Perdarahan Subarachnoid

Bagikan :


Definisi

Otak dibungkus oleh tiga lapisan yang dari dalam ke luar terdiri dari lapisan pia, arachnoid, dan dura. Perdarahan Subarakhnoid (SAH) adalah perdarahan di ruang subarachnoid, yaitu ruang antara lapisan pia dan lapisan arachnoid. 

 

Penyebab

Perdarahan biasanya terjadi akibat pecahnya tonjolan abnormal pada pembuluh darah (aneurisma) otak. Terkadang perdarahan dapat disebabkan oleh trauma, jalinan pembuluh darah otak yang tidak normal (malformasi arteriovenosa), atau masalah pembuluh darah dan masalah kesehatan lainnya.

Pada perdarahan subarachnoid non-traumatik, sekitar 80% disebabkan oleh pecahnya aneurisma. Ruptur malformasi arteriovenosa (AVM) adalah penyebab SAH kedua yang mudah dikenali, yaitu sekitar 10% dari kasus SAH.

Aneurisma dapat berhubungan dengan beberapa penyakit bawaan seperti, koarktasio aorta, Marfan sindrom, sindrom Ehlers-Danlos, displasia fibromuskular, dan penyakit ginjal polikistik. Sementara faktor didapat yang diduga terkait dengan pembentukan aneurisma meliputi:

  • Aterosklerosis, yaitu penyumbatan pembuluh darah oleh gumpalan kolesterol
  • Hipertensi atau sakit darah tinggi
  • Usia tua
  • Merokok

Beberapa penyebab lain dari SAH adalah: 

  • Infeksi
  • Kanker
  • Cedera (misalnya, patah tulang dasar tengkorak)
  • Vaskulitis (radang pada dinding pembuluh darah)

 

Faktor Risiko

SAH dapat terjadi pada semua usia, bahkan beberapa orang bahkan terlahir dengan aneurisma serebral yang dapat menyebabkan kondisi ini. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, wanita lebih berisiko mengalami aneurisma otak daripada pria. Risiko pecahnya AVM ditemukan lebih besar selama kehamilan. Beberapa faktor risiko terbentuknya aneurisma antara lain tekanan darah tingi, merokok, konsumsi alkohol berat, narkoba, riwayat keluarga memiliki aneurisma otak, gangguan jaringan ikat tertentu, dan riwayat aneurisma otak sebelumnya. 

 

Gejala

Gejala utama SAH adalah sakit kepala hebat yang tiba-tiba (pada 48% kasus). Sakit kepala terkadang disertai mual, muntah, dan kehilangan kesadaran sesaat. Gejala lainnya antara lain:

  • Pusing 
  • Nyeri sekitar mata
  • Pandangan ganda
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Kehilangan penglihatan 
  • Gangguan sesorik dan motorik 
  • Kejang
  • Tanda iritasi meningen (selaput otak), seperti kaku leher
  • Ptosis, yaitu kelopak mata turun seperti orang mengantuk 
  • Bruits, yaitu suara dari dalam pembuluh darah akibat turbulensi aliran darah 
  • Gangguan bicara
  • Gangguan fungsi saraf lokal
  • Penurunan kesadaran

 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis perdarahan subarachnoid, dokter akan melakukan wawancara riwayat kesehatan singkat, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Pada pemeriksaan fisik, hasil dapat normal atau menunjukkan tanda berikut:

  • Peningkatan tekanan darah 
  • Kenaikan suhu tubuh
  • Detak jantung meningkat
  • Pembengkakan saraf mata
  • Perdarahan retina
  • Gangguan fungsi saraf lokal maupun menyeluruh

Sementara untuk pemeriksaan penunjang, dokter dapat merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut:

  • CT scan. Tes ini dapat mendeteksi perdarahan pada otak. Dokter dapat menyuntikkan pewarna kontras untuk melihat pembuluh darah secara detail (CT angiogram).
  • MRI. Tes ini juga dapat mendeteksi perdarahan di otak. Pewarna disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk melihat arteri dan vena secara lebih detail (MR angiogram) dan untuk mengamati aliran darah.
  • Angiografi serebral (otak). Dokter akan memasukkan selang panjang dan tipis (kateter) ke dalam arteri di kaki lalu menyambungkannya ke otak. Pewarna disuntikkan ke pembuluh darah otak agar terlihat pada pemeriksaan sinar-X. Dokter biasanya merekomendasikan angiografi serebral untuk mendapatkan gambar yang lebih detail atau jika dicurigai adanya perdarahan subarachnoid namun penyebabnya tidak jelas atau belum terlihat pada pemeriksaan lain.

