Jenis kelamin bayi ditentukan oleh kombinasi kromosom X dan Y yang diterima dari sel telur dan sperma selama pembuahan. Setiap sel telur yang dihasilkan oleh wanita hanya mengandung satu kromosom seks, yaitu kromosom X (jenis kelamin perempuan). Sedangkan sperma yang dihasilkan pria mengandung satu kromosom X dan satu kromosom Y.
Untuk memiliki bayi dengan jenis kelamin laki-laki, maka sel telur perlu dibuahi oleh sperma yang membawa kromosom Y sehingga kombinasi kromosomnya menjadi XY. Umumnya, proses kombinasi kromosom ini terjadi secara alami. Namun, untuk meningkatkan peluang jenis kelamin bayi laki-laki, Anda bisa mencoba metode Shettles.
Metode Shettles untuk Meningkatkan Peluang Bayi Laki-Laki
Adalah Landrum B. Shettles, seorang dokter asal Amerika Serikat yang mengembangkan metode Shettles. Shettles dikenal dengan penelitiannya tentang kesuburan, reproduksi manusia, dan teknik untuk memengaruhi jenis kelamin bayi.
Metode ini didasarkan pada beberapa asumsi dasar, seperti perbedaan karakteristik sperma X dan sperma Y. Dr. Shettles percaya bahwa sperma X memiliki kekuatan dan daya tahan lebih baik, namun pergerakannya lebih lambat. Sementara sperma Y bergerak lebih cepat namun lebih rapuh.
Berdasarkan teori tersebut, Shettles mengembangkan cara untuk meningkatkan peluang jenis kelamin bayi laki-laki, di antaranya:
Posisi seksual
Metode Shettles menganjurkan penetrasi yang dalam dengan posisi seks dari belakang. Penetrasi dari posisi belakang memungkinkan sperma Y untuk mencapai leher rahim lebih cepat sehingga bisa mencapai tujuan terlebih dahulu dibanding sperma X. Posisi ini dianggap lebih menguntungkan karena sperma Y memiliki pergerakan lebih cepat menuju sel telur.
Baca Juga: Mengenal Hipospadia, Penyakit Bawaan yang Umum Dialami Bayi Laki-Laki
Waktu berhubungan intim
Untuk meningkatkan peluang jenis kelamin laki-laki, Shettles merekomendasikan untuk menahan diri berhubungan seksual dari awal siklus menstruasi hingga hari ovulasi dan tiga hari setelahnya. Tujuannya adalah memberi keunggulan bagi sperma Y (pembawa kromosom laki-laki) agar menjadi lebih dominan saat ovulasi terjadi.
Kontrol waktu orgasme wanita
Shettles juga merekomendasikan untuk mengontrol waktu orgasme wanita. Ia percaya bahwa kondisi asam atau basa memengaruhi keberlangsungan sperma.
Kondisi asam lingkungan vagina setelah orgasme wanita, mungkin kurang mendukung sperma X, sementara sperma Y menjadi lebih unggul. Oleh karena itu, wanita perlu mencapai orgasme terlebih dahulu sebelum pria ejakulasi agar sperma Y memiliki peluang lebih besar.
Baca Juga: Benarkah Merendam Miss V dengan Cuka Bisa Melahirkan Bayi Perempuan?
Berendam larutan yang bersifat basa
Shettles juga percaya bahwa lingkungan yang basa mungkin lebih mendukung kelangsungan hidup sperma Y. Untuk menciptakan lingkungan vagina yang basa, disarankan untuk berendam dengan larutan yang bersifat basa seperti soda kue yang dilarutkan di dalam air.
Namun, prosedur yang memengaruhi pH vagina tidak didukung oleh ahli kesehatan karena dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri dan pH di vagina. Prosedur ini juga meningkatkan risiko infeksi serta efek samping lain yang berpotensi merugikan.
Sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter apabila ingin mencoba metode Shettles atau metode lain terkait jenis kelamin bayi. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim