Definisi
Spondilolisis merupakan istilah medis yang digunakan untuk fraktur stres pada pars interarticularis lumbar vertebra. Pars interarticularis merupakan segmen dari antara 2 vertebra yang berikatan. Penyakit ini paling banyak diakibatkan tekanan atau stres yang bersifat repetitif. Kondisi dari spondilolisis terjadi satu dari setiap 20 orang. Spondilolisis merupakan fraktur kecil.
Spondilolisis juga disebut “pars defect” karena penyakit ini mempengaruhi persendian diantara spinal. Penyakit ini paling banyak disebabkan oleh olahraga yang berlebihan dan berulang. Spondilolisis terjadi hampir 3% sampai 7% dari penduduk di Amerika. Penyakit ini kebanyakan diderita oleh anak anak dan remaja, terutama mereka yang mengikuti olahraga seperti bola dan gimnastik.
Spondilolisis dan spondilolistesis merupakan penyakit yang berkaitan. Namun, Keduanya memiiki penyebab yang berbeda.
- Spondilolistesis adalah kondisi ketika satu vertebra atau tulang belakang bergeser dari vertebra yang berada dibawahnya.
- Spondilolisis merupakan penyebab tersering dari spondilolistesis. Akibat dari patahnya tulang belakang, maka dapat terjadi pergeseran tulang belakang.
Penyebab
Jika kamu mengalami spondilolisis, kamu akan mengalami kelemahan pada bagian vertebra yang disebut pars interarticularis. Bagian ini terikat dengan facet joint, yang berfugsi untuk menghubungkan bagian atas dan bawah tulang belakang untuk dapat bergerak. Patah tulang pada bagian ini sering disebut pars fracture.
Masih belum ada penelitian yang berkaitan dengan apa yang benar benar menyebabkan kelemahan ini. Namun, genetik juga berperan. Kamu mungkin terlahir dengan vertebra yang cenderung tipis yang mengakibatkan tingginya risiko fraktur. Trauma yang berulang atau repetitif seperti, cedera yang terus menerus juga dapat mengakibatkan kelemahan pars interarticularis.
Faktor Risiko
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan kita lebih cenderung terkena spondilolisis:
- Penyakit genetik
- Melakukan olahraga dengan risiko cedera berulang pada vertebra seperti bola dan angkat beban
Gejala
Spondilolisis biasanya tidak memiliki gejala. Namun gejala umum yang biasa dialami yaitu low back pain atau nyeri tulang belakang. Nyerinya biasanya bersifat:
- Menyebar pada seluruh tulang belakang
- Nyerinya terasa seperti otot keram
- Nyerinya bertambah parah ketika di regangkan
Gejala dari spondilolisis paling sering terjadi ketika remaja yang sedang bertumbuh. Umur yang paling mengalami gejala yaitu 15-16 tahun, sedangkan pada remaja wanita biasanya mengalami di usia yang lebih muda.
Diagnosis
Dokter anda akan melakukan beberapa wawancara dan pemeriksaan yang dapat membantu diagnosis dari spondilolisis. Pertama, dokter akan melakukan serangkaian wawancara mengenai gejala dan tanda yang muncul pada anda. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik berupa:
- Memeriksa bagian yang nyeri
- Memeriksa apakah ada kelainan gerak
- Memeriksa apakah ada spasme otot
- Memeriksa apakah ada kelemahan otot
Dokter juga akan memeriksa apakah ada kelainan postur dengan menyuruh Anda berjalan. Pada beberapa kasus pasien dapat mengalami kelainan cara berdiri dan cara berjalan. Setelah melakukan pemeriksaan fisik, Dokter anda akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan kelainan yang anda miliki berupa:
- Rontgen X-ray
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat kepadatan tulang dan kenormalan struktur dari tulang belakang. Dokter akan memeriksa dari beberapa sudut untuk melihat apakah ada stress fracture dan melihat alignment dari vertebra. Jika pada X-Ray terlihat ada stress fracture maka kondisi ini merupakan spondylolisis.
