Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes masih menjadi salah satu penyakit kronis yang mematikan.

Bagikan :


Definisi

Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) adalah gangguan pada regulasi tubuh terhadap penggunaan glukosa atau gula yang beredar di darah sebagai sumber energi tubuh. Pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh tidak berespon dengan baik terhadap hormon insulin sehingga gula yang beredar dalam aliran darah tidak bisa diambil sebagai sumber energi. Hormon insulin berperan dalam pengaturan kadar gula darah di tubuh.

Selain itu, karena sedikitnya insulin yang beredar dalam aliran darah, organ pankreas yang berperan untuk menghasilkan insulin, mulai menghasilkan insulin yang sedikit. Akibatnya, kadar insulin yang beredar untuk memenuhi kebutuhan tubuh tidak cukup.

Kondisi kronis (jangka panjang) ini menyebabkan terlalu banyak gula yang berada di dalam darah, sehingga salah satu manifestasi penyakit diabetes yang umum adalah kadar gula darah yang tinggi. Kondisi ini dalam waktu lama bisa menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah, sistem saraf dan kekebalan tubuh. DM tipe 2 lebih banyak ditemukan pada orang-orang paruh baya di atas 45 tahun, walaupun angka kasusnya mulai banyak meningkat pada usia muda dengan obesitas.

 

Bila Anda tertarik untuk membaca lebih jauh mengenai diabetes secara umum, Anda bisa membacanya di sini.

 

Penyebab

Pada DM tipe 2, glukosa bukannya masuk ke dalam sel-sel, tapi menumpuk di dalam aliran darah. DM tipe 2 disebabkan oleh dua masalah utama yang saling berhubungan yatiu:

  • Sel-sel pada jaringan otot, lemak, dan organ hati menjadi resisten terhadap insulin

Normalnya, ketika gula beredar dalam aliran darah, organ pankreas yang berada di perut akan mendapat sinyal untuk menghasilkan insulin. Hormon ini memiliki efek untuk mengantar gula ke dalam sel, yang kemudian akan diubah menjadi sumber energi. Glukosa kemudian masuk ke dalam sel, diubah menjadi sumber energi, dan kadar gula di darah akan turun. Ketika pankreas mendapat sinyal bahwa gula darah sedikit, insulin yang dihasilkan pankreas menjadi sedikit.

Sel memerlukan sumber energi yang didapat dari glukosa, dan sel-sel tubuh akan berespon dengan baik terhadap efek hormon insulin. Oleh karena sel-sel ini tidak berinteraksi normal dengan insulin, maka gula akan tetap berada di darah dan tidak diantar ke dalam sel. Sehingga, sel tidak mendapatkan energi yang cukup dari gula yang masih beredar di aliran darah, karena walaupun ada insulin di darah, sel tubuh tidak berespon dengan insulin.

  • Pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup

Seiring peningkatan gula darah, sel beta pada pankreas yang memproduksi insulin akan melepaskan lebih banyak insulin. Pada akhirnya, sel ini akan rusak dan tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk mengatasi permintaan insulin yang tinggi. Akibatnya gula darah akan tetap tinggi di tubuh penderitanya.

 

Faktor Risiko

Faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 meliputi:

  • Berat badan

Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan risiko utama dari DM tipe 2.

  • Distribusi lemak

Penumpukan lemak yang terpusat pada perut, dibandingkan pada panggul dan paha, mengindikasikan risiko yang lebih besar. Risiko DM tipe 2 meningkat bila Anda pria dengan ukuran lingkar pinggul >100 cm atau wanita dengan lingkar pinggul >88 cm.

  • Pola hidup sedenter

Semakin tidak aktif, risiko DM tipe 2 semakin tinggi. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel menjadi lebih sensitif terhadap insulin.

  • Riwayat keluarga

Risiko DM tipe 2 meningkat bila orang tua atau saudara Anda menderita DM tipe 2.

