Persalinan prematur terjadi di mana bayi dilahirkan sebelum mencapai usia 37 minggu. Normalnya, kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu sehingga bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu dikategorikan sebagai bayi prematur.
Persalinan prematur termasuk masalah serius karena bayi yang lahir sebelum waktunya mungkin memiliki risiko komplikasi kesehatan yang lebih tinggi. Bayi prematur juga memiliki sistem kekebalan serta organ-organ yang belum sepenuhnya berkembang. Saat dilahirkan, mereka juga membutuhkan perawatan khusus di ruang NICU. Bagaimana mencegah persalinan prematur terjadi?
Cara Mencegah Persalinan Prematur
Kondisi kesehatan dan pola hidup kurang sehat sering meningkatkan risiko persalinan prematur. Para ahli menyarankan untuk mencegah persalinan prematur, inilah yang bisa dilakukan:
Berhenti merokok
Menurut para peneliti Cambridge, merokok selama kehamilan meningkatkan risiko persalinan prematur. Merokok selama kehamilan memiliki dampak negatif yang signifikan tidak hanya bagi kesehatan ibu namun juga perkembangan janin.
Zat-zat beracun di dalam rokok termasuk nikotin dan karbon monoksida dapat mengurangi pasokan oksigen ke janin, yang pada akhirnya dapat memicu kontraksi rahim lebih awal dan meningkatkan risiko persalinan prematur.
Menjaga pola makan seimbang
Menjaga pola makan seimbang selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko kelahiran prematur. Nutrisi yang didapat melalui sayuran, buah-buahan, biji-bijian, daging tanpa lemak dan produk susu dapat mendukung kebutuhan nutrisi ibu dan janin yang sedang berkembang di dalam rahim.
Asupan asam folat selama kehamilan juga penting untuk mencegah kelahiran prematur dan cacat tabung saraf. Asam folat ini dapat ditemukan dalam sayuran berdaun hijau, biji-bijian, dan suplemen prenatal yang diresepkan dokter.
Baca Juga: Penyebab Bayi Lahir Prematur
Memeriksakan diri secara rutin
Untuk kehamilan yang sehat, Anda perlu mematuhi jadwal kunjungan dokter atau bidan yang dapat membantu memantau kesehatan ibu dan janin, serta mendeteksi adanya masalah kehamilan sejak dini.
Frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan bisa bergantung pada kondisi Anda dan rekomendasi dokter. Namun, berikut adalah gambaran dari jadwal tersebut:
- Munculnya gejala kehamilan - kunjungan pertama
- Minggu 4-28, 1 kunjungan setiap bulan
- Minggu 28-36, 1 kunjungan setiap 2 minggu
- Minggu 36-40, 1 kunjungan setiap minggu
Pada kehamilan kembar atau adanya indikasi komplikasi kehamilan, dokter biasanya akan merekomendasikan jadwal pemeriksaan kehamilan yang lebih sering. Anda juga mungkin membutuhkan tes tambahan seperti pemeriksaan cairan ketuban dan pertumbuhan janin.
Mengelola stres dengan baik
Stres selama kehamilan bisa memiliki dampak negatif pada kesehatan ibu dan perkembangan janin. Stres yang berlebihan selama kehamilan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur.
Stres dapat mengaktifkan respons tubuh yang melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Peningkatan kadar hormon stres dapat memengaruhi aliran darah ke plasenta yang pada gilirannya memengaruhi pasokan nutrisi dan oksigen. Stres terus-menerus juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko peradangan, serta tekanan darah tinggi dan preeklamsia.
Baca Juga: Komplikasi Kesehatan yang Berisiko Terjadi Pada Bayi Prematur
Jarak kehamilan terlalu dekat
Dokter merekomendasikan jarak kehamilan setidaknya 18 bulan untuk memberi waktu pada tubuh ibu agar pulih kembali seperti sediakala. Tubuh ibu juga perlu waktu untuk memulihkan cadangan nutrisi sehingga ibu memiliki kondisi fisik yang baik.
Dengan memberikan jarak kehamilan yang cukup, maka rahim dan dinding rahim memiliki lebih banyak waktu untuk pulih dan menjadi tempat berkembang yang tepat bagi janin.
Riwayat persalinan prematur juga memengaruhi peningkatan risiko persalinan prematur. Sehingga Anda mungkin perlu membicarakan kondisi ini lebih serius dengan dokter pada kehamilan selanjutnya.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store terkait kesehatan kehamilan dan mencegah persalinan prematur.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim