Momen melahirkan bayi adalah salah satu momen yang membahagiakan bagi semua orang. Dapat melihat dan menyentuh langsung bayi yang selama 9 bulan di dalam rahim rasanya tentu menyenangkan. Namun, ada kalanya di awal-awal minggu setelah melahirkan sebagian ibu mengalami Sindrom Baby Blues.
Apa itu Sindrom Baby Blues?
Sindrom Baby blues adalah perubahan suasana hati setelah melahirkan. Menurut American Pregnancy Association, sekitar 70-80% ibu baru mengalami perasaan negatif dan perubahan suasana hati setelah melahirkan anak pertama mereka. Sindrom ini sangat umum dialami dan merupakan bentuk depresi pascamelahirkan yang paling ringan. Pun demikian, sangat penting untuk tidak nengabaikan dan membicarakannya dengan pasangan.
Beberapa ibu yang mengalami baby blues mungkin akan sedikit merasakan kecemasan, kesulitan tidur dan mudah bersedih hati, yang dapat berlangsung hingga dua minggu. Sebagian lainnya mengalami bentuk depresi yang lebih parah dan bertahan lebih lama, yang dikenal sebagai depresi pasca-persalinan.
Baik Sindrom Baby Blues maupun depresi pasca-persalinan bukanlah kecacatan atau menunjukkan kelemahan seorang ibu. Ibu hanya membutuhkan bantuan perawatan dan dukungan untuk dapat mengelola gejala dan tetap dapat dekat dengan bayi.
Tanda-Tanda Sindrom Baby Blues
Karena Sindrom Baby Blues adalah bentuk depresi pasca-melahirkan yang ringan, gejalanya mungkin hanya akan dialami selama beberapa hari atau dua minggu, yang di antaranya:
- Perubahan suasana hati
- Kecemasan
- Kesedihan
- Mudah tersinggung
- Merasa kewalahan
- Seringkali menangis
- Menurunnya konsentrasi
- Berkurangnya nafsu makan
- Kesulitan tidur
Depresi pasca-melahirkan seringkali salah dikenali sebagai Sindrom Baby Blues pada awalnya, tetapi tanda dan gejalanya lebih intens dan lama, yang pada akhirnya dapat mengganggu kemampuan merawat bayi, tugas sehari-hari atau bahkan hubungan dengan pasangan.
Cara Mengatasi Sindrom Baby Blues
Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan Sindrom Baby Blues. Para ilmuwan menduga bahwa hal ini masih ada kaitannya dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan pasca melahirkan. Perubahan hormonal dapat menghasilkan perubahan kimia di otak yang mengakibatkan depresi.
Selain itu, banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh sang ibu seperti perubahan jam tidur, menyusui di tengah malam, harus selalu bangun ketika bayi menangis, dan lain sebagainya membuat ibu terkadang merasa kewalahan.
Tak perlu merasa tidak berguna saat gejala-gejala Sindrom Baby Blues muncul. Di masa transisi ini, memang sudah sewajarnya bila Anda membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas baru. Berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan bila sedang mengalami baby blues:
Tidur cukup
Bila Anda berpikir mustahil untuk mendapatkan tidur cukup, dengarkan nasehat teman-teman yang lebih dahulu berpengalaman dengan anak pertama, tidurlah saat bayi Anda tidur!
Tak apa untuk membiarkan cucian menumpuk atau lantai yang belum disapu, cukupkan istirahat Anda dan pulihkan terlebih dahulu energi Anda. Ketika tubuh sudah mendapatkan kembali energinya, Anda dapat kembali menyelesaikan tugas yang belum sempat dilakukan.
Makan makanan bergizi
Berikan tubuh Anda makanan bergizi yang dapat menjadi "bahan bakar" bagi tubuh untuk mengurus bayi dan rumah. Tidak perlu takut atau membatasi makanan ini dan itu, pastikan saja Anda tetap kenyang sehingga Anda punya energi ketika tiba-tiba si kecil tidak ingin jauh dari Anda.
Minta bantuan
Apabila Anda merasa kewalahan antara mengurus bayi dan rumah, bicarakan hal ini dengan pasangan. Minta agar ia lebih banyak terlibat dalam urusan domestik rumah tangga serta mengurus kebutuhan Anda dan bayi. Kerja sama yang baik antara Anda dan pasangan akan membantu Anda melewati masa transisi agar tidak merasa semua beban diletakkan pada bahu Anda.
Mencari teman bicara
Apabila Anda seringkali tiba-tiba merasa sedih, cari teman untuk berbicara. Tak harus seorang terapis, Anda juga bisa membicarakan ketidaknyamanan yang Anda rasakan dengan keluarga atau sahabat yang tidak akan semakin menyudutkan Anda. Cari sahabat yang dapat memberikan dukungan dan semangat sehingga Anda dapat melewati masa transisi dengan baik.
Apabila semua hal di atas sudah dilakukan dan Anda tidak merasa apa yang dirasakan membaik, atau kecemasan serta perubahan suasana hati berlangsung lebih dari dua minggu dan tampak memburuk, segera cari pertolongan terapi di rumah sakit. Sindrom baby blues mungkin akan hilang dalam hitungan hari atau dua minggu, namun postpartum depression dapat berlangsung lebih lama dan membutuhkan bantuan pengobatan untuk mengatasinya.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
NHS UK (2018). Feeling depressed after childbirth. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/baby/support-and-services/feeling-depressed-after-childbirth
Mayo Clinic (2018). Postpartum depression. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617
Sarah Bradley (2020). What Are the Baby Blues and How Long Do They Last?. Available from: https://www.healthline.com/health/baby-blues
American Pregnancy Association. Baby Blues. Available from: https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/first-year-of-life/baby-blues/