motion sickness saat perjalanan jauh dengan mobil Anda

Jika Anda rentan mengalami motion sickness, pemilihan tempat duduk pada kendaraan dapat berbeda tergantung moda transportasi Anda:

  • Kapal: mintalah tempat duduk di tempat duduk paling depan atau di tengah, dekat ketinggian permukaan laut
  • Pesawat: mintalah tempat duduk dekat bagian depan sayap. Saat perjalanan dimulai, arahkan aliran udara air conditioner (AC) ke wajah Anda
  • Kereta: duduklah di tempat duduk yang menghadap ke depan dan di samping jendela
  • Mobil, bus, travel, dan sejenisnya: menyetir atau duduk di kursi depan. Anak-anak sebaiknya duduk di kursi sesuai usia dan menggunakan sabuk pengaman

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami motion sickness disertai muntah hebat, pandangan ganda, kelumpuhan, kesulitan berbicara, kesulitan menelan, atau tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan jatuh, sebaiknya Anda segera ke dokter. Motion sickness merupakan sebuah kondisi yang umum terjadi dan ringan, namun tanda dan gejala di atas dapat menunjukkan adanya kondisi yang berpotensi mengancam nyawa atau membutuhkan terapi lebih dari pertolongan pertama. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 15 Februari 2023 | 11:09

Motion sickness. (2020). Retrieved 25 January 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/motion-sickness/

Motion sickness: First aid. (2020). Retrieved 25 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-motion-sickness/basics/art-20056697

Takov, V., & Tadi, P. (2021). Motion Sickness. Retrieved 25 January 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539706/