Rabun Senja (Niktalopia)

Rabun Senja (Niktalopia)
Credit: Shutterstock. Ilustrasi bayangan yang dilihat oleh seseorang dengan rabun senja.

Bagikan :


Definisi

Nyctalopia atau yang lebih dikenal dengan rabun senja merupakan gangguan mata di mana seseorang kesulitan melihat pada malam hari atau saat berada di tempat gelap. Kondisi ini bukan suatu jenis penyakit, melainkan gejala yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Umumnya, rabun senja terjadi akibat adanya gangguan pada retina, tetapi dapat juga pada orang yang rabun jauh atau myopia akibat gangguan optik atau refraksinya.

Pada keadaan normal, ketika pencahayaan kurang, pupil mata akan membesar untuk menyerap lebih banyak cahaya. Kemudian, cahaya akan diterima oleh retina, yaitu jaringan di mata bagian dalam yang terdiri dari sel batang dan kerucut. Sel kerucut membantu Anda untuk melihat warna. Sedangkan, sel batang akan membantu melihat dalam keadaan gelap. Kerusakan sel batang yang disebabkan beberapa hal, misalnya penyakit tertentu, cedera, atau kondisi lainnya yang menyebabkan terjadinya rabun senja. 

 

Penyebab

Secara umum, terjadinya rabun senja didasari karena adanya kerusakan pada sel batang retina. Bagian ini merupakan sel saraf sensorik mata yang bekerja apabila terdapat pencahayaan kurang. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

  • Kekurangan vitamin A
  • Rabun jauh atau myopia.
  • Katarak, yaitu kekeruhan lensa mata
  • Retinitis pigmentosa, yaitu salah satu jenis penyakit keturunan yang menyebabkan kerusakan retina
  • Glaukoma, yaitu penyakit akibat kerusakan saraf optik mata
  • Keratokonus, yaitu penyakit yang menyebabkan penipisan lapisan kornea

 

Faktor Risiko

Seseorang yang mengalami penyakit yang dapat membuat kerusakan pada retina atau optik dapat meningkatkan risiko terjadinya rabun senja. Beberapa penyakit mata yang dapat menjadi faktor risiko rabun senja antara lain:

1. Glaukoma

Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan saraf mata. Peningkatan tekanan bola mata akibat penumpukan cairan mata (aqueous humor) dapat menimbulkan gangguan penglihatan, termasuk rabun senja.

2. Katarak

Kondisi ini terjadi ketika lensa mata menjadi keruh. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan protein pada lensa mata. Biasanya disebabkan oleh penuaan. Kekeruhan lensa inilah yang dapat mengganggu penglihatan.

3. Gangguan Tajam Penglihatan

Seseorang yang mengalami myopia (rabun jauh) atau hypermetropia (rabun dekat) dapat meningkatkan risiko terjadinya rabun senja.

4. Kekurangan Vitamin A

Vitamin A merupakan nutrisi penting untuk penglihatan. Vitamin A dapat membentuk protein yang menyerap cahaya dalam retina dan membantu memaksimalkan fungsi mata. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A dapat menyebabkan masalah yang cukup serius.

5. Penyakit Retinitis Pigmentosa

Kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik yang merusak retina. Oleh karena itu, seseorang dapat kesulitan melihat pada tempat redup.

6. Sindrom Usher

Penyakit ini merupakan kumpulan gejala pada mata yang diakibatkan oleh kelainan genetik. Gejalanya meliputi gangguan penglihatan dan pendengaran.

 

Gejala

Secara umum, nyctalopia sendiri merupakan sebuah gejala, yaitu gangguan penglihatan pada malam hari atau lingkungan gelap. Namun, beberapa keluhan ini dapat Anda rasakan dan mengindikasikan adanya gangguan penglihatan nyctalopia, seperti:

  • Kesulitan berjalan pada malam hari atau suasana gelap, meski dengan sedikit cahaya
  • Kesulitan berkendara di malam hari atau lingkungan gelap
  • Kesulitan mengenali wajah orang di sekitar pada suasana gelap
  • Membutuhkan adaptasi yang cukup lama saat berpindah dari ruangan yang terang ke gelap

 

Diagnosis

Pemeriksaan untuk diagnosis lebih bertujuan untuk mengetahui penyakit yang mendasari nyctalopia atau rabun senja. Dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan dan riwayat kesehatan. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan mata untuk memastikan penyebab. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, meliputi:

  • Pemeriksaan tajam penglihatan
  • Pemeriksaan lapang pandang
  • Tes refleks pupil mata terhadap cahaya
  • Pemeriksaan bagian dalam mata dengan oftalmoskop dan slit lamp
  • Pemeriksaan buta warna
  • Pemeriksaan elektroretinogram (ERG) untuk mengetahui struktur retina mata

Umumnya, pemeriksaan lainnya diperlukan hanya sesuai indikasi sesuai dengan kemungkinan penyakit yang mendasari. Misalnya, pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar gula dan vitamin A mungkin perlu dilakukan.

