Kekurangan zat besi sering dialami oleh anak-anak, terutama selama masa pertumbuhan. Meskipun kondisi ini tidak mengancam jiwa, namun dampaknya terhadap kesehatan secara keseluruhan cukup signifikan.
Zat besi adalah nutrisi penting yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, sehingga sel darah merah dapat mengangkut oksigen secara efisien ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi konsentrasi dan performa belajar anak di sekolah.
Dampak Kekurangan Zat Besi pada Fungsi Kognitif
Kekurangan zat besi dapat berdampak serius pada kondisi fisik anak. Secara umum, anak-anak yang mengalami kekurangan zat besi sering menunjukkan gejala seperti kelelahan, kulit pucat, dan kelemahan. Mereka dapat merasa cepat lelah, bahkan saat melakukan aktivitas fisik yang ringan.
Anak-anak yang kekurangan zat besi cenderung kurang aktif dan menghindari kegiatan fisik, padahal aktivitas tersebut sangat penting untuk perkembangan tubuh dan kesehatan mental mereka. Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan peningkatan risiko gangguan emosional, seperti mudah tersinggung, kecemasan, dan bahkan depresi.
Baca Juga: Tanda Bayi dan Balita Kekurangan Zat Besi
Selain memengaruhi kesehatan fisik, kekurangan zat besi juga dapat berdampak langsung pada fungsi otak. Zat besi memainkan peran penting dalam metabolisme dan pembentukan senyawa kimia di otak yang mempengaruhi kemampuannya dalam memproses informasi, mengingat, dan konsentrasi.
Ketika anak mengalami kekurangan zat besi, pasokan oksigen ke otak menjadi terbatas, sehingga dapat menurunkan kinerja otak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan kadar zat besi rendah cenderung mengalami kesulitan dalam mengingat, perhatian, dan kecepatan dalam memproses informasi.
Anak-anak yang mengalami kekurangan zat besi sering kali kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah, menyerap informasi baru, dan menyelesaikan tugas akademis. Dampak ini tidak hanya memengaruhi pencapaian akademik mereka, tetapi juga dapat menurunkan rasa percaya diri anak.
Pencegahan dan Penanganan Kekurangan Zat Besi pada Anak
Untuk menghindari dampak negatif dari kekurangan zat besi, orang tua dapat mengambil beberapa langkah berikut:
- Memastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya zat besi seperti daging merah, hati, bayam, kacang-kacangan, dan sereal yang diperkaya zat besi.
- Memberikan makanan yang kaya vitamin C, karena vitamin C membantu meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Vitamin C ini bisa diperoleh dari jeruk, tomat, paprika, atau buah kaya vitamin C lainnya.
Baca Juga: Tanda-Tanda Ibu Hamil Kekurangan Zat Besi
- Melakukan pemeriksaan darah rutin untuk mendeteksi kadar zat besi yang rendah lebih awal, sehingga penanganan dapat segera dilakukan.
- Pada beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan mengonsumsi suplemen zat besi untuk membantu meningkatkan kadar zat besi di dalam tubuh, terutama jika anak menunjukkan gejala kekurangan zat besi.
Karena kekurangan zat besi dapat berdampak serius pada performa belajar anak, penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan asupan zat besi yang cukup. Jika anak menunjukkan gejala kekurangan zat besi, jangan ragu untuk membawanya ke dokter.
Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care, yang dapat diunduh di App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina