Seberapa Sering Anak-Anak Boleh Mengonsumsi Makanan Manis?

Seberapa Sering Anak-Anak Boleh Mengonsumsi Makanan Manis?
Ilustrasi makanan manis. Credits: Freepik

Bagikan :


Banyak anak-anak menyukai makanan manis, seperti cokelat, permen, kue, es krim, dan berbagai jenis makanan penutup lainnya. Bagi anak-anak, makanan manis memberikan rasa yang enak dan menyenangkan.

Namun mengonsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, kerusakan gigi, dan peningkatan risiko penyakit kronis di kemudian hari. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memahami batasan konsumsi makanan manis bagi anak-anak.

 

Rekomendasi Konsumsi Gula untuk Anak-Anak

Dilansir dari Clevelandclinic, AHA (American Heart Association) merekomendasikan anak yang berusia 2-18 tahun untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 25 gram (sekitar 6 sendok teh) per hari. Bahkan, anak-anak di bawah usia 2 tahun disarankan untuk sepenuhnya menghindari gula tambahan. Ini penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada tahap awal kehidupan mereka.

Gula tambahan tidak hanya berasal dari makanan manis seperti permen, cokelat, atau kue. Makanan olahan lain seperti saus, sereal, minuman manis, dan yoghurt dengan rasa tambahan juga mungkin mengandung gula yang tinggi.

Sebagai orang tua, Anda perlu memperhatikan kembali label nutrisi pada setiap produk makanan yang hendak dikonsumsi si kecil, dan memastikan jumlah gula yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga: Gemar Minuman Manis Kekinian, Waspada Penyakit Liver

 

Dampak Konsumsi Gula Berlebihan

Konsumsi gula berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak-anak, di antaranya:

Menyebabkan berat badan berlebih dan obesitas

Gula tambahan dalam makanan dapat menyebabkan penumpukan kalori yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Penumpukan kalori di dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

Anak dengan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami berbagai penyakit termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme lainnya.

Kerusakan gigi

Ketika anak mengonsumsi makanan manis, gula dapat menempel pada gigi. Jika tidak segera dibersihkan, bakteri di mulut akan mengubah gula tersebut menjadi asam, yang dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang.

Masalah perilaku dan konsentrasi

Asupan makanan manis berlebihan dapat memengaruhi mood dan energi anak. Lonjakan gula dalam darah menyebabkan anak menjadi hiperaktif atau merasa mudah lelah dan sulit berkonsentrasi setelah kadar gula menurun.

Baca Juga: Ragam Penyebab Urine Berbau Manis

 

Seberapa Sering Anak Boleh Mengonsumsi Makanan Manis?

Tidak perlu melarang anak untuk sepenuhnya tidak mengonsumsi makanan manis. Anak masih boleh sesekali menikmati makanan manis dengan frekuensi dan porsi yang harus diperhatikan.

Berikut adalah beberapa panduan dalam mengontrol asupan gula pada anak:

  • Hindari memberikan anak minuman manis dengan gula tambahan. Sajikan jus buah tanpa tambahan gula agar anak dapat merasakan manisnya buah secara alami.
  • Jangan menggunakan makanan manis sebagai hadiah setelah melakukan sesuatu. Anda boleh mengizinkan anak makan manis di waktu-waktu khusus, seperti misalnya di acara ulang tahun temannya.
  • Hindari memberikan makanan manis sebagai penghibur ketika anak merasa sedih, marah, atau saat minum obat. Sebagai gantinya, tawarkan pelukan hangat untuk membuat mereka merasa nyaman dan aman setelah mengalami hal yang tidak menyenangkan.
  • Puaskan kebutuhan anak akan makanan manis melalui camilan yang dibuat tanpa gula tambahan. Manfaatkan rasa manis buah yang alami dan lebih aman untuk kesehatan anak.
  • Anak-anak boleh mengonsumsi makanan manis, tetapi frekuensinya harus dibatasi untuk mencegah dampak negatif pada kesehatan. Ikuti rekomendasi asupan gula yang tepat untuk menjaga kesehatan anak.

 

Memiliki pertanyaan seputar kebutuhan gizi dan nutrisi anak? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:21