- CT Scan
Pemeriksaan CT scan merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X yang terhubung dengan teknologi komputer. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan hasil yang lebih detail dibandingkan dengan sinar X. Namun, pemeriksaan ini memiliki radiasi yang lebih banyak daripada sinar X. Hal ini sangat berbahaya apalagi penderita adalah anak-anak. Pada beberapa kasus anak dan remaja yang mendapatkan pemeriksaan CT scan dengan alasan lainya seperti baru selesai kecelakaan.
- PET Scan
PET scan dapat mengidentifikasi spondilolisis. Namun, pemeriksaan ini sudah jarang digunakan.
- MRI
MRI dapat melihat jaringan lunak lainnya. Dokter akan melihat apakah ada degenerasi pada vertebra dan apakah spondilolisis melibatkan jaringan lunak sekitar. Pemeriksaan ini juga berfungsi melihat cedera pars interarticularis yang tidak terlihat pada rontgen X-ray. Pemeriksaan ini juga akan melihat apakah nyeri yang dialami mengalami keterlibatan saraf atau tidak.
Tata Laksana
Tujuan dari pengobatan spondilolisis adalah sebagai berikut:
- Mengurangi nyeri
- Untuk mempercepat penyembuhan fraktur
- Untuk membantu pasien agar cepat kembali untuk melakukan olahraga
Ada beberapa pengobatan yang akan diberikan dokter untuk pengobatan spondilolisis.
Berikut ini adalah pilihan pengobatan yang mungkin diberikan:
Non-Operasi
Pada hampir seluruh kasus spondilisis ringan, gejala akan membaik apabila menerima pengobatan tanpa operasi. Pengobatan non operasinya berupa:
- Hindari aktivitas fisik atau olahraga yang berlebihan yang dapat melibatkan tulang belakang. Hal ini akan memperbaiki gejala back pain dan gejala lainya.
- Obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Golongan obat OAINS seperti ibuprofen dan naproxen dapat mengurangi pembengkakan dan nyeri
- Terapi fisik. Dokter akan menganjurkan gerakan khusus yang dapat meningkatkan fleksibilitas dan memperkuat otot pada tulang belakang dan abdomen.
- Beberapa pasien mungkin akan membutuhkan back brace pada kurun waktu tertentu dengan tujuan untuk membatasi pergerakan dan memberikan kesempatan fraktur untuk sembuh. Penggunaan brace dapat berlangsung hingga beberapa bulan.
Setelah menjalani pengobatan, dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan rontgen X-ray rutin untuk melihat apakah ada perubahan dan perbaikan pada pasien.
Operasi
Pembedahan hanya dilakukan apabila pasien mengalami perburukan setelah pengobatan non-operasi dan mengalami spondilolistesis yang progresif. Dokter bedah akan membuang jaringan parut dari bagian fraktur. Dokter akan menstabilkan daerah fraktur dengan menggunakan pen.
Komplikasi
Tanpa pengobatan, spondilolisis dapat berakibat buruk dan dapat terjadi kondisi yang disebut spondilolistesis. Pada kondisi ini, vertebra akan bergeser dan mengakibatkan penekanan pada saraf spinal. Ketika saraf spinal terjepit atau tertekan, maka akan terjadi nyeri yang sangat hebat. Rasa nyeri dapat menjadi tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pencegahan
Spondilolisis merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah. Namun ada beberapa hal yang dapat mengurangi risiko terjadinya fraktur, seperti memilih aktivitas olahraga yang aman seperti berenang dan bersepeda. Jenis olahraga ini juga dapat memperkuat tulang belakang Anda.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika terdapat gejala dan tanda spondilolisis seperti yang dijelaskan diatas. Maka, Anda harus segera mendapatkan penanganan untuk mencegah penyakit semakin parah.Semakin cepat pengobatan dilakukan, maka hasil yang didapatkan akan semakin baik.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim