Balita membutuhkan asupan makanan sehat dari sayuran, buah-buahan, gandum, produk susu dan juga protein. Masing-masing asupan memberikan manfaat yang berbeda-beda untuk tubuh yang dibutuhkan selama masa pertumbuhan.
Seiring bertambahnya usia, balita tidak lagi mengandalkan air susu ibu. Mereka dapat mencukupi kebutuhan nutrisi dari makanan. Namun makanan sehat sekalipun mungkin membawa risiko kesehatan tersendiri yang perlu diwaspadai.
Makanan yang Perlu Diwaspadai Anak Balita
Makanan dan minuman dengan gula tambahan
Anak-anak yang belum genap berusia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak mendapatkan tambahan gula di dalam makanan atau minumannya. Asupan gula tambahan dikaitkan dengan obesitas dan risiko masalah kesehatan di masa depan seperti diabetes dan penyakit jantung.
Anak-anak berusia 24-48 bulan sebaiknya membatasi asupan gula tidak lebih dari 24 gram sehari untuk mengurangi risiko masalah kesehatan di masa depan.
Saat usianya menginjak 4-5 tahun, asupan kalori dari gula sebaiknya tidak lebih dari 10% kebutuhan kalori harian. Tentunya Anda harus terus membatasi makanan dan minuman manis dengan tambahan gula lainnya seperti permen, cokelat, sereal, dan jus buah atau minuman kemasan.
Baca Juga: Brittle Diabetes, Ketika Gula Darah Naik Turun dan Sulit Dikendalikan
Makanan yang tidak dipasteurisasi
Anak-anak berusia 12 bulan hingga 5 tahun juga sebaiknya tidak minum jus atau produk susu yang tidak dipasteurisasi karena risiko infeksi bakteri dan parasit berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit serius atau kematian.
Pasteurisasi adalah metode yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan keamanan makanan, terutama produk susu. Mengonsumsi makanan dan minuman yang dipasteurisasi juga terbukti mengurangi risiko kesehatan terutama bagi mereka yang mengalami gangguan kekebalan tubuh.
Makanan terlalu banyak natrium
Snack kemasan mengandung banyak natrium yang bisa berbahaya bagi anak usia di bawah 2 tahun. Menurut USDA, sebelum usia 2 tahun sebaiknya anak tidak mengonsumsi lebih dari 1.200 mg natrium per hari.
Kebutuhan natrium anak akan meningkat seiring usia. Anak-anak berusia 4-8 tahun sebaiknya membatasi asupan natrium 1.500 mg per hari.
Perlu dicatat, natrium tidak hanya terkandung pada snack dan makanan ringan. Makanan kalengan, makanan beku seperti chicken nugget dan sosis, juga tinggi kandungan natriumnya.
Makanan dengan potongan terlalu besar
Anak di bawah usia 2 tahun mungkin sudah pandai mengunyah makanan, namun potongan makanan yang besar berisiko tersangkut di tenggorokan dan menyebabkan tersedak. Jika Anda ingin membiarkan anak makan mandiri, Anda mungkin harus memotong makanan menjadi ukuran lebih kecil serta menyobek daging lebih halus.
Baca Juga: Cara Memberikan Pertolongan Pertama Pada Anak Yang Tersedak
Sayuran mentah
Sayuran mentah atau setengah matang juga sebaiknya tidak diberikan pada anak di bawah usia 2 tahun karena risiko tersedak yang mungkin dialaminya.
Kacang dan biji-bijian
Kacang dan biji-bijian juga berisiko menyebabkan anak berusia kurang dari 2 tahun tersedak. Tersedak makanan di usia ini berisiko menyebabkan infeksi di saluran pernapasan.
Makanan yang keras dan renyah
Makanan yang keras dan renyah selain kacang seperti permen atau popcorn juga berisiko menyebabkan anak yang belum genap 2 tahun tersedak. Selama tahap perkembangan ini, anak-anak masih belajar mengunyah dan menelan dengan benar, sehingga makanan yang sulit dikunyah dapat menimbulkan bahaya tersendiri bagi mereka.
Makanan yang lengket
Makanan yang lengket seperti permen karet, jeli, marshmallow atau manisan buah bisa tersangkut di tenggorokan anak yang belum genap 2 tahun. Demikian juga selai kacang yang akan sulit ditelan dan berisiko menyebabkan tersedak.
Selain risiko tersedak, Anda juga perlu mewaspadai kemungkinan alergi makanan. Amati reaksi anak saat mengonsumsi makanan yang paling sering menjadi pemicu alergi seperti telur, susu, kacang, gandum, kedelai, ikan, kerang dan lainnya.
Konsultasikan dengan dokter melalui aplikasi Ai Care mengenai kemungkinan alergi makanan yang dialami anak bila Anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina