Definisi
Parafimosis adalah kelainan yang dapat terjadi pada penis laki-laki yang belum pernah disirkumsisi atau disunat sama sekali. Sirkumsisi atau sunat adalah prosedur bedah untuk membuang kulit berlebih yang menutupi ujung atau kulup penis.
Parafimosis terjadi ketika kulit kulup penis bisa ditarik kearah pangkal penis namun tidak dapat dikembalikan seperti semula atau tersangkut. Pada parafimosis, kulit kulup penis akan mengalami pembengkakan dan merasakan nyeri hebat. Kondisi ini termasuk emergensi medis karena membahayakan bila tidak ditangani segera. Aliran darah ke ujung penis dapat berkurang atau berhenti sama sekali.
Parafimosis berbeda dengan fimosis. Fimosis terjadi ketika kulit kulup penis tidak dapat ditarik ke arah pangkal penis sama sekali. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak dan biasanya bukan kondisi serius. Sementara parafimosis adalah kondisi emergensi.
Penyebab
Penyebab parafimosis adalah kulit yang tersangkut dan tidak dapat ditarik kembali ke ujung atau pangkal penis. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa hal seperti :
- Ketika Anda membersihkan penis dengan menarik kulit kulup ke pangkal penis, namun tidak segera mengembalikannya ke posisi semula. Atau Anda menarik kulit kulup terlalu keras.
- Prosedur medis. Contohnya pada pemasangan kateter (selang) urine, kulit kulup penis harus ditarik ke arah pangkal untuk memudahkan pemasangan. Tenaga kesehatan bisa lupa untuk mengembalikan kulit kulup penis ke posisi semula yaitu menutupi ujung penis. Kondisi ini juga dapat terjadi pada prosedur medis atau pemeriksaan medis lainnya.
- Memiliki kulit kulup yang ketat dan sulit dilonggarkan.
- Banyak faktor yang menyebabkan infeksi salah satunya kebersihan diri yang kurang baik.
- Riwayat cedera di area genital.
- Pembengkakan di area penis dan kulit kulup karena gigitan serangga.
- Penindikan pada penis.
- Penggunaan cincin penis saat berhubungan seksual untuk mempertahankan ereksi.
- Diabetes, karena terjadi peradangan kronis pada penis dan kulup penis sehingga dapat menyebabkan parafimosis.
Faktor Risiko
Faktor risiko parafimosis hanya satu, yaitu laki-laki yang belum disirkumsisi atau disunat. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya parafimosis, seperti:
- Usia. Parafimosis dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi paling sering pada usia remaja
- Kebiasaan yang kurang bersih saat membersihkan penis
- Kulit kulup penis yang terlalu ketat
- Menjalani prosedur medis pada penis sebelumnya
- Dapat juga terjadi pada laki-laki usia tua terutama yang memiliki riwayat diabetes, pemasangan kateter, atau adanya riwayat infeksi bakteri sebelumnya.
Gejala
Gejala dari parafimosis adalah :
- Tidak dapat mengembalikan kulit kulup penis ke posisi semula yaitu menutupi ujung penis.
- Nyeri hebat di bagian penis.
- Pembengkakan kulit kulup penis.
- Perubahan warna ujung penis menjadi merah gelap, kebiruan atau keunguan.
- Tidak dapat buang air kecil.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan oleh dokter melalui wawancara terkait gejala dan pemeriksaan fisik langsung pada penis. Penis Anda atau anak Anda akan terlihat membengkak dan diikuti keluhan nyeri hebat. Cukup dengan pemeriksaan fisik, dokter dapat menegakkan diagnosis parafimosis. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan pembengkakan dan perubahan warna pada penis.
Untuk menegakkan diagnosis parafimosis, dokter biasanya tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang. Mungkin dokter akan melakukan atau memerlukan pemeriksaan penunjang, jika penyebab dari parafimosis adalah infeksi.
Jika anak Anda atau Anda sudah melakukan sirkumsisi (sunat), hal ini dapat menyingkirkan diagnosis parafimosis. Parafimosis merupakan kasus gawat darurat, dokter akan langsung melakukan tindakan atau meminta Anda ke IGD agar dapat ditangani segera.
Tata laksana
Parafimosis harus segera ditangani karena termasuk kondisi gawat darurat yang membahayakan. Terdapat beberapa cara untuk menangani parafimosis yang dilakukan oleh dokter, dengan cara seperti :
- Memberikan obat pereda nyeri berupa obat minum, gel anestesi, atau suntikan pada sekitar penis.
