Vitamin A adalah jenis vitamin yang larut dalam lemak yang disimpan di dalam hati. Biasanya vitamin A juga dikenal dengan nama retinoid, serta meliputi retinol, retinal, asam retinoat, dan retinyl ester. Sebagian bentuk dikonsumsi dalam bentuk obat yang dikonsumsi dan sebagian lain dalam bentuk salep atau krim yang diaplikasikan melalui olesan. Vitamin A sendiri sebenarnya secara alami dapat ditemukan di dalam berbagai makanan sehari-hari seperti buah-buahan, sayuran, dan ikan. Namun bila makanan tidak mencukupi kebutuhan vitamin A, maka Anda juga bisa mendapatkannya melalui suplemen.

Manfaat Vitamin A untuk Ibu Hamil

Secara umum vitamin A dikenal memiliki peranan yang amat penting bagi tubuh, seperti menjaga kesehatan penglihatan agar tetap berfungsi dengan baik serta memastikan sistem kekebalan dan organ tubuh untuk bekerja dengan normal.

Bagi janin, vitamin A berfungsi membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan organ dalam seperti jantung, paru, ginjal, mata dan tulang. Vitamin A juga memiliki manfaat bagi sirkulasi darah, sistem pernapasan dan juga sistem saraf janin.

Bagi ibu hamil, vitamin A penting untuk membantu perbaikan jaringan tubuh pasca persalinan, membantu melawan infeksi, mendukung kekebalan tubuh, dan juga membantu metabolisme lemak.

Kebutuhan Vitamin A Saat Sedang Hamil

Kebutuhan harian vitamin A pria dan wanita bisa berbeda. Pada kondisi umum, pria dewasa membutuhkan 900 mcg vitamin A setiap hari, sedangkan wanita dewasa membutuhkan 700 mcg vitamin A setiap hari. Ketika hamil dan menyusui, kebutuhan wanita akan vitamin A meningkat, kebutuhan vitamin A hariannya adalah sebagai berikut:

• Wanita hamil berusia ≤18 tahun, membutuhkan 750 mcg vitamin A per hari.
• Wanita hamil berusia ≥19 tahun, membutuhkan 770 mcg vitamin A per hari.
• Ibu menyusui baik yang berusia ≤18 tahun, membutuhkan 1200 mcg vitamin A per hari.
• Ibu menyusui baik yang berusia ≥19 tahun, membutuhkan 1300 mcg vitamin A per hari.

Risiko Mengonsumsi Terlalu Banyak Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak dan disimpan di dalam organ hati. Vitamin sebaiknya dikonsumsi sesuai angka kecukupan gizi harian, tidak kurang dan tidak lebih. Bila Vitamin A dikonsumsi berlebihan, Anda dapat mengalami gejala seperti mual, pusing, sakit kepala, nyeri dan dalam kondisi parah dapat berakhir dengan kematian. Kelebihan vitamin A akan menumpuk di dalam hati yang bila berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada hati.

Apabila ibu hamil mengonsumsi vitamin A secara berlebihan, selain berisiko mengalami kerusakan hati juga meningkatkan risiko cacat pada janin. Inilah sebabnya, sebelum mengonsumsi suplemen atau obat yang mengandung vitamin A apapun, sebaiknya terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dokter sehingga dokter bisa memberikan rekomendasi vitamin prenatal sesuai kebutuhan tubuh dan menentukan dosis yang aman dikonsumsi selama kehamilan maupun menyusui.

Perlu dicatat bahwa risiko cacat pada janin juga meningkat apabila sebelum hamil Anda mengonsumsi obat dengan kandungan vitamin A dosis tinggi, yang biasanya hadir dalam bentuk isotretinoin, retinol, dan juga retin-A yang digunakan sebagai bahan perawatan kulit.

Selama hamil mungkin Anda tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin A, karena Anda bisa memenuhi kebutuhan harian dengan mengonsumsi makanan seperti brokoli, telur, sereal yang difortifikasi, paprika, mangga, melon, susu, wortel, bayam, ketela rambat, dan lain sebagainya. Bicarakan lebih lanjut dengan dokter kandungan Anda apabila masih ada hal-hal terkait dengan vitamin A yang ingin Anda ketahui.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!