Child grooming adalah bentuk eksploitasi anak yang bertujuan untuk pelecehan atau eksploitasi seksual. Sayangnya, tindakan ini sering dilakukan secara halus, sehingga sulit dikenali oleh korban maupun orang tua.

Dengan semakin pesatnya penggunaan internet dan media sosial, kasus child grooming pun semakin sering terjadi, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memahami tanda-tanda jika anak mereka menjadi korban child grooming.

Apa itu Child Grooming?

Child grooming adalah upaya untuk membangun hubungan emosional dengan anak, dengan tujuan agar anak lebih mudah dimanipulasi dan dieksploitasi. Pelaku grooming bisa siapa saja, mulai dari orang terdekat, keluarga, kenalan, tetangga, hingga orang asing.

Pelaku grooming seringkali mendekati anak dengan memberikan perhatian lebih, memberikan hadiah, dan membangun rasa percaya, yang akhirnya digunakan untuk melakukan eksploitasi. Tindakan ini bisa terjadi baik secara langsung maupun melalui media sosial, permainan daring, atau aplikasi chatting.

Baca Juga: Cara Mengenalkan Makanan Baru pada Anak Picky Eater

Tanda-Tanda Anak Mengalami Child Grooming

Child grooming sering dilakukan dengan pendekatan yang halus, sehingga sering kali sulit untuk disadari. Namun, ada beberapa tanda-tanda peringatan yang bisa Anda perhatikan, di antaranya:

Sering membicarakan orang atau anak yang lebih tua dan ingin menghabiskan waktu bersama mereka

Anak yang sedang mengalami grooming mungkin sering menyebut nama seseorang yang lebih tua dan menunjukkan kekaguman berlebihan. Pada tahap ini, pelaku grooming berusaha membangun kepercayaan anak dengan membuat mereka merasa spesial atau lebih dipahami.

Berpacaran dengan orang yang jauh lebih tua

Jika anak mulai menjalin hubungan dengan seseorang yang jauh lebih tua, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang dimanipulasi. Pelaku grooming sering kali menyamar sebagai sosok yang pengertian dan memberikan perhatian ekstra untuk membuat anak terikat secara emosional.

Anak yang mengalami grooming biasanya akan merahasiakan hubungan tersebut dari orang tuanya, membela pasangannya meskipun ada tanda-tanda hubungan yang tidak sehat, serta menjadi lebih tertutup saat hubungan mereka dipertanyakan.

Baca Juga: Tips Membantu Anak Memahami Apa Itu Mimpi Basah

Sering bolos sekolah atau kegiatan lainnya

Anak yang mengalami grooming mungkin mulai mengabaikan kewajiban atau kegiatan yang sebelumnya mereka nikmati, seperti sekolah, les, atau melakukan hobi. Mereka sering kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai, memberikan alasan yang tidak jelas saat pergi, atau sering absen dari sekolah.

Menghabiskan waktu lebih sedikit dengan teman

Pelaku grooming sering berusaha menjauhkan korban dari teman-teman atau lingkungan sosial mereka untuk mempermudah kontrol. Jika anak yang biasanya memiliki banyak teman tiba-tiba menarik diri dan hanya ingin bergaul dengan orang dewasa tertentu, maka orang tua harus waspada terhadap kemungkinan child grooming.

Menghabiskan lebih banyak waktu sendirian di kamar

Anak yang mengalami grooming sering kali menarik diri dan lebih memilih menghabiskan waktu di kamar. Hal ini terjadi karena mereka ingin menyembunyikan komunikasi dengan pelaku dan merasa lebih nyaman melakukannya secara diam-diam.

Memiliki barang yang tidak jelas asalnya

Pelaku grooming sering memberikan hadiah yang disukai anak untuk menciptakan ketergantungan emosional. Orang tua harus waspada jika anak tiba-tiba memiliki barang mahal tanpa penjelasan jelas mengenai asal-usulnya.

Jika Anda mencurigai anak mengalami grooming, ajaklah mereka berbicara dengan penuh perhatian. Simpan bukti percakapan atau interaksi yang mencurigakan, dan segera laporkan ke pihak berwenang atau organisasi perlindungan anak jika diperlukan.

Memiliki pertanyaan lain terkait kesehatan anak? Manfaatkan layanan konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!