- Mencoba menarik kulit kembali ke ujung penis dengan cara menekan ujung penis kearah tubuh (reduksi). Penanganan ini harus menggunakan cairan khusus atau gel untuk mengurangi pembengkakan.
- Membuat robekan kecil di kulit yang tersangkut agar dapat ditarik kembali ke ujung penis. Kulit yang disayat biasanya kulit kulup bagian atas. Dokter juga akan memberikan obat bius dan pereda nyeri sebelum dan selama prosedur dilakukan.
- Tindakan sirkumsisi atau sunat untuk membuang sebagian atau semua kulit penutup penis. Tindakan ini juga memerlukan pemberian obat bius dan pereda nyeri.
- Penggunaan es yang ditempelkan ke penis dapat mengurangi bengkak namun berisiko makin menghambat aliran darah. Es hanya diberikan pada kasus yang belum menunjukkan sumbatan aliran darah berat.
Parafimosis dapat terjadi lagi, sehingga dokter akan menyarankan untuk melakukan sirkumsisi atau sunat. Dokter juga akan memberikan obat antibiotik bila diperlukan. Risiko sirkumsisi atau sunat adalah perdarahan dan infeksi, namun ini dapat terjadi pada semua prosedur medis. Setelah penanganan oleh dokter, sebaiknya lakukan pemeriksaan kembali 2-3 minggu kemudian. Perlu dilakukan pemeriksaan jika terdapat tanda infeksi atau luka yang belum kering.
Komplikasi
Komplikasi terjadi pada kondisi parafimosis yang tidak ditangani dan hal tersebut dapat sangat berbahaya. Bila kulit yang tersangkut ini tidak dapat dikembalikan seperti semula, aliran darah ke ujung penis akan terganggu bahkan terhambat. Aliran darah akan berkurang hingga tidak ada sama sekali.
Aliran darah yang berkurang dapat menyebabkan jaringan yang berada di ujung penis tidak mendapatkan oksigen dalam darah yang dibutuhkan. Tidak adanya aliran darah ini akan menyebabkan kerusakan jaringan (iskemia) atau menyebabkan kematian jaringan (nekrosis). Komplikasi ini tidak dapat diobati bila sudah terjadi atau bersifat permanen.
Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah infeksi berat, kerusakan permanen pada ujung penis, gangren atau kematian jaringan terutama di ujung penis. Komplikasi yang dapat terjadi dari tindakan medis yang dilakukan adalah perdarahan, infeksi, kulit kulup penis menjadi sangat pendek, dan cedera uretra.
Pencegahan
Satu-satunya cara untuk mencegah parafimosis adalah sirkumsisi atau sunat. Cara pencegahan lainnya hanya bersifat sementara karena risiko parafimosis ini akan terus ada bila kulit kulup penis masih ada. Beberapa pencegahan lain bila tidak melakukan prosedur sirkumsisi atau sunat adalah :
- Jaga kebersihan dengan membersikan ujung penis secara rutin.
- Pastikan kulit kulup penis ditarik kembali ke posisi normal menutupi penis bila Anda membersihkan penis sendiri, setelah berhubungan seksual, atau setelah buang air kecil.
- Pastikan kulit kulup penis ditarik kembali ke posisi normal setelah prosedur pemasangan kateter urine atau prosedur lain.
- Jangan menahan kulit kulup terlalu lama setelah menarik kulitnya ke pangkal.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila Anda mengalami gejala di atas atau kulit kulup penis Anda tidak dapat digerakkan kembali ke posisi semula, segera berobat ke dokter. Kondisi ini merupakan kondisi emergensi dan harus ditangani dengan cepat. Segera berobat bila bengkak semakin hebat, nyeri semakin hebat, dan muncul demam.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Paraphimosis: Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment. Cleveland Clinic. (2022). Retrieved 7 July 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22244-paraphimosis.
Paraphimosis: Causes, Symptoms, and Diagnosis. Healthline. (2018). Retrieved 7 July 2022, from https://www.healthline.com/health/paraphimosis#prevention.
Brooks, N. (2021). Paraphimosis: Practice Essentials, Relevant Anatomy, Pathophysiology. Emedicine.medscape.com. Retrieved 7 July 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/442883-overview.
Biggers, A. (2017). Paraphimosis: Symptoms, treatment, and prevention. Medicalnewstoday.com. Retrieved 7 July 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/318833#outlook.