Definisi
Tirotoksikosis adalah gejala klinis yang timbul karena kadar hormon tiroid yang beredar di dalam tubuh Anda terlalu banyak. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kondisi ini terjadi, salah satunya adalah bila kelenjar tiroid membentuk dan memproduksi terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroidisme). Perlu diketahui bahwa tirotoksikosis dapat timbul bahkan ketika tidak terjadi peningkatan pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang berada di bagian depan leher. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi hormon yakni triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Keduanya dikenal sebagai hormon tiroid yang berperan dalam berbagai fungsi tubuh, seperti suhu tubuh, denyut jantung, dan metabolisme tubuh. Metabolisme adalah reaksi kimia dalam sel yang terjadi untuk mengolah energi agar dapat digunakan oleh tubuh.
Pada tiroksikosis, peningkatan hormon tiroid di tubuh akan memengaruhi metabolisme yang terjadi di tubuh. Bertambah cepatnya laju metabolisme dapat menimbulkan berbagai gejala pada pasien dan komplikasi lainnya. Kondisi ini dapat disembuhkan dan pengobatan yang diberikan untuk mengatasi tirotoksikosis akan bergantung dengan penyebabnya.
Bila Anda tertarik untuk membaca lebih jauh mengenai hipertiroidisme, Anda bisa membacanya di sini.
Penyebab
Terdapat banyak kondisi yang dapat menyebabkan kondisi tirotoksikosis, yang akan dijelaskan di bawah ini.
Hipertiroidisme
Kondisi ini adalah penyebab tersering dari tirotoksikosis, terjadi karena kelenjar tiroid memproduksi dan melepas hormon tiroid secara berlebihan. Ada banyak penyakit yang bisa menyebabkan hal ini, salah satunya adalah penyakit Graves. Penyakit Graves adalah penyebab tersering dari hipertiroidisme, mewakili 60-80 persen dari kasus hipertiroidisme. Pada penyakit Graves, sistem imun membentuk antibodi pada sel-sel tiroid, yang membuat kelenjar memproduksi terlalu banyak hormon. Selain itu, memiliki satu atau lebih benjolan pada kelenjar tiroid juga dapat menyebabkan hipertiroidisme dan tirotoksikosis.
Kami memiliki artikel mengenai penyakit Graves yang bisa Anda baca di sini.
Tiroiditis
Tiroiditis atau peradangan kelenjar tiroid yang bisa menimbulkan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh:
- Infeksi bakteri dan jamur
- Gangguan pada sistem kekebalan tubuh
- Beberapa obat seperti lithium dan interferon
Tiroiditis juga dapat terjadi pada ibu pasca melahirkan bayi.
Obat-obatan
Orang-orang yang mendapat terapi iodin (contohnya radioaktif iodin) yang berlebihan bisa mengalami tirotoksikosis. Penyakit ini juga ditemukan pada pasien terapi obat antiaritmia amiodaron, karena obat itu kaya akan iodin dan memiliki struktur yang mirip dengan hormon T4 dari kelenjar tiroid. Selain itu, mendapat obat tiroid yang berlebihan juga bisa menyebabkan tirotoksikosis.
Mendapat Hormon Tiroid Berlebihan
Terdapat suatu penyakit langka yang bernama tiroiditis hamburger, di mana Anda bisa mendapat terlalu banyak hormon tiroid karena memakan daging sapi yang terkontaminasi jaringan tiroid dari leher sapi. Orang-orang juga bisa mengalami kondisi ini bila mereka mengonsumsi obat tiroid secara berlebihan dengan sengaja.
Faktor Risiko
Siapapun dapat mengalami tirotoksikosis, namun wanita lebih sering terkena tirotoksikosis dibanding pria, dan kemungkinan seseorang terkena tirotoksikosis meningkat seiring usia. Walaupun termasuk jarang, tirotoksikosis terjadi setidaknya pada 2% wanita dan 0,2% pria di seluruh dunia.
Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko dari tirotoksikosis adalah:
- Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tiroid, terutama penyakit Graves.
- Mutasi genetik pada gen TSHR yang memengaruhi fungsi kelenjar tiroid.
- Usia di atas 60 tahun.
- Memiliki penyakit automun seperti diabetes melitus tipe 1 atau penyakit Addison (gangguan kelenjar adrenal yang ada di atas ginjal).
- Baru saja melahirkan.
Gejala
Peningkatan kadar hormon tiroid di tubuh akan memengaruhi laju metabolisme. Pasien bisa mengalami berbagai gejala seperti:
- Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Memiliki detak jantung yang tidak teratur (aritmia) atau berdenyut lebih cepat (>100x/menit).
- Kelemahan otot.
- Tangan bergetar.
- Cemas, mudah tersinggung.
- Menjadi lebih sensitif terhadap panas.
- Banyak berkeringat, kulit hangat dan lembap.
- Gangguan pada mata.
- Adanya perubahan pada siklus menstruasi.
Bila tirotoksikosis berlangsung cukup parah maka gejala ini dapat disebut badai tiroid. Kondisi tersebut perlu mendapat perhatian khusus dan harus ditangani segera karena dapat mengancam nyawa. Gejala dari badai tiroid sendiri adalah detak jantung yang sangat cepat, demam tinggi, diare, terjadi perubahan status mental hingga penurunan kesadaran.
