Pneumonia Aspirasi

Pneumonia Aspirasi

Bagikan :


Definisi

Pneumonia aspirasi adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh masuknya benda asing ke dalam saluran napas bagian bawah, seperti air, air liur, makanan, atau muntahan. Terdapat kondisi lain yang disebut pneumonitis aspirasi di mana benda asing, seperti makanan, cairan, air liur, dan asam lambung tidak sengaja terhirup sehingga menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan, namun tidak terdapat tanda infeksi. Sulit untuk membedakan pneumonitis aspirasi dan pneumonia aspirasi.

Kasus pneumonia aspirasi mencakup sekitar 5–15% total kasus pneumonia komunitas. Laporan yang lain menunjukkan sekitar 18% kasus pneumonia aspirasi terjadi di panti jompo. Pneumonia aspirasi juga sering dialami oleh pasien yang sedang dirawat di rumah sakit. Karena kejadian aspirasi atau penelanan benda asing tersebut sering kali tidak terlihat, jumlah kasus pneumonia aspirasi yang sesungguhnya belum dapat ditentukan.

 

Penyebab

Terhirupnya makanan atau minuman merupakan kondisi yang sering terjadi. Anda mungkin sering mendengar petuah orang tua untuk tidak berbicara ketika makan agar makanan tidak masuk ke 'saluran yang salah' atau tersedak. Jika Anda tersedak, Anda akan batuk untuk mengeluarkan benda asing tersebut dan rasa tidak nyaman hilang setelah benda asing tersebut keluar dari tubuh Anda. Batuk merupakan mekanisme pelindung saluran pernapasan dari benda asing yang tidak sengaja masuk, sehingga pneumonitis atau pneumonia tidak terjadi. Sekalipun benda asing tersebut masuk ke saluran pencernaan, sistem kekebalan tubuh dari individu yang sehat dapat mengatasi kondisi tersebut dan pneumonia tidak terjadi.

Pada beberapa orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau bila benda asing masuk dalam jumlah besar, sistem imun tidak dapat mengatasi benda asing tersebut sehingga infeksi pada paru, atau pnemonia, dapat terjadi. Benda asing yang terhirup dapat mengandung bakteri yang nantinya berkembang di paru-paru. Bakteri yang paling sering menyebabkan pneumonia aspirasi adalah bakteri yang ditemukan pada saluran cerna dan mulut.

Asam lambung juga dapat menyebabkan pneumonia aspirasi. Jika asam lambung naik, saluran cerna dapat ikut terbakar sehingga menyebabkan penyempitan bronkus di saluran napas bagian bawah, pembengkakan selaput lendir (mukosa) saluran napas, dan perdarahan pada kantung udara (alveolus) di dalam paru. Terkontaminasinya saluran napas akibat asam lambung bisa membuat saluran napas lebih mudah mengalami infeksi bakteri sehingga timbul pneumonia aspirasi (25% kasus).

 

Faktor Risiko

Pneumonia aspirasi sering terjadi pada orang-orang yang:

  • Sedang dibius total atau melalui prosedur gigi
  • Tidak sadar atau mengalami penurunan kesadaran
  • Kejang
  • Mengalami trauma kepala
  • Menggunakan selang makan
  • Mengalami kesulitan untuk batuk atau menelan (disfagia), sering terjadi pada pasien dengan kerusakan otak atau sistem saraf, seperti stroke, Parkinson atau multiple sclerosis
  • Mengonsumsi alkohol dan menyalahgunakan obat-obatan dalam jumlah banyak
  • Berusia lebih dari 65 tahun. Pneumonia aspirasi sering terjadi pada lansia yang tinggal di panti jompo
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kondisi medis tertentu, atau belum memiliki sistem imun yang berkembang sempurna (berusia kurang dari 5 tahun)
  • Kondisi refluks asam lambung (GERD)
  • Demensia

 

Gejala

Gejala aspirasi muncul dengan cepat, mungkin sekitar 1–2 jam setelah Anda tersedak benda asing. Pneumonia aspirasi berkembang 1–2 hari setelah kejadian tersedak pertama. Gejala dari pneumonia aspirasi yang bisa terlihat adalah nyeri dada atau sesak mendadak, batuk berdahak hingga batuk darah, demam, rasa lelah, dan sering berdeham.

 

Diagnosis

Dokter Anda akan bertanya mengenai keluhan yang Anda alami, riwayat penyakit yang dimiliki, serta melakukan pemeriksaan fisik. Salah satu hal yang menyulitkan dalam menegakkan diagnosis pneumonia aspirasi adalah terkadang Anda tidak menyadari benda yang tidak sengaja masuk ke dalam saluran napas. Dokter akan mengevaluasi suara paru-paru Anda dengan menggunakan stetoskop. Pneumonia aspirasi perlu dicurigai pada pasien yang dirawat lama di rumah sakit atau dalam kondisi kritis. Selain menegakkan diagnosis dari keluhan utama dan pemeriksaan fisik, dokter Anda juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi.

Pemeriksaan pencitraan bisa dilakukan, bertujuan untuk melihat kondisi paru-paru Anda. Dokter bisa menyarankan pemeriksaan rontgen dengan sinar X atau CT (Computerized Tomography) scan pada area dada. CT scan lebih sensitif terhadap abses (kantung berisi nanah) pada paru, merupakan salah satu komplikasi dari pneumonia aspirasi. Pasien yang mengalami aspirasi pada kondisi tegak lebih sering mengalami pneumonia pada lobus kanan dan kiri; sedangkan pasien yang tersedak pada posisi berbaring sering mengalami pneumonia pada lobus paru kanan.

Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah bronkoskopi, diindikasikan jika penyebab aspirasi adalah makanan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan selang yang terpasang kamera kecil ke dalam saluran napas bagian bawah. Selain pemeriksaan pencitraan, pemeriksaan darah juga bisa dilakukan untuk menilai pH atau tingkat keasaman dan kadar oksigen di dalam darah.

 

Tata Laksana

Obat utama untuk mengobati pneumonia aspirasi adalah dengan antibiotik. Jenis antibiotik yang dipilih akan bergantung pada beberapa hal, seperti alergi dan dugaan bakteri penyebab pneumonia. Pneumonia yang terjadi di rumah sakit perlu diberikan antibiotik sesuai dengan panduan rumah sakit tersebut, umumnya antibiotik yang diberikan bersifat poten dan dapat membunuh beragam jenis bakteri. Penggunaan antibiotik memerlukan pengawasan ketat dari dokter.

Sekalipun pneumonitis aspirasi bukan merupakan infeksi, dokter Anda bisa tetap memberikan antibiotik, namun hal ini tergantung pada kondisi saat ini serta kondisi medis lain yang dialami. Pengobatan tambahan yang dapat diberikan adalah terapi oksigen dan ventilasi mekanik atau ventilator sebagai alat bantu napas, khususnya pada kondisi berat.

Sebagian besar orang yang mengalami pneumonia aspirasi yang mendapatkan pengobatan memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Outcome dari pneumonia aspirasi bergantung pada kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan dan seberapa cepat mereka mendapatkan pengobatan. Pneumonia aspirasi yang tidak ditangani bisa menjadi berbahaya, menyebabkan komplikasi di paru hingga kematian.

Anda dapat mengalami perbaikan gejala kurang lebih 1 minggu setelah mendapatkan terapi. Walaupun Anda dapat kembali beraktivitas, Anda akan merasa kelelahan. Durasi penyembuhan total berbeda-beda bergantung pada individu, namun beberapa orang masih merasa lemas dan lelah setelah satu bulan.

Kondisi pneumonia aspirasi yang berulang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Penyebab pneumonia aspirasi seperti gangguan saraf memerlukan penanganan khusus agar tidak berulang. Terapis dapat membantu memberikan latihan untuk meningkatkan kemampuan menelan pasien.

 

Komplikasi

Komplikasi dari pneumonia aspirasi yang dapat terjadi, antara lain:

  • Acute respiratory distress sindrome (ARDS), gangguan pernapasan berat yang membahayakan jiwa
  • Abses paru
  • Gagal napas
  • Kematian, telah dilaporkan sekitar 11–30% kematian akibat pneumonia aspirasi 
  • Rawat inap berulang di rumah sakit

 

Pencegahan

Hal yang dapat membantu Anda mencegah pneumonia aspirasi, antara lain:

  • Hindari mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dan obat-obatan terlarang 
  • Pertahankan posisi tegak ketika makan
  • Kunyah makanan secara perlahan
  • Hindari penggunaan produk nikotin dan kebiasaan merokok
  • Jaga kesehatan mulut Anda

 

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan, seperti nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas; segera periksakan diri Anda ke dokter. Pneumonia dapat memburuk dengan cepat dan berpotensi membahayakan jiwa.

Jika Anda mengalami kesulitan menelan atau sering tersedak, segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter. Dokter mungkin perlu melakukan penyesuaian terhadap obat-obatan yang Anda konsumsi. Dokter Anda juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa kemampuan bicara dan menelan Anda. Dokter juga dapat menyarankan perubahan kebiasaan makan dan minum Anda.

Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 2 Agustus 2024 | 06:45

Aspiration pneumonia. Mountsinai. Available from: https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/aspiration-pneumonia 

Gamache J. (2021). Aspiration pneumonitis and pneumonia. Medscape. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/296198-overview 

Aspiration pneumonia. (2021). Cleveland Clinic. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21954-aspiration-pneumonia 

Sanivarapu RR, Gibson J. Aspiration Pneumonia. [Updated 2021 Jun 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470459/ 

Sethi S. (2020). Aspiration pneumonitis and pneumonia. MSD Manual. Available from: https://www.msdmanuals.com/professional/pulmonary-disorders/pneumonia/aspiration-pneumonitis-and-pneumonia