Insufisiensi Vena Kronik pada Anak

Insufisiensi Vena Kronik pada Anak
Credit: Shutterstock

Bagikan :


Definisi

Insufisiensi vena kronik terjadi ketika pembuluh darah balik (vena) pada tungkai tidak mengalirkan darah kembali ke jantung dengan baik. Normalnya, katup yang ada di dalam pembuluh darah balik memastikan darah mengalir dari jaringan tubuh kembali ke jantung. Apabila katup ini tidak bekerja dengan baik, darah tidak mengalir ke atas ke arah jantung namun dapat mengalir balik ke bawah. Akibatnya, darah akan berkumpul di tungkai. Insufisiensi vena kronik pada umumnya tidak mengancam nyawa, namun dapat mengakibatkan nyeri dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini cukup jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.

 

Penyebab

Penyebab insufisiensi vena kronik pada anak dapat berupa:

  • Tekanan darah tinggi pada pembuluh darah balik tungkai dalam jangka waktu panjang, akibat duduk atau berdiri terlalu lama
  • Kurang olahraga
  • Adanya bekuan darah pada pembuluh darah balik yang terletak di dalam, misalnya pada betis atau paha (trombosis vena dalam), merupakan kondisi yang sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa apabila bekuan darah berpindah ke pembuluh darah paru (emboli paru)
  • Pembengkakan dan peradangan pembuluh darah balik yang terletak di dekat kulit, biasanya pada kaki (flebitis)
  • Sindrom Klippel-Trenaunay, merupakan masalah perkembangan pembuluh darah, jaringan ikat, tulang, dan saluran getah bening. Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah balik pada kaki tidak terbentuk dengan baik, sehingga pembuluh darah balik tampak membengkak dan berkelok-kelok (varises)

 

Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian insufisiensi vena kronik pada anak dapat berupa:

  • Kelebihan berat badan
  • Memiliki riwayat keluarga dengan insufisiensi vena kronik
  • Pernah mengalami cedera, pembedahan, atau sumbatan pembuluh darah pada tungkai

 

Gejala

Gejala insufisiensi vena kronik dapat berupa:

  • Bengkak pada tungkai atau mata kaki
  • Rasa ketat pada betis atau rasa gatal dan nyeri pada tungkai
  • Nyeri muncul ketika berjalan yang membaik ketika beristirahat
  • Perubahan warna kulit menjadi lebih coklat, terutama di dekat mata kaki
  • Pembuluh darah balik yang tampak berkelok-kelok di permukaan kulit (varises)
  • Luka bergaung pada tungkai yang sulit disembuhkan
  • Rasa tidak nyaman pada tungkai sehingga ingin menggerakkan tungkai terus-menerus
  • Keram kaki yang nyeri atau kekakuan otot

Dari seluruh gejala ini, gejala yang paling sering terjadi pada anak adalah varises dan bengkak pada tungkai. Gejala seperti luka bergaung juga dapat ditemukan pada anak walaupun jarang. Bahkan, anak dengan insufisiensi vena kronik dapat tidak mengalami gejala sama sekali.

 

Diagnosis

Diagnosis insufisiensi vena kronik ditegakkan berdasarkan riwayat dan pemeriksaan pada anak. Keluhan dan gejala yang dirasakan anak dapat mengarahkan diagnosis dokter. Riwayat cedera, pembedahan, dan masalah pembekuan darah juga dapat memperkuat dugaan diagnosis. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan dengan pengamatan atau pemeriksaan fisis yang melibatkan kaki.

Selain itu, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan penunjang ultrasonografi dupleks. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi kondisi pembuluh darah pada tungkai. Dengan alat ini, dokter dapat melihat ukuran pembuluh darah balik pada tungkai anak, serta melihat kerja katup pembuluh darah balik. Temuan dari pemeriksaan ini dapat membantu dokter mendiagnosis insufisiensi vena kronik pada anak.

Salah satu penyebab insufisiensi vena kronik pada anak adalah sindrom Klippel-Trenaunay. Sindrom ini ditandai dengan gejala sebagai berikut:

  • Tanda lahir berwarna merah keunguan. Tanda lahir ini terjadi akibat adanya kesalahan pembentukan pembuluh darah kapiler yang ada di dekat kulit
  • Kesalahan pembentukan pembuluh darah balik. Masalah ini ditandai dengan adanya varises dan pembengkakan pembuluh darah, yang biasanya terjadi pada tungkai. Selain pada tungkai, kesalahan pembentukan ini dapat terjadi pada lengan, perut, dan panggul
  • Pembentukan tulang dan jaringan ikat berlebih. Akibatnya, anggota gerak tubuh menjadi semakin panjang dan besar
  • Kesalahan pembentukan sistem getah bening. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran cairan ke jaringan dan pembengkakan
  • Kondisi lainnya seperti katarak, glaukoma, dislokasi panggul saat lahir, warna kulit merah keunguan pada cuaca dingin, dan masalah pembekuan darah