  • Ras dan etnis

Meskipun masih belum jelas alasannya, namun ada beberapa ras dan etnis tertentu yang memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami DM tipe 2. Termasuk di antaranya ras kulit hitam, hispanik, Indian, dan orang Asia lebih mungkin menderita DM tipe 2 dibandingakan dengan orang kulit putih.

  • Kadar lemak darah

Peningkatan risiko juga dikaitkan dengan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik”) yang rendah dan tingginya kadar trigliserida (sejenis lemak).

  • Usia

Risiko DM tipe 2 meningkat seiring pertambahan usia, terutama setelah usia 35-45 tahun.

  • Prediabetes

Prediabetes adalah sebuah kondisi di mana kadar gula darah Anda lebih tinggi dari normal, namun tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes. Jika tidak ditangani, prediabetes bisa berkembang menjadi DM tipe 2.

  • Risiko terkait kehamilan

Risiko Anda menderita DM tipe 2 meningkat bila Anda mengalami diabetes dalam kehamilan atau jika Anda melahirkan bayi dengan berat badan lahir di atas 4 kg.

  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS atau polycystic ovary syndrome)

PCOS adalah suatu kondisi pada wanita yang terjadi karena ketidakseimbangan hormon reproduksi dan ditandai dengan gejala seperti siklus haid yang tidak teratur, pertumbuhan rambut tubuh berlebih, berat badan berlebih, atau jerawat. Penyakit ini bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes.

Anda bisa membaca artikel PCOS lebih lanjut di sini.

 

Gejala

Tanda dan gejala DM tipe 2 seringnya muncul perlahan. Anda bahkan dapat menderita DM tipe 2 selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. Tanda dan gejala yang bisa muncul meliputi:

  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil
  • Mudah lapar
  • Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
  • Kelelahan
  • Pandangan buram
  • Luka yang sulit sembuh
  • Sering mengalami infeksi
  • Kesemutan atau baal pada tangan atau kaki
  • Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap, biasanya pada ketiak dan leher

 

Diagnosis

Selain melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik, DM tipe 2 biasanya didiagnosa menggunakan pemeriksaan kadar gula darah dan HbA1c. Pemeriksaan HbA1C ini digunakan untuk memeriksa sel darah merah yang terikat dengan gula darah dalam dua sampai tiga bulan terakhir. Interpretasi hasilnya adalah:

  • <5,7% berarti hasilnya normal.
  • 5,7% sampai 6,4% adalah prediabetes.
  • 6,5% atau lebih pada dua pemeriksaan yang terpisah mengindikasikan diabetes.

Jika HbA1c tidak tersedia, atau jika Anda memiliki kondisi tertentu yang mempengaruhi hasil tesnya, dokter bisa menggunakan pemeriksaan lainnya untuk mendiagnosa diabetes yaitu:

  • Gula darah sewaktu

Kadar gula darah sewaktu 200 mg/dL atau lebih mengindikasikan diabetes, terutama bila Anda juga memiliki tanda dan gejala diabetes.

  • Gula darah puasa

Interpretasi hasilnya adalah:

    • <100 mg/dL adalah normal.
    • 100 - 125 mg/dL adalah prediabetes.
    • ≥126 mg/dL adalah diabetes.
  • Tes toleransi glukosa oral

Pemeriksaan ini lebih jarang digunakan, kecuali saat kehamilan. Anda akan puasa satu malam lalu meminum cairan manis yang disediakan oleh dokter. Gula darah akan diperiksa secara periodik selama dua jam setelahnya. Interpretasi hasilnya sebagai berikut:

    • <140 mg/dL adalah normal.
    • 140 - 199 mg/DL adalah prediabetes.
    • ≥200 mg/dL setelah dua jam mengindikasikan diabetes.

 

Tata Laksana

Ketika didiagnosis dengan diabetes melitus tipe 2, Anda harus mengubah gaya hidup. Mulailah dengan rutin melakukan aktivitas fisik, mengubah pola makan menjadi lebih sehat, dan menurunkan berat badan sampai rentang ideal.

Dokter akan meresepkan obat penurun kadar gula darah atau obat insulin suntik, yang harus digunakan atau dikonsumsi secara rutin. Obat-obatan tersebut membantu untuk mengatasi gula darah agar selalu berada dalam rentang normal, dan untuk menghindari terjadinya komplikasi. Anda harus rutin memantau kadar gula darah Anda. Dokter juga bisa mengawasi tekanan darah dan kadar kolesterol agar selalu berada dalam batas normal.

 

Komplikasi

Komplikasi diabetes dan komorbiditas yang sering terjadi meliputi:

  • Penyakit jantung dan pembuluh darah

Diabetes dikaitkan dengan peningkatan penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, dan penyempitan pembuluh darah.

  • Kerusakan saraf anggota gerak (neuropati)

Kadar gula darah yang tinggi akan merusak saraf, sehingga menyebabkan kesemutan, baal, rasa terbakar, nyeri, atau bahkan kehilangan sensasi yang biasanya dimulai dari ujung jari kaki atau tangan dan perlahan menyebar ke atas.

  • Kerusakan saraf lainnya

Kerusakan pada saraf jantung dapat menyebabkan ritme jantung yang ireguler. Kerusakan saraf pada sistem pencernaan dapat menyebabkan masalah seperti mual, muntah, diare, atau sembelit. Pada pria, kerusakan saraf juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

  • Penyakit ginjal

Diabetes dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis atau penyakit ginjal tahap akhir yang ireversibel, sehingga pasiennya dapat membutuhkan cuci darah atau transplantasi ginjal.

  • Kerusakan mata

Diabetes meningkatkan risiko penyakit mata serius, seperti katarak dan glaukoma, dan dapat merusak pembuluh darah retina, yang berpotensi menyebabkan kebutaan.

  • Kondisi kulit

Diabetes dapat membuat Anda lebih rentan terhadap masalah kulit, seperti infeksi bakteri dan jamur.

  • Penyembuhan yang lama

Jika tidak ditangani, luka dapat mengalami infeksi serius, yang menyebabkan penyembuhan terhambat. Kerusakan yang berat dapat membutuhkan amputasi jari kaki, kaki, ataupun tungkai.

  • Demensia

DM tipe 2 tampaknya meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan penyakit lainnya yang menyebabkan demensia. Kontrol gula darah yang tidak baik dikaitkan dengan penurunan memori dan kemampuan berpikir lainnya yang lebih cepat.

 

Pencegahan

Gaya hidup sehat dapat membantu mencegah DM tipe 2. Gaya hidup sehat meliputi:

  • Diet sehat. Pilih makanan yang rendah lemak dan kalori, serta tinggi serat. Fokus pada buah, sayuran, dan gandum utuh.
  • Aktivitas fisik. Lakukan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang sampai berat secara rutin seperti jalan cepat, bersepeda, lari, atau berenang selama 150 menit atau lebih dalam 1 minggu.
  • Menurunkan berat badan. Menurunkan berat badan dan mempertahankan berat badan ideal dapat menghambat perkembangan dari prediabetes menjadi DM tipe 2. Jika Anda mengalami prediabetes, menurunkan berat badan sebanyak 7 sampai 10 persen dapat menurunkan risiko diabetes.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda bisa datang ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan Anda dan melihat faktor risiko yang mungkin Anda miliki. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 12:52

Type 2 diabetes (2022) Mayo Clinic. Mayo Foundation for Medical Education and Research. Available at: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/symptoms-causes/syc-20351193 (Accessed: December 13, 2022). 

What is type 2 diabetes? (2020) NHS choices. NHS. Available at: https://www.nhs.uk/conditions/type-2-diabetes/ (Accessed: December 13, 2022). 

Type 2 diabetes (2021) Centers for Disease Control and Prevention. Centers for Disease Control and Prevention. Available at: https://www.cdc.gov/diabetes/basics/type2.html (Accessed: December 13, 2022).