Fibrilasi Atrial Pada Anak

Fibrilasi Atrial Pada Anak
Ilustrasi anak sedang melakukan pemeriksaan jantung

Bagikan :


Definisi

Fibrilasi atrial adalah suatu gangguan irama jantung abnormal yang menyebabkan serambi jantung berdetak sangat cepat dan tidak teratur. Kondisi ini secara umum sangat jarang terjadi pada anak-anak. Anak-anak yang menderita fibrilasi atrial biasanya memiliki penyakit jantung lain, seperti kardiomiopati (gangguan pada otot jantung), atau setelah menjalani suatu operasi jantung yang kompleks. Pada kasus yang sangat jarang terjadi, anak-anak dengan kondisi jantung yang normal juga bisa menderita fibrilasi atrial.

Secara umum, gejala, diagnosis, dan perawatan fibrilasi atrial hampir sama seperti pada orang dewasa. Kondisi jantung anak dengan fibrilasi atrial mirip dengan kondisi jantung fibrilasi atrial pada orang dewasa, di mana terdapat beberapa sinyal listrik yang ditembakkan dari berbagai lokasi di dalam atau di sekitar jantung sehingga menyebabkan serambi jantung (atrium) mengalami fibrilasi (bergetar). Hal ini, pada akhirnya dapat menyebabkan bilik jantung berkontraksi pada irama yang tidak normal dan kurang efektif.

Fibrilasi atrial dapat terjadi pada usia berapapun selama masa kanak-kanak, meskipun sangat jarang ditemui. Dalam sebuah penelitian terhadap 7,9 juta anak, ditemukan sekitar 1.500 anak (7,5 per 100.000 anak) yang mengalami fibrilasi atrial tunggal.

 

Penyebab

Fibrilasi atrial merupakan salah satu jenis aritmia (gangguan irama jantung abnormal) yang disebabkan oleh adanya masalah pada sistem kelistrikan jantung, atau yang disebut juga sebagai sistem konduksi jantung. Ketika episode fibrilasi atrial sedang berlangsung, terdapat banyak impuls (sinyal) listrik di sekitar serambi jantung yang menyebabkannya berkontraksi sedemikian cepat dan tidak teratur sehingga membuat serambi hanya “bergetar” dan tidak berkontraksi secara efektif. Laju detak serambi jantung dapat mencapai setinggi 350-400 kali per menit, kadang-kadang bahkan dapat lebih cepat. Akan tetapi, sebagian besar impuls tersebut akan dihambat oleh nodus AV (suatu struktur jaringan yang terletak di antara serambi dan bilik jantung) sebelum mencapai bilik jantung. Nodus AV hanya akan membiarkan sepertiga atau seperempat impuls detak yang dihantarkan ke bilik jantung, sehingga meskipun serambi jantung berdetak sangat cepat, detak pada bilik jantung (yang menyebabkan timbulnya “denyut nadi") akan lebih lambat, biasanya kurang dari 180 denyut per menit. Hal inilah yang menyebabkan terkadang denyut nadi lebih rendah dibandingkan detak jantung, dan bahkan mungkin masih dalam kisaran normal, tetapi tetap dalam irama yang tidak teratur. Detak jantung normal pada anak bervariasi sesuai dengan usia anak, misalnya pada bayi, jantung berdetak sekitar 140 kali per menit.

 

Faktor Risiko

Fibrilasi atrial pada anak biasanya terjadi pada anak-anak dengan kelainan atau gangguan jantung lain yang mendasarinya. Faktor-faktor yang akan meningkatkan risiko anak untuk mengalami fibrilasi atrial, antara lain:

  • Memiliki salah satu kondisi berikut:
    • Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW)
    • Kardiomiopati (gangguan pada otot jantung). Kardiomiopati hipertrofik adalah salah satu yang paling umum.
    • Gangguan katup jantung
    • Penyakit jantung bawaan
    • Tumor pada jantung
    • Miokarditis (radang pada otot jantung)
  • Fibrilasi atrial juga bisa terjadi tanpa disertai penyakit lain. Kondisi ini disebut sebagai lone atrial fibrillation, di mana kasus ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dan obesitas.
  • Risiko fibrilasi atrial akan meningkat seiring bertambahnya usia anak (fibrilasi atrial sangat jarang terjadi pada anak di bawah usia 10 tahun).
  • Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan tertentu (obat stimulant, kafein) dapat memicu fibrilasi atrial pada anak-anak.
  • Memiliki riwayat operasi penyakit jantung bawaan. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut dari operasi pada serambi jantung atau sebagai akibat dari masalah hemodinamik (keseimbangan aliran darah) seperti tekanan pada serambi jantung yang tinggi pasca operasi.

 

Gejala

Gejala dan tingkat keparahan fibrilasi atrial dapat sangat bervariasi. Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa berhenti dengan sendirinya, tetapi dalam kasus lain, perawatan medis diperlukan untuk mengembalikan irama jantung yang normal. Pada beberapa kasus, fibrilasi atrial juga dapat tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, fibrilasi atrial pada anak biasanya menimbulkan gejala meskipun kebanyakan anak belum dapat menggambarkan gejala yang dialaminya dengan jelas. Gejala yang ditimbulkan oleh fibrilasi atrial pada anak, termasuk:

  • Perasaan "jantung yang berdebar-debar"
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Mudah lelah saat berolahraga
  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Pingsan
  • Denyut nadi yang cepat dan tidak teratur

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis fibrilasi atrial pada anak, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara baik secara langsung pada anak (jika sudah cukup besar) atau dengan orang tua dan pengasuh anak. Dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami, serta riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya, seperti penyakit jantung bawaan, riwayat operasi jantung, dan sebagainya. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pemeriksaan fisik jantung dengan mendengarkan bunyi jantung menggunakan stetoskop, dan membandingkan detak jantung dengan denyut nadi. Pada fibrilasi atrial seringkali didapatkan adanya perbedaan antara jumlah detak jantung dan denyut nadi, di mana denyut nadi lebih sedikit dibandingkan detak jantung. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis fibrilasi atrial, seperti:

  • Elektrokardiogram (EKG), merupakan suatu tes noninvasif yang digunakan untuk melihat dan merekam pola aktivitas listrik pada jantung. Pemeriksaan EKG dilakukan terutama saat episode fibrilasi atrial sedang berlangsung.
  • Studi elektrofisiologi (EP), dengan menggunakan suatu kawat kecil dan tipis (kateter) yang dimasukkan melalui pembuluh darah ke jantung sehingga memungkinkan dokter untuk menemukan lokasi yang menyebabkan timbulnya gangguan irama jantung.
  • Stress test, yaitu suatu pemeriksaan yang dapat menunjukkan bagaimana jantung berfungsi selama berolahraga.
  • Monitor jantung, yaitu suatu monitor kecil yang dipakai oleh anak selama 24 jam hingga satu bulan untuk mendeteksi irama jantung yang tidak normal.

 

Tata Laksana

Beberapa pilihan tata laksana yang dapat diberikan pada kasus fibrilasi atrial pada anak, meliputi:

  • Defibrilasi untuk mengembalikan irama jantung normal dengan memberikan "kejutan" listrik yang besar ke jantung. Prosedur ini akan mengganggu aktivitas listrik serambi jantung yang kacau, mengatur ulang sistem konduksi jantung, dan memungkinkan irama jantung menjadi normal kembali. Obat sedasi (pembuat tidur) atau anestesi (bius) biasanya digunakan untuk mencegah rasa sakit yang ditimbulkan akibat prosedur ini.
  • Obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati atau mengontrol fibrilasi atrial termasuk Amiodarone, Flecainide, Sotalol, Diltiazem, Verapamil, dan Ibutilide. Warfarin juga biasanya digunakan untuk membantu mencegah pembentukan gumpalan darah di jantung.
  • Radiofrequency ablation, dengan menggunakan energi frekuensi radio untuk menyebabkan "luka bakar" kecil dengan tujuan untuk merusak titik-titik lokasi yang memberikan impuls listrik cepat dan tidak teratur pada serambi jantung.
  • Alat pacu jantung, yang ditanamkan di jantung untuk dapat memberikan detak jantung yang stabil dan aman.

 

Komplikasi

Selama fibrilasi atrial sedang berlangung, terdapat peningkatan risiko pembentukan gumpalan darah di dalam serambi jantung, yang jika terlepas, maka dapat menyebabkan stroke.

 

Pencegahan

Belum diketahui cara pasti untuk mencegah timbulnya fibrilasi atrial. Akan tetapi, Anda dapat mengurangi risiko terkena fibrilasi atrial dengan rutin mengontrol dan mengobati penyakit jantung lain yang mendasarinya.

 

Kapan Harus ke Dokter ?

Konsultasikan anak Anda ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengarah ke fibrilasi atrial.

Writer : dr Dedi Yanto Husada
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 15 Juni 2022 | 04:25

American Heart Association. Atrial Fibrillation in Children. (2016). Retrieved 16 April 2022, from https://www.heart.org/en/health-topics/atrial-fibrillation/who-is-at-risk-for-atrial-fibrillation-af-or-afib/atrial-fibrillation-in-children

Aziz, Peter. Treatment Challenges of Pediatric Atrial Fibrillation. (2018). Retrieved 16 April 2022, from https://consultqd.clevelandclinic.org/treatment-challenges-of-pediatric-atrial-fibrillation/

*Bang, Myung Hoon, et al. Atrial Fibrillation Without Cardiac Anomaly in 9-year-old Child. Retrieved 16 April 2022, from https://www.pemj.org/journal/view.php?number=68

Laird, Penn. Can Atrial Fibrillation Happen in Children?. (2016). Retrieved 16 April 2022, from https://pediatricheartspecialists.com/heart-education/blog/42-can-atrial-fibrillation-happen-in-children

*LeRoy, S. Atrial Fibrillation in Children. Retrieved 16 April 2022, from https://www.mottchildren.org/conditions-treatments/ped-heart/conditions/atrial-fibrillation#:

Martin, Thomas C., et al. Atrial Fibrillation in Children. Retrieved 16 April 2022, from https://www.intechopen.com/chapters/25810