 

Tata Laksana

Penatalaksanaan rabun senja bergantung pada penyebab yang mendasarinya dan derajat keparahannya. Apabila kondisi ringan, pasien dapat menggunakan lensa kontak atau kacamata. Namun, pada kondisi yang lebih berat, pengobatan sesuai penyakit yang mendasari diperlukan. 

Beberapa pengobatan sesuai dengan penyebab rabun senja adalah sebagai berikut:

  1. Retinitis pigmentosa: Pada pasien dengan penyakit ini diperlukan rehabilitasi dan pemeriksaan genetik untuk tatalaksana lebih lanjut
  2. Katarak: Tatalaksana utama pada penyakit ini adalah dengan operasi
  3. Glaukoma: Dokter dapat meresepkan tetes mata khusus untuk menurunkan penumpukan cairan dan tekanan bola mata. Selain itu, dapat pula dilakukan operasi atau terapi laser bergantung pada derajat keparahan glaukoma dan respon terapi obat
  4. Myopia: Penggunaan kacamata, lensa kontak, atau operasi refraksi seperti LASIK dapat menjadi pilihan terapi
  5. Kekurangan vitamin A: Dokter dapat menyarankan suplemen vitamin A dan konsumsi makanan kaya akan vitamin A
  6. Diabetes: Apabila rabun senja terjadi akibat diabetes, maka pengobatan diabetes perlu dilakukan secara rutin. Pasien perlu mengontrol gula darah dengan modifikasi gaya hidup, kontrol rutin, serta obat-obatan rutin
  7. Keratokonus: Pada gejala ringan, pasien dapat menggunakan kacamata atau lensa kontak (hard lens). Pada kasus yang berat, dokter dapat menyarankan prosedur tertentu bahkan transplantasi kornea

 

Komplikasi

Rabun senja merupakan gejala dari sebuah penyakit yang mendasari. Oleh karena itu, komplikasinya dapat bergantung dari derajat keparahan penyakitnya. Namun, secara umum, rabun senja dapat menurunkan kualitas hidup karena tentunya rasa tidak nyaman apabila melihat dalam suasana gelap. Gangguan penglihatan tersebut juga dapat meningkatkan risiko jatuh. Pasien juga dapat kesulitan mengenali wajah dan objek pada cahaya redup. Hal ini tentunya dapat membuat pasien tidak dapat berkendara pada malam hari.

 

Pencegahan

Meski terdapat beberapa upaya yang dapat mencegah kondisi ini, tetapi rabun senja tidak dapat dicegah sepenuhnya. Hal ini terutama berkaitan dengan faktor risiko genetik. Namun, beberapa modifikasi gaya hidup dapat membantu Anda mencegah rabun senja, seperti:

  • Konsumsi makanan yang kaya vitamin A, misalnya wortel, ubi, labu, mangga, bayam, sawi hijau, susu, atau telur
  • Periksakan mata Anda ke dokter secara rutin
  • Gunakan kacamata hitam untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet (UV) dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak, degenerasi makula, dan glaukoma
  • Apabila Anda mengalami myopia, gunakan kacamata secara rutin
  • Olahraga rutin

 

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda merasa kesulitan melihat pada malam hari atau di tempat gelap, Anda perlu memeriksakan gejala secara langsung ke dokter. Gejala yang mengindikasikan perlu ke dokter, seperti:

  • Lebih sulit berkendara di malam hari
  • Sulit bergerak atau berpindah dari lingkungan yang gelap
  • Sulit mengenali wajah orang pada malam hari atau lingkungan yang gelap

 

Mau tahu lebih lanjut seputar penyakit-penyakit lainnya? Cek di sini, ya! 

 

 

Writer : Editor AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 13:14

Margalit, E., Thoreson WB. Night Blindness. Reference Module in Biomedical Research. Philadelphia:Elsevier;2014.

Seltman, W. What is night blindness? (2020). Available from: https://www.webmd.com/eye-health/night-blindness.

Cleveland Clinic. Night Blindness (Nyctalopia). Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/10118-night-blindness-nyctalopia.

Ferreira, L. What is nyctalopia? (2021). Available from: https://www.verywellhealth.com/nyctalopia-overview-5096910.

Mehra, D., Le, PH. Physiology, night vision (2020). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545246/.

Goel, RD. Night Vision (2018). Available from: https://www.aao.org/eye-health/anatomy/night-vision.

Riordan-Eva, P., Augsburger, JJ. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. 19th ed. New York: McGraw Hill;2018.