Sindrom ini dapat didiagnosis dengan bantuan berbagai pencitraan seperti ultrasonografi, magnetic resonance imaging (MRI), scanogram, dan computed tomography scan (CT scan). Pemeriksaan-pemeriksaan ini dapat membantu dokter dalam membedakan tulang, lemak, otot, dan pembuluh darah. Pemeriksaan scanogram dapat membantu dokter mengukur panjang tulang. Selain itu, pemeriksaan seperti magnetic resonance angiography (MRA) dan computed tomography angiography (CTA) dapat membantu dokter mencari adanya bekuan darah di dalam pembuluh darah.

Selain pencitraan, dokter dapat melakukan pemeriksaan pembekuan darah untuk melihat tahap-tahap pembekuan darah dan menentukan masalah pembekuan darah. Dokter juga dapat melakukan studi genetik untuk mencari kelainan pada gen yang dapat menyebabkan sindrom ini.

 

Tata Laksana

Tata laksana insufisiensi vena kronik pada anak dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan tenaga kesehatan. Tata laksana yang dapat dilakukan sendiri adalah mengangkat tungkai saat beristirahat dan memakai stocking kompresi. Pengangkatan tungkai saat beristirahat dapat dilakukan dengan meletakkan kaki di atas bantal, agar posisi kaki lebih tinggi dibandingkan dengan dada dan jantung. Tindakan ini bertujuan untuk mengalirkan darah kembali ke jantung dengan bantuan gaya gravitasi. Sementara itu, stocking kompresi dapat mencegah pembengkakan, varises, dan luka bergaung dengan memberikan tekanan agar katup pada pembuluh darah balik dapat berfungsi dengan baik.

Anda juga dapat membantu anak Anda dalam menjaga kebersihan kulit pada bagian yang mengalami masalah insufisiensi vena kronik. Kebersihan kulit ini penting untuk mencegah infeksi dan menangani perdarahan jika ada.

Prosedur lain yang bisa menjadi pilihan terapi adalah ablasi vena. Pada prosedur ini, pembuluh darah balik yang mengalami varises akan ditutup. Prosedur ini dapat dilakukan dengan bantuan laser dan dipandu oleh gelombang magnet (magnetic resonance). Selain itu, terapi lainnya adalah skleroterapi, yaitu penyuntikan larutan khusus yang berfungsi untuk membentuk jaringan parut pada pembuluh darah balik. Tujuan terapi ini sama dengan ablasi vena, yaitu untuk menutup pembuluh darah balik yang membesar.

Pembedahan juga dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini. Biasanya, pembedahan dilakukan untuk mengikat pembuluh darah balik yang membesar agar tidak ada darah yang mengalir lewat pembuluh tersebut. Selain itu, apabila katup pada pembuluh darah balik sudah rusak parah, pembuluh darah tersebut akan dipotong dan dibuang.

 

Komplikasi

Komplikasi insufisiensi vena kronik dapat berupa:

  • Nyeri dan luka bergaung akibat buruknya peredaran darah
  • Pembesaran pembuluh darah balik dan tidak lancarnya aliran darah dapat meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah (trombosis vena dalam), merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat mengancam nyawa, terutama apabila bekuan darah terlepas, kemudian mengalir dan menyumbat pembuluh darah paru (emboli paru)
  • Apabila bekuan darah kecil terbentuk di pembuluh darah balik dekat kulit, peradangan dan nyeri dapat terjadi (tromboflebitis superfisial)

 

Pencegahan

Pencegahan insufisiensi vena kronik pada anak dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup dan menurunkan berat badan. Perubahan gaya hidup dapat berupa meningkatkan aktivitas fisik atau berolahraga. Namun, insufisiensi vena kronik yang disebabkan oleh kelainan genetik seperti sindrom Klippel-Trenaunay sulit dicegah, karena penyakit ini tidak terkait dengan riwayat keluarga.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika anak Anda mengalami pembengkakan pada kaki yang terjadi terus-menerus, disertai dengan nyeri atau keram, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter. Gejala insufisiensi vena kronik pada anak dapat menyerupai kondisi lainnya, sehingga konsultasi dengan dokter dapat membantu Anda dalam mengetahui kondisi anak Anda serta cara menanganinya.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 08:25