Ulkus Dekubitus

Ulkus Dekubitus
Credit: Hillrom. Pasien yang tidak bergerak dalam waktu lama (minggu hingga bulanan), berisiko tinggi mengalami ulkus dekubitus.

Bagikan :


Definisi

Ulkus dekubitus atau pressure sore adalah luka pada kulit dan jaringan di bawahnya yang disebabkan oleh tekanan pada kulit yang cukup lama. Ulkus dekubitus biasanya menyerang kulit yang melapisi daerah dengan tulang, misalnya tumit, mata kaki, pinggang, dan tulang ekor. Kondisi ini merupakan masalah kesehatan yang menyerang banyak orang di seluruh dunia, dengan jumlah penderita beberapa ribu per tahunnya.

 

Penyebab

Ulkus dekubitus disebabkan oleh tekanan pada kulit sehingga aliran darah ke daerah kulit tersebut menjadi terbatas. Pergerakan yang terbatas dapat membuat kulit menjadi rentan terhadap kerusakan dan ulkus dekubitus sendiri. Faktor utama yang berperan dalam pembentukan ulkus dekubitus adalah sebagai berikut:

  • Tekanan. Tekanan yang konstan pada bagian tubuh tertentu dapat menurunkan aliran darah ke kulit pada bagian tersebut. Aliran darah sangat penting untuk memberikan nutrisi dan oksigen ke jaringan. Tanpa nutrisi tersebut, kulit dan jaringan sekitarnya menjadi lebih mudah rusak dan mati. Bagi orang-orang dengan gerakan terbatas, tekanan ini biasanya terjadi pada bagian tubuh yang tidak dilapisi otot atau lemak tebal di atas tulang, misalnya tulang belakang, tulang ekor, tonjolan pada tulang belikat, pinggang, tumit, dan siku
  • Gesekan. Gesekan terjadi ketika kulit berkontak dengan pakaian atau seprai. Hal ini dapat membuat kulit semakin rentan terhadap cedera, terutama apabila kulit tersebut juga lembap
  • Pengelupasan. Pengelupasan terjadi ketika dua permukaan bergerak ke arah yang berlawanan. Misalnya, ketika bagian kepala pada tempat tidur dinaikkan, tubuh akan berayun ke bawah. Saat tulang ekor bergerak ke bawah, kulit yang melapisi tulang tersebut dapat menetap di tempatnya. Dengan kata lain, kulit tersebut “menarik” ke arah yang berlawanan

 

Faktor Risiko

Faktor risiko ulkus dekubitus adalah sebagai berikut:

  • Imobilitas. Imobilitas atau tidak dapat bergerak dapat terjadi akibat kondisi kesehatan yang buruk, cedera sumsum tulang belakang, dan penyebab lainnya
  • Inkontinensia. Masalah pembuangan air besar ataupun air kecil membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap luka karena terpapar dengan kencing dan tinja
  • Penurunan sensasi indra. Cedera sumsum tulang belakang, penyakit saraf, dan kondisi lainnya dapat berakibat pada penurunan sensasi indra. Ketidakmampuan untuk merasakan nyeri dan rasa tidak nyaman dapat berakibat pada ketidaksadaran terhadap tanda waspada dan kebutuhan untuk berpindah posisi
  • Asupan nutrisi dan cairan buruk. Manusia membutuhkan cairan, kalori, protein, vitamin, dan mineral yang cukup dalam makanan sehari-hari untuk menjaga agar kulit tetap sehat dan mencegah kerusakan jaringan
  • Kondisi medis yang mempengaruhi aliran darah. Masalah kesehatan yang mempengaruhi aliran darah seperti diabetes atau penyakit pembuluh darah dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan seperti pada ulkus dekubitus

 

Gejala

Gejala ulkus dekubitus dibagi ke dalam empat stadium. Biasanya, stadium 1 dan 2 tidak membutuhkan operasi, sementara stadium 3 dan 4 mungkin membutuhkan operasi.