Sekitar 22% dari perdarahan subarachnoid akibat aneurisma tidak terlihat pada tes pencitraan awal. Jika tes awal tidak menunjukkan perdarahan, dokter dapat merekomendasikan:

  • Pungsi lumbal. Pada tes ini, dokter akan memasukkan jarum ke punggung bawah untuk mengambil sedikit cairan serebrospinal, yaitu cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Jika ditemukan darah pada cairan serebrospinal, hal ini menandakan adanya perdarahan subarachnoid.
  • Tes pencitraan berulang. Tes dapat diulang beberapa hari setelah tes awal.

 

Tata Laksana

Penanganan pertama pada SAH adalah menstabilkan kondisi pasien. Setelah diketahui penyebabnya melalui pemeriksaan, langkah selanjutnya adalah mengatasi penyebab SAH. Jika perdarahan disebabkan oleh aneurisma otak yang pecah, dokter dapat merekomendasikan:

  • Pembedahan. Dokter bedah membuat sayatan di kulit kepala untuk menemukan aneurisma otak. Sebuah klip logam ditempatkan di tangkai tonjolan aneurisma untuk menghentikan aliran darah ke tonjolan tersebut.
  • Embolisasi endovaskular, yaitu prosedur menyumbat aliran darah ke pembuluh darah yang abnormal, seperti pada kasus aneurisma otak. Dokter akan memasukkan kateter ke dalam arteri di selangkangan lalu memasukkannya ke otak. Kateter berfungsi untuk memandu sebuah kumparan platinum yang akan ditempatkan pada aneurisma. Kumparan tersebut akan mengisi tonjolan aneurisma sehingga menyumbat dan menghentikan aliran darah ke dalam tonjolan.
  • Prosedur endovaskular lainnya. Aneurisma tertentu dapat diobati dengan embolisasi endovaskular yang menggunakan teknologi lebih canggih seperti stent-assisted atau balloon-assisted coiling.

Prosedur endovaskular terkadang perlu diulang. Pasien memerlukan kontrol rutin untuk memantau kondisi setelah dilakukan prosedur. Pasien juga mungkin memerlukan terapi fisik, okupasi, dan wicara.

 

Komplikasi

Jika tidak diobati, perdarahan subarachnoid dapat menyebabkan kerusakan otak permanen bahkan kematian. Beberapa komplikasi SAH adalah:

  • Hidrosefalus
  • Perdarahan ulang
  • Penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah tidak lancar
  • Kejang
  • Gangguan fungsi jantung

 

Pencegahan

Satu-satunya cara untuk mencegah kondisi ini adalah dengan mencegah penyebab dan faktor risikonya. Deteksi dini dan pengobatan aneurisma otak dapat mencegah perdarahan berulang di ruang subarachnoid.

Perdarahan subarachnoid berhubungan dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup besar. Pengobatan hipertensi, berhenti merokok, dan menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengurangi risiko perdarahan. Penggunaan obat pengencer darah yang tepat juga dapat mengurangi frekuensi SAH.

Terapi bedah dan endovaskular yang digunakan dengan bijaksana akan mengurangi risiko perdarahan pertama atau berulang pada kelainan pembuluh darah termasuk AVM dan aneurisma otak. Untuk aneurisma yang tidak pecah, dapat dilakukan tindakan pencegahan berupa mengikat aneurisma agar tidak teraliri darah lalu mengecil perlahan. 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Semakin cepat tata laksana untuk mengontrol perdarahan, semakin baik proses penyembuhannya. Segera kunjungi Unit Gawat Darurat jika mengalami gejala berikut:

  • Kejang
  • Nyeri kepala hebat
  • Mual, muntah, atau sensitif terhadap cahaya bersamaan dengan nyeri kepala
  • Penglihatan ganda
  • Kaku leher
  • Gangguan bicara
  • Kelopak mata tidak dapat membuka sepenuhnya
  • Kebingungan dan sulit berkonsentrasi

Jika Anda memiliki aneurisma, segera berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mencegah risiko timbulnya SAH.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 15:27

Subarachnoid hemorrhage. (2021). Retrieved 7 Desember 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/subarachnoid-hemorrhage/symptoms-causes/syc-20361009.

Becske T. (2018). Subarachnoid hemorrhage. Retrieved 11 Desember 2021, from https://emedicine.medscape.com/article/1164341-overview

Moore K, Nunez K. (2021). Subarachnoid hemorrhage overview. Retrieved 11 Desember 2021, from https://www.healthline.com/health/subarachnoid-hemorrhage

Subarachnoid hemorrhage overview. (2021). Retrieved 11 Desember 2021, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/subarachnoid-hemorrhage

Subarachnoid hemorrhage (SAH). (2018). Retrieved 11 Desember 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17871-subarachnoid-hemorrhage-sah

Klaas JP, Hankey GJ. (2020). Stroke prevention and treatment: Chapter 22 - Prevention of intracerebral and subarachnoid haemorrhage. Cambridge University Press.

 

Ziu E, Mesin FB. (2020). Subarachnoid hemorrhage. StatPearls LC Publishing. Retrieved 11 Desember 2021, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441958/