Definisi
Vaskulitis adalah kumpulan penyakit yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena). Peradangan adalah respon alami dari sistem imun terhadap cedera atau infeksi sehingga tubuh mampu melawan kuman yang masuk. Namun, pada vaskulitis sistem imun menyerang pembuluh darah yang sehat sehingga pembuluh darah menjadi bengkak dan menyempit, akibatnya aliran darah menjadi terganggu. Aliran darah yang kurang baik akan menyebabkan kerusakan jaringan dan organ. Vaskulitis dapat bersifat ringan sampai berat bahkan mengancam nyawa jika menyerang organ tubuh yang penting.
Terdapat beberapa tipe vaskulitis, yaitu:
- Penyakit Beceht
- Penyakit Buerger
- Sindrom Churg-Strauss
- Krioglobulinemia
- Arteritis sel raksasa (giant cell arteritis)
- Granulomatosis dengan poliangiitis
- Purpura Henoch-schonlein
- Penyakit Kawasaki
- Arteritis Takayasu
Penyebab
Penyebab vaskulitis belum diketahui secara pasti. Beberapa tipe vaskulitis berhubungan dengan perubahan genetik pada penderitanya, sedangkan tipe yang lain disebabkan oleh kelainan sistem imun. Reaksi sistem imun ini dapat dicetuskan oleh:
- Infeksi seperti hepatitis B dan hepatitis C
- Penggunaan obat-obatan seperti hidralazin, alopurinol, minosiklin, dan propiltiourasil
- Kanker darah
- Penyakit sistem imun, misalnya artitis rematik, lupus, dan skleroderma
Faktor Risiko
Vaskulitis dapat menyerang siapa saja, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami vaskulitis yaitu:
- Usia. Arteritis sel raksasa jarang terjadi pada usia dibawah 50 tahun, sedangkan penyakit Kawasaki paling sering ditemukan pada anak-anak usia di bawah 5 tahun
- Riwayat keluarga. Beberapa tipe vaskulitis seperti penyakit Bechet, granulomatosis dengan poliangiitis, dan penyakit Kawasaki dapat diturunkan
- Gaya hidup. Penggunaan kokain dan merokok dapat meningkatkan risiko vaskulitis. Pada pria berusia kurang dari 45 tahun yang merokok, risiko untuk terkena penyakit Buerger lebih tinggi
- Jenis kelamin. Arteritis sel raksasa jauh lebih sering ditemukan pada wanita, sementara penyakit Buerger lebih sering pada pria.
Gejala
Terdapat banyak tipe vaskulitis yang dapat menimbulkan gejala, tingkat keparahan, dan durasi penyakit yang sangat bervariasi. Vaskulitis dapat mengenai hanya satu organ atau beberapa organ.
Secara umum, gejala vaskulitis adalah:
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Berat badan turun
- Nyeri sendi atau otot
Gejala lain sesuai dengan bagian tubuh yang terkena meliputi:
- Sistem pencernaan. Jika lambung atau usus terkena peradangan, maka akan timbul gejala seperti nyeri setelah makan. Mungkin juga terjadi perlukaan pada saluran cerna yang dapat berdarah sehingga dapat ditemukan darah pada feses
- Pusing, telinga berdenging, dan penurunan pendengaran yang tiba-tiba
- Mata. Vaskulitis dapat menyebabkan peradangan pada mata sehingga mata menjadi merah, gatal, atau terasa panas. Tipe vaskulitis arteritis sel raksasa dapat menyebabkan pandangan ganda dan kebutaan yang sementara atau permanen pada salah satu atau kedua mata. Gejala ini dapat merupakan tanda pertama dari arteritis sel raksasa
- Tangan dan kaki. Beberapa tipe vaskulitis dapat menyebabkan rasa baal atau kelemahan pada tangan dan kaki. Telapak tangan dan kaki dapat membengkak atau mengeras
- Paru-paru. Vaskulitis yang melibatkan paru-paru dapat menyebabkan sesak nafas atau batuk darah
- Kulit. Perdarahan di bawah kulit akibat vaskulitis dapat tampak sebagai bercak-bercak merah. Vaskulitis juga dapat menyebabkan benjolan atau luka terbuka pada kulit
Diagnosa
Diagnosis dini vaskulitis diperlukan agar terapi dapat segera dimulai untuk mencegah kerusakan permanen akibat vaskulitis yang berat. Untuk mendiagnosis suatu vaskulitis, pertama-tama dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan Anda lalu melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan atau prosedur medis untuk mengkonfirmasi diagnosis atau menyingkirkan adanya kemungkinan diagnosis lain yang menyerupai vaskulitis. Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini untuk melihat adanya tanda peradangan, yang biasanya ditunjukan oleh peningkatan protein C reaktif. Selain itu, dengan pemeriksaan darah dapat juga diketahui jumlah sel darah merah, serta adanya antibodi tertentu seperti ANCA (anti-neutrophil cytoplasmic antibody).
- Pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan ini dapat menentukan pembuluh darah dan organ mana yang terkena, serta dapat membantu dokter memonitor respon tubuh Anda terhadap terapi yang diberikan. Jenis pencitraan yang dipakai meliputi X-ray, CT scan, MRI, dan PET scan
- Angiografi (X-ray pembuluh darah). Prosedur ini dilakukan dengan memasukan selang kecil yang fleksibel seperti sedotan tipis (kateter) ke dalam pembuluh darah besar. Setelah itu, pewarna akan disuntikan ke kateter lalu dilakukan X-ray sembari pewarna tersebut mengisi pembuluh darah. Bentuk dan struktur pembuluh darah akan terlihat pada hasil X-ray
- Biopsi. Prosedur bedah ini digunakan untuk mengambil sampel kecil dari jaringan yang dicurigai terkena vaskulitis. Sampel akan diperiksa di laboratorium.
Tata Laksana
Bergantung dari tipe vaskulitis, beberapa dapat mengalami perbaikan tanpa terapi. Namun, kebanyakan vaskulitis membutuhkan obat untuk mengontrol peradangan dan mencegah kekambuhan dengan menangani pencetus vaskulitis.
Terapi vaskulitis meliputi:
- Obat-obatan. Obat kortikosteroid seperti prednison merupakan obat yang paling sering diberikan untuk mengontrol peradangan akibat vaskulitis. Efek samping kortikosteroid dapat bersifat berat, terutama jika dipakai dalam jangka waktu panjang. Efek samping yang mungkin terjadi adalah kenaikan berat badan, diabetes, dan pengeroposan tulang. Dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid dengan dosis serendah mungkin jika akan digunakan dalam jangka waktu lama. Obat penekan sistem imun lain juga dapat diberikan bersama kortikosteroid untuk mengontrol peradangan sehingga kortikosteroid dapat diturunkan dosisnya secara perlahan. Pemilihan obat tersebut berdasarkan tipe vaskulitis, tingkat keparahan, organ yang terkena, dan apakah ada kondisi medis lainnya yang Anda derita. Contoh obat tersebut adalah metotreksat, azatioprin, mikofenolat, siklosfosfamid, tokilizumab, atau rituximab.
- Jika vaskulitis menyebabkan aneurisma, maka perlu dilakukan operasi karena pembuluh darah yang melebar berisiko untuk robek. Selain itu, pada beberapa kasus, pembuluh darah yang tersumbat oleh gumpalan darah juga perlu diterapi dengan pembedahan untuk mengembalikan aliran darah
Komplikasi
Komplikasi vaskulitis bergantung pada tipe dan tingkat keparahannya, atau bisa juga diakibatkan oleh efek samping obat untuk vaskulitis. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi:
- Kerusakan organ. Beberapa tipe vaskulitis dapat menyebabkan kerusakan pada organ penting tubuh
- Gumpalan darah. Gumpalan darah dapat terbentuk di pembuluh darah sehingga menyumbat aliran darah
- Aneurisma. Meskipun jarang, vaskulitis dapat menyebabkan dinding pembuluh darah melemah dan melebar membentuk aneurisma. Komplikasi ini disebabkan oleh arteritis sel raksasa yang tidak tertangani
- Beberapa obat yang digunakan untuk mengangani vaskulitis dapat menurunkan sistem imun sehingga Anda lebih rentan terhadap infeksi
Pencegahan
Oleh karena sebagian besar vaskulitis merupakan sebuah autoiumun, maka tidak ada cara spesifik untuk mencegah timbulnya vaskulitis. Namun, beberapa vaskulitis yang dicetuskan oleh infeksi atau reaksi alergi dapat dicegah dengan cara mencegah infeksi atau agen pencetus alergi.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami tanda dan gejala seperti vaskulitis yang mengkhawatirkan Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter. Beberapa tipe vaskulitis dapat memburuk dalam waktu cepat, sehingga diagnosis dini menjadi penting untuk mendapatkan terapi yang efektif.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono