Persalinan prematur terjadi di antara usia kehamilan > 20 minggu hingga < 37 minggu. Normalnya, kehamilan berlangsung hingga 40 minggu.

Persalinan prematur dapat membawa sejumlah risiko kesehatan baik bagi bayi maupun ibu. Penting untuk mendapatkan pertolongan medis segera bila mengalami persalinan prematur.

Tanda-Tanda Persalinan Prematur

Umumnya, tanda-tanda persalinan prematur sama seperti tanda persalinan normal. Berikut adalah beberapa tanda umum yang menunjukkan persalinan prematur, di antaranya:

• Kontraksi rahim yang teratur dan meningkat baik kekuatan maupun frekuensinya
• Keluarnya cairan dari vagina yang mengindikasikan pecahnya selaput ketuban
• Adanya perubahan lendir baik keputihan maupun lendir darah yang keluar dari vagina
• Penurunan tiba-tiba atau perubahan gerakan janin
• Adanya sensasi tekanan atau rasa berat di panggul yang menandakan bahwa bayi mungkin menekan lebih kuat ke bawah
• Kram perut bagian bawah
• Rasa nyeri yang terus-menerus di bagian bawah punggung

Salah satu penyebab terjadinya persalinan prematur adalah preeklamsia. Biasanya persalinan prematur yang disebabkan oleh preeklamsia disertai dengan beberapa tanda lain, di antaranya:

• Pembengkakan di wajah, tangan, dan kaki
• Penglihatan ganda
• Penglihatan buram atau gangguan penglihatan lainnya
• Kepala terasa berat
• Sesak napas akibat adanya penumpukan cairan di paru-paru
• Mual dan muntah
• Rasa sakit di perut bagian atas

Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter apabila usia kehamilan Anda kurang dari 37 minggu dan mengalami salah satu tanda persalinan prematur.

Baca Juga: Penyebab Bayi Lahir Prematur

Bahaya Persalinan Prematur

Persalinan prematur dapat membawa risiko kesehatan baik bagi ibu maupun bayi.

Risiko untuk bayi

Bayi yang lahir prematur dapat berisiko:

• Mengalami gangguan pernapasan akibat paru-paru yang belum berkembang sempurna, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan penggunaan ruangan perawatan intensif atau alat bantu pernapasan
• Lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang
• Mengalami kesulitan dalam menyusu baik secara langsung maupun dari botol sehingga membutuhkan nutrisi tambahan
• Perdarahan otak atau gangguan neurologis yang dapat memengaruhi perkembangan otak bayi
• Hipotermia, karena bayi prematur sulit menjaga suhu tubuh mereka sendiri sehingga cenderung membutuhkan perawatan intensif untuk menjaga suhu tubuh tetap normal
• Gangguan jantung atau gangguan aliran darah ke jantung 
• Gangguan pada mata akibat pembuluh darah yang belum berkembang sepenuhnya

Selain hal-hal di atas, bayi prematur juga berisiko mengalami cerebral palsy, gangguan penglihatan dan pendengaran, ketidakmampuan dalam belajar serta gangguan pertumbuhan.

Baca Juga: Persalinan Prematur Bisa Dicegah, Begini Caranya

Risiko untuk ibu hamil

Persalinan prematur tidak hanya berdampak bagi bayi saja. Ibu yang sedang mengandung juga berisiko mengalami beberapa kondisi berikut:

• Kecemasan
• Depresi pascapersalinan
• Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
• Masalah ikatan dengan bayi

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, misalnya hamil di bawah usia 20 tahun, kehamilan di atas usia 40 tahun, memiliki riwayat persalinan prematur dalam keluarga, merokok selama hamil, memiliki berat badan di bawah normal selama kehamilan.

Apabila Anda memiliki faktor risiko atas persalinan prematur, maka sebaiknya rutin memeriksakan diri ke dokter selama kehamilan, mengelola tekanan darah dengan baik, mencukupi kebutuhan gizi seimbang selama kehamilan, berhenti merokok dan memantau perkembangan kehamilan dengan baik. Jangan ragu untuk selalu bertanya dan berkonsultasi saat mengalami gejala yang tidak biasa selama kehamilan.

Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan terkait kesehatan kehamilan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!