Pada stadium 1, kulit belum rusak, namun memiliki warna yang berbeda. Kulit pada daerah yang terjangkit dapat berwarna merah, biru, atau ungu. Warna kulit tersebut juga tidak menghilang lebih dari 30 menit. Selain perubahan warna, kulit tersebut dapat pula terasa hangat ketika disentuh, tampak bengkak, nyeri, gatal, atau terasa seperti terbakar.

Pada stadium 2, ada bagian kulit yang terbuka dan membentuk gaung atau goresan dengan nanah. Luka ini juga dapat tampak seperti lenting berisi cairan. Luka ini dapat mengenai lapisan kulit luar maupun dalam. Luka ini juga terasa nyeri dan disertai perubahan warna kulit di sekitarnya.

Pada stadium 3, luka sudah sampai ke dalam lapisan lemak. Namun, pada stadium ini, Anda belum dapat melihat tulang maupun otot. Luka ini dapat tampak seperti kawah dan berbau tidak sedap.

Pada stadium 4, luka sangat dalam dan melibatkan berbagai lapisan jaringan, bahkan tulang. Selain itu, pada luka tersebut, terdapat banyak jaringan mati dan nanah. Infeksi sangat mungkin terjadi pada stadium ini. Anda mungkin akan dapat melihat otot, tulang, tendon (sambungan antara otot dan tulang), serta sendi.

Pada kondisi tertentu, kedalaman luka sulit ditentukan. Kondisi ini dapat berupa eskar dan slough. Eskar merupakan plak kaku di dalam luka, yang dapat terlihat berwarna kuning, coklat, atau hitam. Sementara itu, slough merupakan sisa jaringan mati yang sudah berubah warna menjadi kuning, hijau, atau coklat. Untuk menentukan stadium ulkus dekubitus, dokter perlu membersihkan eskar dan slough agar dapat mengetahui kedalaman luka.

 

Diagnosis

Diagnosis ulkus dekubitus diawali dengan pertanyaan mengenai riwayat kesehatan penderita dan pemeriksaan terhadap luka. Dokter juga dapat melakukan pengambilan jaringan pada luka (biopsi) untuk diperiksa di laboratorium. Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan pencitraan seperti computed tomography scan (CT scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengetahui kedalaman luka.

 

Tata Laksana

Pengobatan dan terapi ulkus dekubitus dapat melibatkan berbagai tenaga kesehatan, mulai dari dokter spesialis, perawat, dan fisioterapis. Tata laksana ini juga tergantung dari stadium ulkus dekubitus sendiri. Tata laksana yang pasti akan dilakukan pada semua stadium adalah reposisi, atau pergantian posisi (dari telentang, menghadap samping, atau tengkurap) secara berkala. Selain itu, tempat tidur juga harus bersih, kering, dan bebas dari iritan. Hal ini diperlukan untuk mempercepat penyembuhan ulkus dekubitus.

Tata laksana ulkus dekubitus dapat meliputi:

  • Terapi infeksi yang ada dengan krim, obat minum, atau obat suntik antibiotik
  • Perawatan luka, seperti pembersihan dan dressing atau penutupan luka
  • Penggunaan perban tertentu untuk membantu membuang jaringan mati
  • Obat-obatan untuk melegakan rasa tidak nyaman
  • Debridement, sebuah prosedur untuk membuang jaringan yang mati dan terinfeksi
  • Reposisi rutin
  • Menurunkan gesekan dan kelembapan pada lokasi luka
  • Menggunakan bantal tertentu untuk menurunkan tekanan pada luka
  • Pembedahan

Terapi juga dapat meliputi terapi luka tekanan negatif, yaitu sebuah cara untuk menyerap cairan dan infeksi dari luka, agar luka tersebut semakin cepat pulih. Luka yang dalam dan berkepanjangan akan lebih sulit untuk ditata laksana.

Selain itu, nutrisi yang baik sangat diperlukan untuk penyembuhan luka. Biasanya, orang dengan ulkus dekubitus akan mendapatkan diet tinggi protein, untuk mempercepat perbaikan sel-sel pada luka.

 

Komplikasi

Ulkus dekubitus sering diikuti oleh komplikasi. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pada luka. Ulkus dekubitus stadium 3 dan 4 perlu ditangani secara intensif karena komplikasinya dapat mnegancam nyawa. Pada stadium ini, bakteri yang ditemukan pada luka dapat berupa bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk hidup (anaerobik). Infeksi yang menyebar ke jaringan dalam dan tulang dapat menyebabkan penyakit berikut:

  • Periostitis (infeksi pada selaput pelapis tulang)
  • Osteomielitis (infeksi pada tulang)
  • Artritis septik (infeksi pada sendi)
  • Pembentukan sinus (ruang-ruang kosong yang terbentuk akibat kehilangan jaringan)

Selain itu, infeksi dapat masuk ke dalam pembuluh darah, menyebabkan sepsis (kondisi tubuh yang merespon infeksi secara berlebihan).

Luka ini sangat memakan energi, sehingga rentan terjadi kehilangan cairan dan protein dalam jumlah banyak. Tidak hanya itu, ulkus dekubitus yang terjadi berkepanjangan dapat menyebabkan kurang darah (anemia) akibat kekurangan nutrisi, cairan, atau perdarahan.

Selain itu, apabila penanganan ulkus dekubitus pascaoperasi tidak baik, dapat terjadi komplikasi berupa pengumpulan darah (hematoma), luka kembali terbuka, pembentukan abses (kantong berisi nanah), dan sepsis.

 

Pencegahan

Pencegahan ulkus dekubitus dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Mengganti posisi tubuh setiap 2 jam
  • Jika Anda menggunakan kursi roda, Anda dapat duduk tegak, mengganti posisi duduk setiap 15 menit, atau menggunakan bantal yang membantu menyeimbangkan berat badan Anda
  • Mengecek kulit Anda secara teratur apabila Anda dirawat inap atau tidak dapat bangun dari tempat tidur
  • Menggunakan bantal atau matras untuk menurunkan tekanan dan mencegah pembentukan luka baru di daerah yang rentan
  • Menggunakan pakaian yang tidak terlalu ketat atau longgar sehingga mengayun di bawah Anda (ketika diangkat)
  • Menggunakan pad pada pusat tekanan seperti siku dan tumit
  • Berhenti merokok
  • Pengaturan diet (Anda dapat bekerja sama dengan ahli gizi atau dokter spesialis gizi klinik untuk hal ini)
  • Minum air dengan jumlah cukup
  • Melakukan aktivitas fisik sesering mungkin, misalnya dengan berjalan kaki beberapa kali sehari atau duduk dan meregangkan otot

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda menyadari adanya gejala-gejala ulkus dekubitus sebagai berikut, Anda dapat mencoba mengubah posisi untuk menurunkan tekanan pada daerah tersebut:

  • Perubahan warna atau tekstur kulit
  • Pembengkakan
  • Nanah
  • Daerah kulit yang terasa lebih hangat dibandingkan daerah sekitarnya
  • Nyeri

Jika gejala tidak membaik dalam 24-48 jam, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

Segeralah ke IGD terdekat apabila Anda merasakan tanda-tanda infeksi seperti demam, nanah keluar dari luka, luka yang berbau tidak sedap, perubahan warna kulit, sensasi hangat, dan bengkak pada area luka.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Selasa, 14 Mei 2024 | 08:25

Bedsores (pressure ulcers) - Symptoms and causes. (2022). Retrieved 12 May 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bed-sores/symptoms-causes/syc-20355893

Macon, B., & Bard, S. (2021). What You Should Know About Decubitus Ulcers. Retrieved 12 May 2022, from https://www.healthline.com/health/pressure-ulcer

Zaidi, S., & Sharma, S. (2022). Pressure Ulcer. Retrieved 12 May 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553107/