Diagnosis
Diagnosis tirotoksikosis ditegakkan melalui wawancara medis yang lengkap, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Dokter bisa bertanya mengenai:
- Keluhan utama pasien yang dirasakan saat ini dan keluhan lain yang menyertai.
- Sudah berapa lama keluhan tersebut berlangsung,
- Riwayat penyakit terdahulu.
- Riwayat penyakit pada keluarga terutama yang terkait gangguan tiroid.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, laju napas, nadi, dan suhu tubuh. Seluruh tubuh dan area kelenjar tiroid akan diperiksa untuk menemukan abnormalitas. Contohnya, bisa terdapat pembesaran atau benjolan pada kelenjar tiroid.
Pemeriksaan penunjang juga akan dilakukan untuk memastikan diagnosis. Pasien dengan tirotoksikosis akan memiliki peningkatan kadar hormon tiroid (tiroksin dan/atau triiodotironine) di darah. Hormon TSH yang dilepas oleh kelenjar hipofisis di otak juga ditemukan lebih rendah dari biasanya. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan radioaktif iodin, USG tiroid, dan scan tiroid.
Tata Laksana
Pengobatan untuk tirotoksikosis akan bergantung pada kondisi medis yang menjadi penyebabnya. Diagnosis yang ditetapkan dari hasil wawancara medis dan pemeriksaan, serta kondisi Anda akan menjadi dasar penentuan terapi.
Dokter akan memberi obat-obatan untuk meredakan gejala, seperti:
- Terapi rehidrasi cairan pada pasien yang dehidrasi.
- Obat golongan penyekat beta untuk meredakan keluhan saraf, pembuluh darah dan jantung. Obat ini bermanfaat untuk mengatasi keluhan gemetar serta denyut jantung yang cepat akibat tirotoksikosis.
- Obat golongan glukokortikoid untuk mengatasi keluhan pada mata dan nyeri.
Untuk mengatasi peningkatan hormon tiroid yang beredar di darah, dokter juga bisa memberikan terapi obat antitiroid, radioaktif iodin, atau pengangkatan kelenjar tiroid (tiroidektomi).
- Obat-obatan antitiroid bisa digunakan untuk menghalangi kelenjar tiroid agar tidak memproduksi hormon secara berlebihan. Obat ini bermanfaat bagi pasien hipertiroid dengan kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
- Radioaktif iodin juga bisa diberikan, kelenjar tiroid yang terlalu aktif akan menyerap iodin tersebut. Efeknya, kelenjar tiroid bisa menyusut dan kadar hormon tiroid di darah akan berkurang.
- Pengangkatan kelenjar tiroid bisa menjadi salah satu terapi yang direkomendasikan oleh dokter.
Pasien bisa perlu meminum obat hormon tiroid sepanjang masa hidupnya untuk menjaga agar kadar hormon tiroid di tubuhnya tetap normal. Konsultasikan pengobatan Anda dengan dokter.
Komplikasi
Bila tirotoksikosis tidak diobati dengan baik, maka dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Masalah jantung
Tirotoksikosis yang tidak diobati dapat menyebabkan gangguan pada irama jantung, yang dapat meningkatkan risiko terkena stroke dan gagal jantung.
- Osteoporosis
Tirotoksikosis yang tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh, Hal ini disebabkan karena memiliki hormon tiroid yang terlalu banyak dapat menyulitkan tubuh untuk menyimpan kalsium di tulang.
- Penyakit mata Graves
Kondisi ini merupakan kondisi yang dapat menyebabkan bengkak, kemerahan, dan permasalahan lain pada mata Anda akibat kondisi hipertiroid.
- Badai tiroid
Badai tiroid adalah kondisi langka dan mengancam jiwa yang terjadi ketika tiroid Anda tiba-tiba memproduksi dan melepaskan hormon tiroid dalam jumlah besar. Biasanya hal ini disebabkan oleh kejadian atau penyakit mendadak seperti pembedahan atau infeksi. Kondisi ini juga bisa terjadi jika Anda sedang menjalani pengobatan antitiroid dan tiba-tiba berhenti meminumnya.
Pencegahan
Bila Anda sedang dalam pengobatan tiroid, Anda dapat mencegah tirotoksikosis dengan tidak mengonsumsi obat melebihi dosis yang dianjurkan. Selain itu, pengobatan dapat ditunjang dengan pola hidup sehat, minum air putih yang cukup, tidur cukup, dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila Anda mengalami gejala dari tirotoksikosis atau memiliki riwayat gangguan tiroid pada keluarga, segeralah berobat ke dokter. Anda dapat berobat ke dokter spesialis penyakit dalam untuk menangani kondisi tersebut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Cleveland Clinic - Thyrotoxicosis (2021). Retrieved 5 March 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21741-thyrotoxicosis#.
Mayo Clinic - Thyrotoxicosis: Diagnosis and MAnagement. (2019). Retrieved 5 March 2023, from https://www.mayoclinicproceedings.org/article/S0025-6196(18)30799-7/fulltext.
Medscape - Hyperthyroidism and Thyrotoxicosis (2022).Retrieved 5 March 2023, from https://emedicine.medscape.com/article/121865-overview.
WebMD - What is thyrotoxicosis? (2022). Retrieved 5 March 2023, from https://www.webmd.com/women/thyrotoxicosis-hyperthyroidism.